Pohon di Bogor Bertumbangan, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem

Selasa, 03 November 2020 - 08:12 WIB
loading...
Pohon di Bogor Bertumbangan,...
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bogor Abdul Mutholib mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan, tepatnya hingga Kamis (5/11/2020). Foto/SINDOnews
A A A
BOGOR - Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bogor Abdul Mutholib mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan, tepatnya hingga Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Berangkat Kerja, ASN Tertimpa Pohon Tumbang di Tanah Sareal Bogor)

Peringatan itu dikeluarkan BMKG setelah Senin, 2 November 2020 sejumlah pohon bertumbangan di wilayah Kota Bogor hingga mengakibatkan 4 orang mengalami luka. "Prospek cuaca tiga hari ke depan, masih berpotensi terjadinya hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada sore hingga menjelang malam hari di wilayah Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Bandung barat," katanya dalam keterangan pers tertulis yang diterima Selasa (3/11/2020). (Baca juga: BMKG Imbau Daerah-Daerah Ini Lebih Waspada terhadap La Nina)

Maka dari itu, pihaknya mengimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan sebagainya. "Dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," katanya. (Baca juga: Siklon Tropis di Samudera Pasifik Barat dan LCS di Atas Normal, BMKG: Waspada)

Dia menyebut, berdasarkan data BPBD Kota Bogor pada Senin, 2 November 2020 dilaporkan terjadi angin kencang di Kota Bogor dan sekitarnya yang mengakibatkan dinding roboh, empat pohon tumbang di beberapa lokasi. "Meskipun curah hujan dengan intensitas ringan tercatat di daerah IPB Baranangsiang 2.6 mm namun kecepatan angin mencapai maksimum 20 knots km/jam teramati di Stasiun Klimatologi Bogor," ungkapnya. (Baca juga: Cuaca Jakarta Hari Ini, Waspadai Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang)

Dia menambahkan, berdasarkan data model analisa Anomali SST pada tanggal 1 November 2020 di sekitar Laut Jawa Jawa Barat masih hangat +2.0 °C s/d +3.0 °C, hal ini mengindikasikan potensi penguapan cukup signifikan untuk pembentukan awan - awan hujan di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat. "Berdasarkan pola sebaran angin 3.000 ft tanggal 2 November 2020 pukul 00.00 UTC pada umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat dari arah Timur hingga Selatan," katanya.

Terdapat pusat siklonik yakni Typhoon "Atsani” (1.002 hpa) dan "Goni"(1.000 hpa) yang terpantau di Laut Cina Selatan dengan kecepatan maksimal di pusat sistem 35 knots dan bergerak ke arah Barat membentuk shear dan konvergensi yang memanjang dari Sumatera Selatan hingga Kalimantan menyebabkan terbentuknya daerah belokan dan perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat. "Kondisi ini mendukung suplai uap air ke wilayah Jabar, terpantau adanya daerah dengan kecepatan angin signifikan di sekitar Laut Jawa sebelah Utara Jabar berpotensi menyebabkan kenaikan kecepatan di beberapa wilayah di Jawa Barat diantaranya daerah Bogor," jelasnya.

Terkait kejadian tersebut, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jabodetabek sebelum terjadinya cuaca ekstrem pada 2 November 2020 dari pukul 13.30 hingga 16.00 WIB. "Pada awal November 2020 di wilayah Jawa Barat masih mengalami periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan, dimana perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es," ucapnya.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1489 seconds (0.1#10.140)