Demi Keluarga, Driver Ojol Tetap Mengaspal di Tengah Wabah Corona
A
A
A
BEKASI - Sungguh pilu nasib pria bernama Farsa Hadi Prabowo (19), ini. Bagaimana tidak, pengemudi ojek online Grab ini harus berusaha mencari nafkah dalam kondisi wabah Corona sedang melonjak di Bekasi. Apalagi, Kota Bekasi saat ini masuk dalam zona merah copid-19 di Jawa Barat.
Ditemui SINDOnews, Farsa hanya bisa tertunduk lesu di halte Kantor Pemerintah Kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi."Iya mas, belum dapat orderan sejak beberapa hari lalu. Sepi orderan, padahal saya butuh uang buat keluarga," kata pemuda berkulit gelap mengkilat ini.
Pria yang sejak April 2018 lalu menjalani profesi sebagai ojek online ini dalam sepekan ini hanya mendapatkan satu orderan Grab Food. Alhasil, Farsa merasa kebingungan untuk kebutuhan sehari-hari. "Biasanya sehari saya mendapatkan uang Rp300.000 dengan jumlah orderan 22 setiap harinya," ujarnya.
Dengan kondisi ini, Farsa berharap bisa menutupi pembayaran rumah kontrakanya di Perumahan Taman Wisma Asri E 30 No 14, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi."Saya bingung mau bayar rumah kontrakan Rp800.000, hampir dua minggu tidak ada masukan sama sekali," keluhnya.
Apalagi, kata dia, sepeda motor Honda Genio Merah B 4183 KRD yang baru saja dia cicil untuk kebutuhan ojek online akan segera jatuh tempo pada 8 April mendatang. Untuk itu, Farsa harus mencari uang untuk menutupi kebutuhanya."Saya mau coba ke Cempaka Putih, Jakarta. Mudah-mudahan ada orderan di Jakarta," ungkapnya.
Meski dalam status pandemi Corona, dia sudah mempersiapkan alat pelindung diri buat dia sendiri dan customer yang mengordernya. Misalnya, sebelum customer duduk, dia akan menyemprot tangan penumpangnya dengan handsanitizer dan penumpang wajib menggunakan masker.
Pria yang akrab disapa Ambon ini menceritakan, sebelum wabah corona ini menghampiri Indonesia, dia sangat sibuk sejak pagi hari hingga malam hari mendapatkan orderan untuk membawa customer kebeberapa tempat di Bekasi, Cikarang hingga ke DKI Jakarta. Hingga, dia sangat kewalahan.
Bahkan, dalam sepekan dia tidak sempat untuk libur karena ramainya orderan. Hanya saja kini, dia hanya bisa menunggu sambil setiap menit terus menatap telepon gengamnya dengan harapan ada orderan masuk."Saya nunggu di halte Pemkot, semoga dapat orderan dari pegawai negeri," harapnya.
Sebenarnya, Farsa ingin mengisolasi diri di rumah mengikuti anjuran dari pemerintah agar mengisolasi mandiri di rumah. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran dan kebutuhan nafkah sehari-hari buat keluarganya, dia terpaksa untuk bekerja sebagai pengemudi ojek online dalam kondisi wabah corona merebak.
Dengen demikian, harapannya agar wabah corona ini segera teratasi dan kondisi masyarakat bisa kembali normal seperti biasanya. Karena dengan kondisi ini, semua pengemudi ojol sangat kesusahan."Setiap malam saya selalu berdoa semoga wabah ini bisa cepat hilang dari Indonesia, dan kondisi menjadi normal kembali," ucapnya.
Ditemui SINDOnews, Farsa hanya bisa tertunduk lesu di halte Kantor Pemerintah Kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi."Iya mas, belum dapat orderan sejak beberapa hari lalu. Sepi orderan, padahal saya butuh uang buat keluarga," kata pemuda berkulit gelap mengkilat ini.
Pria yang sejak April 2018 lalu menjalani profesi sebagai ojek online ini dalam sepekan ini hanya mendapatkan satu orderan Grab Food. Alhasil, Farsa merasa kebingungan untuk kebutuhan sehari-hari. "Biasanya sehari saya mendapatkan uang Rp300.000 dengan jumlah orderan 22 setiap harinya," ujarnya.
Dengan kondisi ini, Farsa berharap bisa menutupi pembayaran rumah kontrakanya di Perumahan Taman Wisma Asri E 30 No 14, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi."Saya bingung mau bayar rumah kontrakan Rp800.000, hampir dua minggu tidak ada masukan sama sekali," keluhnya.
Apalagi, kata dia, sepeda motor Honda Genio Merah B 4183 KRD yang baru saja dia cicil untuk kebutuhan ojek online akan segera jatuh tempo pada 8 April mendatang. Untuk itu, Farsa harus mencari uang untuk menutupi kebutuhanya."Saya mau coba ke Cempaka Putih, Jakarta. Mudah-mudahan ada orderan di Jakarta," ungkapnya.
Meski dalam status pandemi Corona, dia sudah mempersiapkan alat pelindung diri buat dia sendiri dan customer yang mengordernya. Misalnya, sebelum customer duduk, dia akan menyemprot tangan penumpangnya dengan handsanitizer dan penumpang wajib menggunakan masker.
Pria yang akrab disapa Ambon ini menceritakan, sebelum wabah corona ini menghampiri Indonesia, dia sangat sibuk sejak pagi hari hingga malam hari mendapatkan orderan untuk membawa customer kebeberapa tempat di Bekasi, Cikarang hingga ke DKI Jakarta. Hingga, dia sangat kewalahan.
Bahkan, dalam sepekan dia tidak sempat untuk libur karena ramainya orderan. Hanya saja kini, dia hanya bisa menunggu sambil setiap menit terus menatap telepon gengamnya dengan harapan ada orderan masuk."Saya nunggu di halte Pemkot, semoga dapat orderan dari pegawai negeri," harapnya.
Sebenarnya, Farsa ingin mengisolasi diri di rumah mengikuti anjuran dari pemerintah agar mengisolasi mandiri di rumah. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran dan kebutuhan nafkah sehari-hari buat keluarganya, dia terpaksa untuk bekerja sebagai pengemudi ojek online dalam kondisi wabah corona merebak.
Dengen demikian, harapannya agar wabah corona ini segera teratasi dan kondisi masyarakat bisa kembali normal seperti biasanya. Karena dengan kondisi ini, semua pengemudi ojol sangat kesusahan."Setiap malam saya selalu berdoa semoga wabah ini bisa cepat hilang dari Indonesia, dan kondisi menjadi normal kembali," ucapnya.
(whb)