8 Politikus KIM Plus Mendadak Alihkan Dukungan ke Pram-Doel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menerima kedatangan tamu dari delapan politikus Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di kediamannya, Jalan H Ambas Nomor 18, Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024). Mereka pun menyampaikan dukungannya kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) di Pilkada Jakarta.
Mereka adalah Muhammad Ishaq dan Abdul Hakim dari PPP, Nafiudin dari Nasdem, Ahmad Faisal dari PSI, Riko dari PAN, Ahmad Syukri dan Okto Fudin dari PKB, serta Sulton Mu'minah dari Golkar. Mereka datang di kediaman Pram sekitar pukul 07.34 WIB dengan mengenakan baju dengan warna khas partai mereka masing-masing tanpa ada logo partainya.
Ahmad Syukri mengatakan, mereka merupakan mantan caleg di Pileg 2024 yang menitipkan amanahnya untuk memilih pasangan Pram-Doel. Maka itu, mereka pun mendatangi kediaman Pram untuk menyampaikan dukungannya tersebut.
"Sebagian besar itu menitipkan amanat suaranya untuk membantu memenangkan Pak Pram dan Mas Doel. Kemudian kan saya tanya, alasannya apa, sementara kita caleg dari partai lain. Kemudian dijawab, Jakarta ini butuh kepemimpinan, leadership, pembangunan infrastruktur, pembangunan fisik itu sudah berjalan baik, tinggal bagaimana pembangunan mental spiritual," ujarnya kepada wartawan, Kamis (31/10/2024).
"Nah, Pak Pram ini menurut mereka adalah pribadi pemimpin yang mampu memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, satu. Kedua, pembangunan di Jakarta ini butuh kondusivitas," tuturnya.
Dia mengungkapkan, para pemilihnya menilai pemimpin itu sebisa mungkin tak membuat kegaduhan, tak membuat kebisingan agar pembangunan di Jakarta berjalan sesuai rencana. "Saya pribadi bukan pengurus partai, saya caleg diminta oleh partai untuk membantu partai. Belum (tahu partai soal dukungannya), tapi setelah ini pasti tahu. Saya baru kenal hari ini dengan Pak Pram, ternyata orangnya humble dan ya bisalah dia menjadi sosok pemimpin yang punya nilai-nilai kepemimpinan," katanya.
Dia menambahkan, dukungan tersebut disampaikannya tanpa membawa-bawa nama partai, tapi sebagai pribadi dan mantan caleg. Ke depan, pihaknya bakal turun ke lapangan untuk turut membantu pemenangan pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
"Kalau nyebut partai itu kan kurang etis, pribadi dan mantan caleg. Saya minta beliau jadi pemimpin yang bisa memanusiakan manusia warga Jakarta," pungkasnya.
Mereka adalah Muhammad Ishaq dan Abdul Hakim dari PPP, Nafiudin dari Nasdem, Ahmad Faisal dari PSI, Riko dari PAN, Ahmad Syukri dan Okto Fudin dari PKB, serta Sulton Mu'minah dari Golkar. Mereka datang di kediaman Pram sekitar pukul 07.34 WIB dengan mengenakan baju dengan warna khas partai mereka masing-masing tanpa ada logo partainya.
Ahmad Syukri mengatakan, mereka merupakan mantan caleg di Pileg 2024 yang menitipkan amanahnya untuk memilih pasangan Pram-Doel. Maka itu, mereka pun mendatangi kediaman Pram untuk menyampaikan dukungannya tersebut.
"Sebagian besar itu menitipkan amanat suaranya untuk membantu memenangkan Pak Pram dan Mas Doel. Kemudian kan saya tanya, alasannya apa, sementara kita caleg dari partai lain. Kemudian dijawab, Jakarta ini butuh kepemimpinan, leadership, pembangunan infrastruktur, pembangunan fisik itu sudah berjalan baik, tinggal bagaimana pembangunan mental spiritual," ujarnya kepada wartawan, Kamis (31/10/2024).
"Nah, Pak Pram ini menurut mereka adalah pribadi pemimpin yang mampu memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, satu. Kedua, pembangunan di Jakarta ini butuh kondusivitas," tuturnya.
Dia mengungkapkan, para pemilihnya menilai pemimpin itu sebisa mungkin tak membuat kegaduhan, tak membuat kebisingan agar pembangunan di Jakarta berjalan sesuai rencana. "Saya pribadi bukan pengurus partai, saya caleg diminta oleh partai untuk membantu partai. Belum (tahu partai soal dukungannya), tapi setelah ini pasti tahu. Saya baru kenal hari ini dengan Pak Pram, ternyata orangnya humble dan ya bisalah dia menjadi sosok pemimpin yang punya nilai-nilai kepemimpinan," katanya.
Dia menambahkan, dukungan tersebut disampaikannya tanpa membawa-bawa nama partai, tapi sebagai pribadi dan mantan caleg. Ke depan, pihaknya bakal turun ke lapangan untuk turut membantu pemenangan pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
"Kalau nyebut partai itu kan kurang etis, pribadi dan mantan caleg. Saya minta beliau jadi pemimpin yang bisa memanusiakan manusia warga Jakarta," pungkasnya.
(rca)