Formula E Dilarang Melintasi Monas, DKI Cari Rute Baru

Jum'at, 07 Februari 2020 - 06:06 WIB
Formula E Dilarang Melintasi Monas, DKI Cari Rute Baru
Formula E Dilarang Melintasi Monas, DKI Cari Rute Baru
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berpikir keras untuk mengganti kawasan Monas sebagai titik utama gelaran Formula E yang rencananya bakal dilaksanakan 6 Juni nanti. Langkah ini terpaksa diambil karena Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka(Komrah) tidak memberikan persetujuan.

Kemana rute Formula E akan digeser? Hingga kemarin belum diputuskan. Untu kmengubah rute Pemprov DKI sudah mendatangkan pengelola formula E dan organisasi balap motor internasional untuk membicarakan persoalan tersebut. Bahkan kemarin sore mereka sudah tiba di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menandaskan, rute formula E bukan digambar dan ditentukan Pemprov DKI Jakarta. Selain itu, penentuannya juga mempertimbangkan banyak variabel seperti belokan dan tingkat kesulitannya.

Rencananya, tim penentu rute baru segera melihat beberapa tempat alternatif dengan didampingi tim dari Dinas Bina Marga, PT Jakarta Propertindo, dan Komite Eksekutif Formula E. Dia meyakinkan masih cukup waktu untuk membuat rute Formula. (Baca: Tak Dizinkan Gunakan Monas, Panitia Siapkan Rute Lain Balapan Formula E)

“Kita kan komunikasi terus dengan mereka. Tadi malam juga tim di sana rileks. Oh ya enggak apa-apa, biasa. (Rute -nya) belum (ditentukan). Dengan sekarang, masih banyak opsinya. Sebenarnya kan ada batasannya. Batasannya apa? Kilometernya. karena ini menggunakan baterai. Ya maksimal 3 kilometer kemudian ada banyak faktor penentuan lain,” ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta kemarin.

Wakil Direktur Komunikasi Komite Penyelenggara Formula E Jakarta Hilbram Dunar membenarkan penyelenggara Formula E Jakarta akan mencari rute lain sebagai lintasan lantaran kawasan Monas tak diizinkan untuk balapan. Namun,ke mana rute akan dialihkan, menurut dia PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pe nyelenggara Formula E masih merundingkannya. “Kan infonya malam. Sekarang sedang mematangkan beberapa opsi. Mudah-mudahan bisa ketemu,” ujar Hilbram.

Dia menandaskan, perubahan rute membutuhkan pembicaraan mendalam dengan perancang desain lintasan. Hal ini karena perubahan lintasan akan berpengaruh pada sarana dan infrastruktur balapan. “Harus dibicarakan dengan teman-teman infrastruktur pembuatan desain sirkuit seperti apa alternatifnya,” ung kap Hilbram. Penentuan rute juga harus mempertimbangkan panjang jalan yang bakal dilintasi.

Rencana awal sirkuit akan dibangun melintasi Monas dengan panjang 2,6 km. Kriteria dari Jakpro sendiri untuk panjang lintasan adalah 1,9 - 3,6 km. “Jadi antara sekitar itu. Yang kami rencanakan sekitar 2,5 - 2,6 kilometer. Iya rencana awal melewati Monas,” kata Hilbram.

Sebelumnya Anies Baswedan mengakui biaya yang di keluarkan memang besar, tetapi dia menjamin itu tidak sia-sia. Dia memperkirakan ajang ini mampu menghasilkan perputaran uang hingga 78 juta euro atau sekitar Rp1,2 triliun sekali penyelenggaraan. Asumsinya, Jakarta E-Prix nanti akan dihadiri 35.000 penonton dengan 26.000 penonton dari Jakarta, 7.000 domestik, dan 1.700 internasional. Formula E rencananya akan diadakan di Jakarta selama 5 tahun ber turut-turut.

Setidaknya ada tiga manfaat yang bisa didapatkan Jakarta dengan menjadi tuan rumah. Pertama, peningkatan sektor pariwisata. Dapat dipastikan ribuan turis mancanegara dan domestik akan datang ke Jakarta pada saat balapan digelar nanti. Ini akan menggerakkan sektor pariwisata di Ibu Kota. Manfaat langsung akan didapatkan oleh pelaku bisnis kuliner, perhotelan, dan pusat perbelanjaan.

Manfaat kedua, balapan Formula E akan mempromosikan Jakarta ke dunia luar. Paling tidak negara-negara di dunia akan melihat bahwa Jakartaj uga mampu menggelar event prestisius berskala internasional. Harapannya orang luar akan semakin mengenal Jakarta dan tertarik untuk berkunjung. Manfaat ketiga, lomba balap ini bisa menjadi ajang kampanye kendaraan ramah lingkungan. Balapan ini akan mempromosikan kele bihan mobil listrik sebagai solusi transportasi masa depan. “Kita tahu Indonesia termasuk salah satu negara yang tengah mengembangkan mobil listrik,” paparnya.

Mengembalikan Fungsi Monas

Sebelumnya Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama seusai rapat bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan bahwa Komrah tidak mengizinkan ajang Formula E menggunakan kawasan Monas. “Dengan banyak pertimbangan di sana ada cagar budaya, pengaspalan, dan lain-lain,” katanya di Jakarta kemarin.

Menurut dia, Komrah menginginkan agar Monas kembali pada fungsinya sesuai Keppres Nomor 25/1995 tentang Penataan Taman Merdeka. Dalam hal ini adalah sebagai pelayanan publik dan fungsi vegetasi.

Anies Baswedan mengatakan, pembahasan Formula E dengan Sekretariat Negara (Setneg) berlangsung lebih singkat ketimbang pembahasan revitalisasi kawasan Monas. Dalam pembahasan itu, anggota Komrah menyarankan tidak menggunakan kawasan Monas. Anies mengaku langsung mengiyakan sehingga tidak ada diskusi lebih panjang. (Baca juga: Pagelaran Formula E Diprediksi Tingkatkan Ekonomi di Atas Enam Persen)

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Zita Anjani tidak mempersoalkan keputusan pemindahan Formula E dari Monas. Karena itu, pihaknya menyarankan panitia mengikuti rekomendasi yang ada. “Karena kan kawasan Monas itu ring 1. Misalnya di Paris ada Menara Eiffel, kan enggak dipakai buat balapan juga. Tetap ada Formula E, tapi tempatnya enggak di Monas. Karena itu kan itus penting bersejarah,” ujarnya kemarin.

Sementara itu, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta mengusulkan agar Formula E dibatalkan. Pemindahan lokasi formula E dianggap percuma dan hanya menandakan tidak adanya rencana yang matang dari Pemprov DKI Jakarta terkait formula E.

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Ahmad Firdaus mengatakan, sejak awal atau saat perencanaan anggaran Fraksi PSI jelas menolak Formula E. Untuk itu, dia meminta Pemprov DKI mengevaluasi perjanjian kerjasama atau MOU agar jangan sampai ada kerugian negara atas pemberhentian kegiatan formula E itu. “Kami minta batal. Ketika ada wacana memindahkan lokasi atau rute, itu menandakan tidak ada rencana matang,” kata dia di Jakarta kemarin.

Firdaus meminta agar anggaran Rp1,2 triliun yang di siapkan untuk formula E itu digunakan untuk antisipasi banjir. Saat ini terdapat tiga program antisipasi banjir yang lebih layak menjadi prioritas Pemprov DKI, yaitu perbaikan tanggul, normalisasi sungai, dan perbaikan pompa.

Sementara itu, untuk menyiapkan gelaran Formula E Pemprov DKI telah memasukkan anggaran pelaksanaannya dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Perubahan (APBD-P) 2019 dan APBD 2020. Tercatat dari seluruh rangkaian itu, anggaran sebesar Rp1,6 triliun disiapkan dari empat pos selama kurun waktu 2019-2020 mendatang.

Anggaran tersebut dibtuhkan untuk pembuatan atau perbaikan sarana dan prasarana dalam hal ini oleh BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) seperti memperbaiki aspal yang mampu digunakan kendaraan jet yang berkecepatan 300 km/jam. Anggaran juga termasuk setoran wajib sebesar 20 juta poundsterling atau Rp345,9 miliar untuk menjadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E. Dana itu harus disetorkan kepada Federasi Automotif Internasional (FIA) Formula E atau disebut sebagai commitment fee.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6404 seconds (0.1#10.140)