Pertemuan Pramono dengan Anies dan Ahok Dinilai Memiliki Daya Ledak Elektoral
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor Urut 3 Pramono Anung - Rano Karno (Pram-Doel) bertemu dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.Pertemuan di kediaman Anies, Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, pertemuan itu menjadi bukti bahwa mas Pram bisa menyatukan dua kekuatan besar di Jakarta yaitu relawan Ahok (Ahokers) dan relawan Anies (anak Abah). “Jika kita lihat situasinya, Pram-Doel mendatangi mas Anies. bisa dilihat ini konsistensi sikap Pram-Doel yang mengatakan akan sowan ke gubernur gubernur sebelumnya," kata Yunarto.
"Hal tersebut sesuai dengan poin debat dan orasi politik yang kita lihat tersebar di media dari Pram-Doel yang ingin meneruskan legacy dari gubernur gubernur sebelumnya baik itu Foke, Ahok dan sekarang Anies Baswedan," sambungnya.
Dia menilai hal tersebut sesuatu yang positif karena Jakarta tidak membutuhkan program-program yang bombastis tapi bisa melanjutkan legacy-legacy dari gubernur sebelumnya. Yunarto menekankan ada dua hal yang bisa dipetik dari pertemuan tersebut.
Pertama, Pram-Doel sebagai pasangan pemersatu dan kedua, bisa menjadi daya ledak elektoral. “Pertama, ini juga menebalkan pasangan Pram-Doel sebagai pemersatu antara 2 kekuatan besar yang sempat bertarung di tahun 2017, yaitu para relawan Ahok dan Anies yang kala itu pertarungan kerasnya tak terelakkan, namun bisa disatukan oleh pasangan Pram-Doel,” ungkapnya.
“Kedua, dalam Survei Charta Politika yang sudah dilakukan, 2 sosok tersebut memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap preferensi pemilih di Jakarta. Sehingga menurut saya hal ini akan memiliki daya ledak elektoral dan berpengaruh dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024 ini,” pungkasnya.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, pertemuan itu menjadi bukti bahwa mas Pram bisa menyatukan dua kekuatan besar di Jakarta yaitu relawan Ahok (Ahokers) dan relawan Anies (anak Abah). “Jika kita lihat situasinya, Pram-Doel mendatangi mas Anies. bisa dilihat ini konsistensi sikap Pram-Doel yang mengatakan akan sowan ke gubernur gubernur sebelumnya," kata Yunarto.
"Hal tersebut sesuai dengan poin debat dan orasi politik yang kita lihat tersebar di media dari Pram-Doel yang ingin meneruskan legacy dari gubernur gubernur sebelumnya baik itu Foke, Ahok dan sekarang Anies Baswedan," sambungnya.
Dia menilai hal tersebut sesuatu yang positif karena Jakarta tidak membutuhkan program-program yang bombastis tapi bisa melanjutkan legacy-legacy dari gubernur sebelumnya. Yunarto menekankan ada dua hal yang bisa dipetik dari pertemuan tersebut.
Pertama, Pram-Doel sebagai pasangan pemersatu dan kedua, bisa menjadi daya ledak elektoral. “Pertama, ini juga menebalkan pasangan Pram-Doel sebagai pemersatu antara 2 kekuatan besar yang sempat bertarung di tahun 2017, yaitu para relawan Ahok dan Anies yang kala itu pertarungan kerasnya tak terelakkan, namun bisa disatukan oleh pasangan Pram-Doel,” ungkapnya.
“Kedua, dalam Survei Charta Politika yang sudah dilakukan, 2 sosok tersebut memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap preferensi pemilih di Jakarta. Sehingga menurut saya hal ini akan memiliki daya ledak elektoral dan berpengaruh dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024 ini,” pungkasnya.
(cip)