Epidemiolog Minta Jakarta Perketat PPKM di Tempat Umum dan Pasar, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Epidemiolog kembali menyarankan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera melakukan pengetatan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Alasannya, kasus Covid 19 di Jakarta terus merangkak naik.
"PPKM perlu lebih ketat agar kasus ini (Covid-19) bisa teratasi," ujar Epidemiolog UKI Gilbert Simanjuntak saat dihubungi SINDOnews, Senin 21 Juni 2021.
Menurut dia, kondisi Jakarta saat ini hanya butuh pengetatan PPKM, tidak harus karantina wilayah atau lockdown. "Kita tidak perlu lockdown karena akan memperburuk ekonomi. Berkaca pada periode lalu, maka pengawasan ketat yang diperlukan," tandasnya.
Adapun yang perlu diawasi dengan ketat, yakni tempat-tempat yang berpotensi dapat menimbulkan kerumunan. "Pengawasan tempat umum dan pasar," tutupnya.
Diketahui, kasus aktif Covid-19 di Jakarta masih terus mengalami lonjakan. Pada Senin kemarin terdapat penambahkan kasus positif sebanyak 5.014 Orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menyebutkan, pada Senin kemarin telah dilakukan tes PCR terhadap 19.280 spesimen.
"Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 15.424 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 5.014 positif dan 10.410 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes antigen sebanyak 2.851 orang dites, dengan hasil 314 positif dan 2.537 negatif," kata Dwi di Jakarta Senin (21/6/2021).
Target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen). Artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 106.963 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 397.843 per sejuta penduduk. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.
"Jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 1.918 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 32.060 (orang yang masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 479.043 kasus," bebernya.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 439.007 dengan tingkat kesembuhan 91,6%, dan total 7.976 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7%. Sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7%.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 26,4%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,3%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Proses vaksinasi juga masih terus berlangsung. Adapun jumlah sasaran vaksinasi total Provinsi DKI Jakarta sebanyak 8.815.157 orang. Untuk Vaksinasi Program, total dosis 1 saat ini sebanyak 3.399.845 orang (38,6%), dengan jumlah yang divaksin dosis 1 hari ini sebanyak 15.141 orang. Sedangkan total dosis 2 kini mencapai 1.887.255 orang (21,4%), dengan jumlah yang divaksin dosis 2 hari ini sebanyak 498 orang.
Capaian vaksinasi untuk warga usia 18-59 tahun, untuk dosis 1 telah dilakukan kepada 2.804.191 orang (35,5%) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 1.351.982 orang (17,1%).
Sedangkan pada kelompok lansia, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan kepada 595.654 orang (65,3%) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 535.273 orang (58,7%). Untuk vaksinasi gotong royong, dosis 1 telah diberikan kepada 53.397 orang dan dosis 2 sebanyak 11.735 orang.
"PPKM perlu lebih ketat agar kasus ini (Covid-19) bisa teratasi," ujar Epidemiolog UKI Gilbert Simanjuntak saat dihubungi SINDOnews, Senin 21 Juni 2021.
Menurut dia, kondisi Jakarta saat ini hanya butuh pengetatan PPKM, tidak harus karantina wilayah atau lockdown. "Kita tidak perlu lockdown karena akan memperburuk ekonomi. Berkaca pada periode lalu, maka pengawasan ketat yang diperlukan," tandasnya.
Adapun yang perlu diawasi dengan ketat, yakni tempat-tempat yang berpotensi dapat menimbulkan kerumunan. "Pengawasan tempat umum dan pasar," tutupnya.
Diketahui, kasus aktif Covid-19 di Jakarta masih terus mengalami lonjakan. Pada Senin kemarin terdapat penambahkan kasus positif sebanyak 5.014 Orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, menyebutkan, pada Senin kemarin telah dilakukan tes PCR terhadap 19.280 spesimen.
"Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 15.424 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 5.014 positif dan 10.410 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes antigen sebanyak 2.851 orang dites, dengan hasil 314 positif dan 2.537 negatif," kata Dwi di Jakarta Senin (21/6/2021).
Target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen). Artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 106.963 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 397.843 per sejuta penduduk. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.
"Jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 1.918 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 32.060 (orang yang masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 479.043 kasus," bebernya.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 439.007 dengan tingkat kesembuhan 91,6%, dan total 7.976 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7%. Sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7%.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 26,4%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,3%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Proses vaksinasi juga masih terus berlangsung. Adapun jumlah sasaran vaksinasi total Provinsi DKI Jakarta sebanyak 8.815.157 orang. Untuk Vaksinasi Program, total dosis 1 saat ini sebanyak 3.399.845 orang (38,6%), dengan jumlah yang divaksin dosis 1 hari ini sebanyak 15.141 orang. Sedangkan total dosis 2 kini mencapai 1.887.255 orang (21,4%), dengan jumlah yang divaksin dosis 2 hari ini sebanyak 498 orang.
Capaian vaksinasi untuk warga usia 18-59 tahun, untuk dosis 1 telah dilakukan kepada 2.804.191 orang (35,5%) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 1.351.982 orang (17,1%).
Sedangkan pada kelompok lansia, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan kepada 595.654 orang (65,3%) dan vaksinasi dosis 2 mencakup 535.273 orang (58,7%). Untuk vaksinasi gotong royong, dosis 1 telah diberikan kepada 53.397 orang dan dosis 2 sebanyak 11.735 orang.
(thm)