2.468 Jenazah di Tangerang Masih Tercantum Penerima Bansos Covid-19
loading...
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.Foto/MPI/Dok
A
A
A
TANGERANG - Pemkot Tangerang mencatat sebanyak 2.468 warga yang sudah meninggal dunia masih terdaftar sebagai penerima bansos Covid-19 . Pemkot Tangerang berharap segera ada perbaikan data dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, banyak data orang meninggal yang masih tercantum sebagai penerima bansos Covid-19. Jumlahnya pun tidak main-main yakni, sebanyak 2.468 jenazah.
"Sering kali data pemerintah pusat ini bermasalah. Maksudnya begini, kami mengusulkan penghapusan data, jumlahnya kurang lebih di bulan Januari-Februari 45.133 KPM," kata Arief saat webinar KPK dan Jaga.id, Kamis (19/8/2021).
Dilanjutkan Arief, tetapi pihak pemerintah pusat, dalam hal ini Kemensos mengajukan data tambahan penerima bansos Covid-19 sebanyak 48.409 orang. Data ini memiliki banyak sekali kesalahan di lapangan.
"Dari 48 ribu data itu, ternyata setelah kita screening ada 19 ribu yang ganda. Data yang ditemukan ada 16.663, dan yang meninggal ada 2.468 masih terdata sebagai KPM, dan itu, data itu masih muncul," ujarnya.
Arief pun menyambut keputusan Mensos Tri Rismaharini yang ingin memperbaiki data itu. Apalagi, dengan dukungan KPK. Sehingga, tidak ada lagi penerima bansos yang ganda dan semua masyarakat membutuhkan bisa menerima. "Saya sepakat, Bu Menteri sedang melakukan ratifikasi data. Apalagi didukung juga oleh KPK," pungkasnya.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, banyak data orang meninggal yang masih tercantum sebagai penerima bansos Covid-19. Jumlahnya pun tidak main-main yakni, sebanyak 2.468 jenazah.
"Sering kali data pemerintah pusat ini bermasalah. Maksudnya begini, kami mengusulkan penghapusan data, jumlahnya kurang lebih di bulan Januari-Februari 45.133 KPM," kata Arief saat webinar KPK dan Jaga.id, Kamis (19/8/2021).
Dilanjutkan Arief, tetapi pihak pemerintah pusat, dalam hal ini Kemensos mengajukan data tambahan penerima bansos Covid-19 sebanyak 48.409 orang. Data ini memiliki banyak sekali kesalahan di lapangan.
"Dari 48 ribu data itu, ternyata setelah kita screening ada 19 ribu yang ganda. Data yang ditemukan ada 16.663, dan yang meninggal ada 2.468 masih terdata sebagai KPM, dan itu, data itu masih muncul," ujarnya.
Arief pun menyambut keputusan Mensos Tri Rismaharini yang ingin memperbaiki data itu. Apalagi, dengan dukungan KPK. Sehingga, tidak ada lagi penerima bansos yang ganda dan semua masyarakat membutuhkan bisa menerima. "Saya sepakat, Bu Menteri sedang melakukan ratifikasi data. Apalagi didukung juga oleh KPK," pungkasnya.
(hab)
Explore More