Fakta Baru, Bocah Tewas di Tol Cijago Berkebutuhan Khusus dan Sempat Ingin Beli Balon Tiup

Selasa, 02 Juli 2024 - 06:48 WIB
loading...
Fakta Baru, Bocah Tewas di Tol Cijago Berkebutuhan Khusus dan Sempat Ingin Beli Balon Tiup
Seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) berinisial IRA (8) sempat mengejar layang-layang sebelum tewas tertabrak minibus Toyota Innova di ruas Tol Cijago. Foto/SINDOnews/Refi Sandi
A A A
DEPOK - Seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) berinisial IRA (8) sempat mengejar layang-layang sebelum tewas tertabrak minibus Toyota Innova dengan nomor polisi B 2757 SOY di ruas Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) KM 45+250. Peristiwa ini tepatnya terjadi dekat jembatan Komplek Pelni, Sukmajaya, Depok, Minggu 30 Juni 2024 malam.

Seorang penjaga toko Roma Foto Copy dan mainan, Susi (18) membenarkan, bocah IRA sempat hendak membeli balon tiup di toko miliknya sekiranya saat waktu Maghrib sebelum terjadinya kecelakaan dan mengakibatkan korban tewas. Menurutnya, korban tak membawa uang saat hendak membeli dan ketika ditegur langsung pergi lari dari toko itu.

"Iya dia datang ke sini, aku tanya 'mau beli apa dek?', dia enggak jawab langsung pergi ke sana (nunjuk tumpukan plastik) dan mengambil balon. Terus kami enggak bolehin, terus lari dia abis itu enggak tahu lagi," kata Susi saat ditemui di toko tak jauh dari rumah duka di Jalan Raya Duta Pelni, Cimanggis, Depok, Senin (1/7/2024).



"Balon biasa, balon tiup, (sempat ngambil sekantong plastik). Iya tapi, kami enggak bolehin dia langsung kabur gitu aja. Kira kira magrib, pas azan. Enggak ada (uang)," imbuhnya.

Susi menyebut, orang tua korban sempat mencari anaknya ke toko itu setelah dikabarkan hilang. Menurutnya korban sempat beberapa kali ke toko itu dan hendak membeli balon.

"Iya (orang tuanya) datang nanya, aku bilang udah pergi tadi. Sudah pernah, biasanya balon juga," ucapnya.

Susi mengetahui korban tewas menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Tol Cijago setelah orangtua atau kerabatnya datang untuk membeli kertas mika buat bendera kuning.

"Tahu pas beli kertas mika buat bendera kuning, di sini belinya," ujarnya.

Lebih lanjut, Susi mengatakan, korban IRA memang memiliki keterbatasan dalam pendengaran dan berbicara kurang jelas sehingga saat ditegur mungkin salah menangkap.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0872 seconds (0.1#10.140)
pixels