Jika Gempa Terjadi di Tempat Ini, Pantai Jakarta Bisa Diterjang Tsunami

Sabtu, 21 Agustus 2021 - 22:20 WIB
loading...
Jika Gempa Terjadi di Tempat Ini, Pantai Jakarta Bisa Diterjang Tsunami
BMKG menyebut apabila terjadi gempa bumi di Selat Sunda dengan kekuatan besar (Megathrust), maka bencana tsunami akan melanda Pantai Jakarta. Foto/SINDOnews/Ilustrasi.dok
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut apabila terjadi gempa bumi di Selat Sunda dengan kekuatan besar (Megathrust), maka bencana tsunami akan melanda Pantai Jakarta.

Hal itu diungkapkan Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat memaparkan hasil pemodelan tsunami Selat Sunda akibat gempa M8,7. Dia mengatakan, Pantai Jakarta menjadi salah satu area yang akan tersapu tsunami.

“Hasil pemodelan menunjukkan tsunami sampai Pantai Jakarta sekitar 3 jam setelah gempa, dengan tinggi 0,5 m di Kapuk Muara-Kamal Muara dan 0,6 m di Ancol-Tg Priok,” kata Daryono seperti dikutip dalam keterangannya di akun Twitter-nya, Sabtu (21/8/2021).

Daryono melanjutkan, tsunami di Selat Sunda dapat dipicu oleh erupsi gunung berapi dan gempa tektonik yang bersumber di zona megathrust. Tsunami akibat erupsi ini, kata dia, pernah terjadi pada saat peristiwa meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883 silam.

Kala itu, bencana alam tersebut mampu menjangkau Pantai Jakarta karena tinggi tsunami di sumbernya lebih dari 30 meter, sedangkan tsunami 2018 lebih kecil sehingga tidak sampai Jakarta.

"Tsunami 1883 membanjiri pantai, menghempaskan perahu-perahu di pantai, menimbulkan kekacauan di Tanjung Priok, menenggelamkan 2 kapal. Dampak tsunami juga merusak beberapa jembatan dekat muara sungai di Batavia. Tsunami 1883 menjadi dasar bahwa tsunami dahsyat di Selat Sunda dapat berdampak di Jakarta,” ujarnya.

Daryono menuturkan, terkait kajian potensi tsunami dampak gempa megathrust di selatan Jawa yang berdampak hingga pantai Jakarta dengan skenario terburuk dibuat untuk tujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat.

"Kajian potensi bahaya dengan menggunakan skenario terburuk penting untuk rujukan mitigasi, jadi kita ambil pahitnya agar kita lebih siap, meski kapan terjadinya tidak ada yang tahu, bahkan bisa jadi skenario terburuk tersebut belum tentu terjadi,” pungkasnya.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1073 seconds (0.1#10.140)