Koridor Perdana Tram Way Bogor Sejauh 7,1 Km
A
A
A
BOGOR - Koridor pertama Tram Way di Kota Bogor sepanjang 7,1 kilometer, mulai dari Baranangsiang ke Otista kemudian Jalan Juanda, Kapten Muslihat (Alun-alun Bogor), Pengadilan, Jalan Jalak Hatupat (Sempur), Jalan Pajajaran kembali ke Baranangsiang.
"Berdasarkan dukungan kajian teman-teman dari Colas, Iroda, dan Egis (konsultan) itu 7,1 km untuk trase pertama. Usulan dari Pemkot Bogor waktu itu ada empat trase yang memungkinkan dibangun Tram Way," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Jumat (17/1/2020).
Pemkot akan fokus trase pertama dulu dan itu sedang dibahas terkait skema pembiayaannya. "Yang jelas tiga perusahaan konsultan ini menyebutkan trem sangat layak diimplementasikan di Kota Bogor. Berikutnya dipikirkan skema pembiayaan yang dimungkinkan kerja sama dengan pihak lain," ucapnya.
Managing Director-Asia Pasifik Colas Rail Jerome Bellemin menuturkan secara kontur tanah, kemiringan, dan luas lintasan Kota Bogor layak menggunakan moda transportasi trem. Dalam kajian itu, dia menyarankan trem yang digunakan lebih baik yang baru. "Kita baru saja menjelaskan perkembangan dan apa yang akan diselesaikan sehingga kita bisa menyampaikan feasibility study yang lengkap," ujar Jerome.
Ketimbang menerima hibah trem dari Belanda, Jerome menyarankan Pemkot Bogor lebih memilih trem yang baru. Sebab, trem baru dapat digunakan dalam jangka panjang. "Kita lebih merujuk pada yang baru. Kita juga membahas opsi, dampak positif dan negatif menggunakan moda transportasi itu," ucapnya.
"Berdasarkan dukungan kajian teman-teman dari Colas, Iroda, dan Egis (konsultan) itu 7,1 km untuk trase pertama. Usulan dari Pemkot Bogor waktu itu ada empat trase yang memungkinkan dibangun Tram Way," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Jumat (17/1/2020).
Pemkot akan fokus trase pertama dulu dan itu sedang dibahas terkait skema pembiayaannya. "Yang jelas tiga perusahaan konsultan ini menyebutkan trem sangat layak diimplementasikan di Kota Bogor. Berikutnya dipikirkan skema pembiayaan yang dimungkinkan kerja sama dengan pihak lain," ucapnya.
Managing Director-Asia Pasifik Colas Rail Jerome Bellemin menuturkan secara kontur tanah, kemiringan, dan luas lintasan Kota Bogor layak menggunakan moda transportasi trem. Dalam kajian itu, dia menyarankan trem yang digunakan lebih baik yang baru. "Kita baru saja menjelaskan perkembangan dan apa yang akan diselesaikan sehingga kita bisa menyampaikan feasibility study yang lengkap," ujar Jerome.
Ketimbang menerima hibah trem dari Belanda, Jerome menyarankan Pemkot Bogor lebih memilih trem yang baru. Sebab, trem baru dapat digunakan dalam jangka panjang. "Kita lebih merujuk pada yang baru. Kita juga membahas opsi, dampak positif dan negatif menggunakan moda transportasi itu," ucapnya.
(jon)