Diduga Depresi Akibat Pelecehan Seksual, Remaja Putri Lompat dari JPO
Diduga Depresi Akibat Pelecehan Seksual, Remaja Putri Lompat dari JPO
A
A
A
DEPOK - Seorang remaja putri nekat melompat di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Depok, Jawa Barat. Perempuat yang diketahui berinisial AF (17) ini diduga depresi sehingga nekat melompat dari JPO.
AF mengaku, nekat melakukan hal itu lantaran sudah dijadikan korban pelecehan seksual oleh orang yang mengaku sebagai teman ibunya. Bahkan, dia juga mengaku dijejali obat yang diduga kuat narkoba.
Kejadian bermula ketika AF berkenalan dengan S yang merupakan sopir angkutan kota (angkot). Hingga akhirnya AF tinggal bersama S karena mengaku sebagai teman ibunya. AF tinggal bersama S di sebuah rumah di Citayam. Selama tinggal, AF kerap disetubuhi pelaku. Bahkan dia juga dijejali narkoba.
"Dia mulanya ngancam saya, kalau saya enggak mau nurutin kemauannya (S), ibu saya bakal diapa-apain. Saya enggak mau ibu saya kenapa-kenapa. Ya saya takut," kata AF di Depok, Kamis (11/7/2019).
Awalnya, AF mengaku tidak tahu kalau yang diberikan padanya adalah narkoba. Dia mengira itu adalah obat sakit kepala.
"Saya enggak tahu kalau itu narkoba, dia (S) bilangnya obat sakit kepala. Lama-lama saya sering dipaksa buat ngisap itu sabu. Saya juga sudah digilir tiga orang pria, ya semua saya kenal. Mereka semua berkawan," terangnya.
Sering mendapatkan perlakuan tak mengenakkan, AF pun nekat kabur. Dia pura-pura pergi ke warung dan melarikan diri. Sampai di dekat terminal, AF melompat dari JPO.
"Saya sudah enggak kuat, saya juga enggak tahu tadi bisa begitu," katanya.
Beruntung nyawa AF bisa diselamatkan karena tersangkut di salah satu tiang. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Depok yang melihat hal itu langsung melakukan pertolongan.
"Jadi dia ini sempat melompat tapi nyangkut di pagar. Nah anggota yang kebetulan lagi jaga di bawah JPO melihat dan langsung berlari naik ke tangga menyelamatkan wanita tersebut. Alhamdulillah dia bisa kita selamatkan sebelum jatuh," kata Kasi Transmastibum Satpol PP Kota Depok, Agus Muhammad.
AF kemudian dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos). "Kita belum tahu apa pemicunya. Tapi yang kita lihat dia ini sepertinya sedang depresi," kata Agus.
AF mengaku, nekat melakukan hal itu lantaran sudah dijadikan korban pelecehan seksual oleh orang yang mengaku sebagai teman ibunya. Bahkan, dia juga mengaku dijejali obat yang diduga kuat narkoba.
Kejadian bermula ketika AF berkenalan dengan S yang merupakan sopir angkutan kota (angkot). Hingga akhirnya AF tinggal bersama S karena mengaku sebagai teman ibunya. AF tinggal bersama S di sebuah rumah di Citayam. Selama tinggal, AF kerap disetubuhi pelaku. Bahkan dia juga dijejali narkoba.
"Dia mulanya ngancam saya, kalau saya enggak mau nurutin kemauannya (S), ibu saya bakal diapa-apain. Saya enggak mau ibu saya kenapa-kenapa. Ya saya takut," kata AF di Depok, Kamis (11/7/2019).
Awalnya, AF mengaku tidak tahu kalau yang diberikan padanya adalah narkoba. Dia mengira itu adalah obat sakit kepala.
"Saya enggak tahu kalau itu narkoba, dia (S) bilangnya obat sakit kepala. Lama-lama saya sering dipaksa buat ngisap itu sabu. Saya juga sudah digilir tiga orang pria, ya semua saya kenal. Mereka semua berkawan," terangnya.
Sering mendapatkan perlakuan tak mengenakkan, AF pun nekat kabur. Dia pura-pura pergi ke warung dan melarikan diri. Sampai di dekat terminal, AF melompat dari JPO.
"Saya sudah enggak kuat, saya juga enggak tahu tadi bisa begitu," katanya.
Beruntung nyawa AF bisa diselamatkan karena tersangkut di salah satu tiang. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Depok yang melihat hal itu langsung melakukan pertolongan.
"Jadi dia ini sempat melompat tapi nyangkut di pagar. Nah anggota yang kebetulan lagi jaga di bawah JPO melihat dan langsung berlari naik ke tangga menyelamatkan wanita tersebut. Alhamdulillah dia bisa kita selamatkan sebelum jatuh," kata Kasi Transmastibum Satpol PP Kota Depok, Agus Muhammad.
AF kemudian dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos). "Kita belum tahu apa pemicunya. Tapi yang kita lihat dia ini sepertinya sedang depresi," kata Agus.
(mhd)
Explore More