Atang-Annida Buka Gerbang Restu Warga Bogor lewat Reformasi Birokrasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasangan Cawalkot Bogor nomor urut 2, Atang Trisnanto dan Annida Allivia berjanji akan melakukan reformasi birokrasi melalui enam langkah. Hal itu akan membuka restu warga Bogor untuk dirinya memimpin daerahnya.
Bagi tim pemenangan Cawalkot Bogor nomor urut 2 Atang Trisnanto dan Annida Allivia, yakni tim Jabar Putih Kota Bogor, semua yang tersaji bagi masyarakat dalam debat lima pasang Cawalkot Bogor pada Jumat, 8 November 2024 adalah tawaran yang spesial 5 tahun ke depan.
Ketua Jabar Putih Kota Bogor Adityawarman Adil mengatakan, apa disampaikan Atang dan Annida dalam debat pekan lalu sungguh dengan takaran yang matang dan betul-betul hasil serapan gagasan masyarakat serta pengalaman Atang selama lima tahun menjadi ketua DPRD Kota Bogor.
“Semua yang disampaikan insyaallah pas di hati masyarakat Bogor. Tidak ada yang muluk-muluk. Menunjukkan Kang Atang memang terbiasa ada di lingkungan legislatif, pemerintah dan masyarakat. Beliau ingin warga Bogor memberi restu dengan ikhlas,” katanya, Rabu 13/11/2024).
Menurut Adit sapaannya, sebagai mitra pemerintahan Bima Arya dan Dedie Rachim 2019-2024, koordinasi antara Atang dan Bima Arya sebagai pucuk pimpinan legislatif dan eksekutif menghasilkan Bogor Berlari, menuju nyaman untuk semua, seperti yang dicita-citakan Atang-Annida ke depan.
Berbaju kemeja putih dan celana putih, Atang melangkah untuk meyakinkan masyarakat bahwa senyum, keramahan, dan gagasan Bogor Nyaman untuk Semua adalah yang terbaik yang bisa ia berikan.
Polesan program pemerintahan sebelumnya yang ingin Bogor maju dari segi infrastruktur, kata Angga, diimbangi oleh DPRD yang menghasilkan inisiatif-inisiatif peraturan daerah dan program pro rakyat seperti tebus ijazah, ingin Atang-Annida lanjutkan dengan sentuhan kolaborasi anak-anak muda produktif.
Sementara Annida, Gen Z yang mendampingi Atang sebagai Cawalkot juga mampu menampilkan kesantunan dan keberanian mengutarakan gagasan. Annida tampil dengan mengenakan blezer pink, kerudung putih dan celana putih memberikan satu-satunya pesona anak muda dari kalangan Gen Z di arena debat.
“Kang Atang dan Teh Annida, kami percayai, kami yakini kolaborasi yang tepat. Gen Z banyak jadi swing voters atau calon pemilih yang dalam posisi bingung. Kekompakan Atang dan Annida dalam debat, patut jadi pijakan keluarga Bogor memilih. Mereka pasangan lengkap Insyaallah,” kata dia.
Dua momen debat yang disenggarakan independen UIKA dan media lokal di Bogor, beberapa bulan lalu, maupun debat perdana KPU Jumat malam, kata Angga, bukan hanya Atang-Annida, tetapi tim Jabar Putih Kota Bogor selalu menjaga kesantunan dan lebih stabil fokus pada dukungan psikologis untuk pasangan Cawalkot Atang Annida.
“Insyaallah vibrasi Kemenangan masyarakat Bogor ada di Atang-Annida. Baik di lapangan maupun di area debat, pendukung Atang-Annida fokus pada hal-hal positif, sehingga Insyaallah ketika jadi pasangan wali kota pun jadi payung teduh warga Bogor,” ungkap Adit.
Membuka keterangan publik di awal debat, Atang mengutarakan kekagumannya pada budaya Jawa Barat dan Bogor yang begitu mempesona. Atang berterima kasih kepada para Wali Kota Bogor sebelumnya Bima Arya Sugiarto, Diani Budiarto dan Iswara yang telah mengantarkan kota hujan tempatnya mengabdi dan tidak akan tertinggal dalam hati.
Ia meminta restu kepada warga Bogor untuk melanjutkan keberhasilan mereka dalam memimpin kota penting dekat jantung ibu kota Jakarta dan kerap jadi tempat tinggal Presiden Republik Indonesia, di antaranya Presiden Soekarno dan Presiden Jokowi.
“Izinkan kami Atang-Annida untuk melanjutkan kepemimpinan Kota Bogor ke depan, melanjutkan Pak Bima Arya, Pak Diani Budiarto dan Pak Iswara serta wali kota lain sebelumnya,” ujar Atang.
Dalam debat, Atang Trisnanto memaparkan enam langkah konkret yang akan dilakukannya untuk membangun budaya integritas, profesionalitas, dan inovasi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Atang mengakui bahwa upaya untuk melakukan reformasi birokrasi bukanlah pekerjaan yang mudah.
"Saya kira membuat reformasi birokrasi dan menata pemerintahan kita untuk lebih baik ini bukan pekerjaan yang mudah, tapi insyaallah bisa kita lakukan ketika kita punya niat yang kuat," ungkap Atang.
Ia mengatakan pentingnya rasa nyaman dan kebersamaan antara kepala daerah dengan seluruh jajarannya.
Atang memaparkan enam langkah strategisnya untuk menciptakan pemerintahan yang profesional dan berintegritas, pertama kata Atang, dirinya berkomitmen untuk menjadi pemimpin yang hadir dan berperan sebagai rekan bagi tim dan jajaran yang bekerja bersamanya selama lima tahun ke depan.
Kedua, lanjut Atang, penerapan Sistem Reward and Punishment mengacu pada aturan dan regulasi dari Kementerian PAN RB, untuk itu, Atang berencana menerapkan sistem itu untuk mendorong kinerja yang lebih baik.
"Ketiga, kita perlu perubahan paradigma kerja. Kita ingin membangun pola pikir pelayanan berbasis keikhlasan dan niat ibadah, sehingga para aparatur dapat bekerja dengan ketenangan dan ketulusan," katanya.
Keempat, lanjut Atang adalah peningkatan Kapasitas sumber daya manusia (SDM), pihaknya akan memberikan pelatihan dan pembekalan sesuai dengan standar yang berlaku menjadi salah satu upaya dirinya untuk memastikan peningkatan kompetensi aparatur.
"Kelima adalah penerapan keadilan tanpa diskriminasi. Kami bertekad untuk menghilangkan praktik "like and dislike" dan memastikan semua pegawai mendapatkan perlakuan yang adil dan merata," jelasnya.
Keenam, dirinya berkomitmen untuk menjadi pemimpin yang selalu hadir, mendengar, dan menyelesaikan masalah internal secara bijak tanpa membuka isu ke publik.
"Insyaallah, kalau pemimpin hadir dengan cara demikian pemimpin yang mendengar, yang adil, mudah-mudahan kita bisa menerapkan reformasi birokrasi di Kota Bogor yang kita cintai," pungkasnya.
Bagi tim pemenangan Cawalkot Bogor nomor urut 2 Atang Trisnanto dan Annida Allivia, yakni tim Jabar Putih Kota Bogor, semua yang tersaji bagi masyarakat dalam debat lima pasang Cawalkot Bogor pada Jumat, 8 November 2024 adalah tawaran yang spesial 5 tahun ke depan.
Ketua Jabar Putih Kota Bogor Adityawarman Adil mengatakan, apa disampaikan Atang dan Annida dalam debat pekan lalu sungguh dengan takaran yang matang dan betul-betul hasil serapan gagasan masyarakat serta pengalaman Atang selama lima tahun menjadi ketua DPRD Kota Bogor.
“Semua yang disampaikan insyaallah pas di hati masyarakat Bogor. Tidak ada yang muluk-muluk. Menunjukkan Kang Atang memang terbiasa ada di lingkungan legislatif, pemerintah dan masyarakat. Beliau ingin warga Bogor memberi restu dengan ikhlas,” katanya, Rabu 13/11/2024).
Menurut Adit sapaannya, sebagai mitra pemerintahan Bima Arya dan Dedie Rachim 2019-2024, koordinasi antara Atang dan Bima Arya sebagai pucuk pimpinan legislatif dan eksekutif menghasilkan Bogor Berlari, menuju nyaman untuk semua, seperti yang dicita-citakan Atang-Annida ke depan.
Berbaju kemeja putih dan celana putih, Atang melangkah untuk meyakinkan masyarakat bahwa senyum, keramahan, dan gagasan Bogor Nyaman untuk Semua adalah yang terbaik yang bisa ia berikan.
Polesan program pemerintahan sebelumnya yang ingin Bogor maju dari segi infrastruktur, kata Angga, diimbangi oleh DPRD yang menghasilkan inisiatif-inisiatif peraturan daerah dan program pro rakyat seperti tebus ijazah, ingin Atang-Annida lanjutkan dengan sentuhan kolaborasi anak-anak muda produktif.
Sementara Annida, Gen Z yang mendampingi Atang sebagai Cawalkot juga mampu menampilkan kesantunan dan keberanian mengutarakan gagasan. Annida tampil dengan mengenakan blezer pink, kerudung putih dan celana putih memberikan satu-satunya pesona anak muda dari kalangan Gen Z di arena debat.
“Kang Atang dan Teh Annida, kami percayai, kami yakini kolaborasi yang tepat. Gen Z banyak jadi swing voters atau calon pemilih yang dalam posisi bingung. Kekompakan Atang dan Annida dalam debat, patut jadi pijakan keluarga Bogor memilih. Mereka pasangan lengkap Insyaallah,” kata dia.
Dua momen debat yang disenggarakan independen UIKA dan media lokal di Bogor, beberapa bulan lalu, maupun debat perdana KPU Jumat malam, kata Angga, bukan hanya Atang-Annida, tetapi tim Jabar Putih Kota Bogor selalu menjaga kesantunan dan lebih stabil fokus pada dukungan psikologis untuk pasangan Cawalkot Atang Annida.
“Insyaallah vibrasi Kemenangan masyarakat Bogor ada di Atang-Annida. Baik di lapangan maupun di area debat, pendukung Atang-Annida fokus pada hal-hal positif, sehingga Insyaallah ketika jadi pasangan wali kota pun jadi payung teduh warga Bogor,” ungkap Adit.
Membuka keterangan publik di awal debat, Atang mengutarakan kekagumannya pada budaya Jawa Barat dan Bogor yang begitu mempesona. Atang berterima kasih kepada para Wali Kota Bogor sebelumnya Bima Arya Sugiarto, Diani Budiarto dan Iswara yang telah mengantarkan kota hujan tempatnya mengabdi dan tidak akan tertinggal dalam hati.
Ia meminta restu kepada warga Bogor untuk melanjutkan keberhasilan mereka dalam memimpin kota penting dekat jantung ibu kota Jakarta dan kerap jadi tempat tinggal Presiden Republik Indonesia, di antaranya Presiden Soekarno dan Presiden Jokowi.
“Izinkan kami Atang-Annida untuk melanjutkan kepemimpinan Kota Bogor ke depan, melanjutkan Pak Bima Arya, Pak Diani Budiarto dan Pak Iswara serta wali kota lain sebelumnya,” ujar Atang.
Dalam debat, Atang Trisnanto memaparkan enam langkah konkret yang akan dilakukannya untuk membangun budaya integritas, profesionalitas, dan inovasi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Atang mengakui bahwa upaya untuk melakukan reformasi birokrasi bukanlah pekerjaan yang mudah.
"Saya kira membuat reformasi birokrasi dan menata pemerintahan kita untuk lebih baik ini bukan pekerjaan yang mudah, tapi insyaallah bisa kita lakukan ketika kita punya niat yang kuat," ungkap Atang.
Ia mengatakan pentingnya rasa nyaman dan kebersamaan antara kepala daerah dengan seluruh jajarannya.
Atang memaparkan enam langkah strategisnya untuk menciptakan pemerintahan yang profesional dan berintegritas, pertama kata Atang, dirinya berkomitmen untuk menjadi pemimpin yang hadir dan berperan sebagai rekan bagi tim dan jajaran yang bekerja bersamanya selama lima tahun ke depan.
Kedua, lanjut Atang, penerapan Sistem Reward and Punishment mengacu pada aturan dan regulasi dari Kementerian PAN RB, untuk itu, Atang berencana menerapkan sistem itu untuk mendorong kinerja yang lebih baik.
"Ketiga, kita perlu perubahan paradigma kerja. Kita ingin membangun pola pikir pelayanan berbasis keikhlasan dan niat ibadah, sehingga para aparatur dapat bekerja dengan ketenangan dan ketulusan," katanya.
Keempat, lanjut Atang adalah peningkatan Kapasitas sumber daya manusia (SDM), pihaknya akan memberikan pelatihan dan pembekalan sesuai dengan standar yang berlaku menjadi salah satu upaya dirinya untuk memastikan peningkatan kompetensi aparatur.
"Kelima adalah penerapan keadilan tanpa diskriminasi. Kami bertekad untuk menghilangkan praktik "like and dislike" dan memastikan semua pegawai mendapatkan perlakuan yang adil dan merata," jelasnya.
Keenam, dirinya berkomitmen untuk menjadi pemimpin yang selalu hadir, mendengar, dan menyelesaikan masalah internal secara bijak tanpa membuka isu ke publik.
"Insyaallah, kalau pemimpin hadir dengan cara demikian pemimpin yang mendengar, yang adil, mudah-mudahan kita bisa menerapkan reformasi birokrasi di Kota Bogor yang kita cintai," pungkasnya.
(cip)