Cerita Hijrah Harry Mukti, Mulai Room Boy, Rocker hingga Ustaz
A
A
A
NAMA Harry Moekti atau Harry Mukti sudah tidak asing lagi dalam dunia musik rock Indonesia. Pengalaman musisi yang banting stir jadi dai ini pun kerap menginspirasi masyarakat.
Saat berbincang dengan Koran SINDO, Harry Mukti yang ditemani sang kakak Ety Wijayanti (67), tanpa ragu membongkar masa silam dan kelam saat masih menjadi musisi rocker tersebut.
"Barang kali saya akan bercerita juga tentang kehidupan pribadi saya. Makanya ada kakak saya yang hari ini menemani," kata Harri Mukti, ditemui dalam tablik akbar RCTI, di Curug, Tangerang, Senin 27 Mei 2018.
Diceritakannya, sebelum menjadi seperti sekarang ini, dirinya mengalami banyak pengalaman berharga. Berbagai profesi pun kerap dilakoninya menyambung hidup.
"Dulu, sebelum menjadi artis saya hidup dengan beliau (Ety Wijayanti). Setiap hari, saya cuci mobil 3, bersihin kamar mandi, dan antar anak-anaknya sekolah. Bahkan, saya pernah kerja di hotel," ungkapnya.
Di hotel itu, Harry bekerja sebagai room boy. Dia diterima bekerja oleh suami kakaknya yang menjadi manager di hotel itu. Hingga akhirnya, semua dilepasnya.
"Saya pernah menjadi room boy. Waktu itu zamannya Ebiet G AD. Akhirnya saya meninggalkan dunia itu. Motivasi saya mencari keberkahan, karena hidup menjadi rocker tidak berkah," sambung Harry.
Selama menjadi rocker, Harry mengaku hidupnya tidak pernah merasa tenang. Selalu ada bagian dalam dirinya yang hilang, dan membuatnya menjadi gelisah.
Ety Wijayanti (67), kakak kandung Harry mengatakan, sebagai rocker yang menjadi dai, sebenarnya Harry termasuk orang pendiam. Dia tidak suka banyak berbicara, tetapi tekun dalam setiap tindakannya.
"Kalau dulu, sebenarnya adik saya itu pendiam, tapi tekun beribadah. Jadi gak pernah ketunggalan salat. Meskipun waktu itu berpindah-pindah band," paparnya.
Kecenderungan Harry ke arah relijius, sudah tampak sejak dia masih bermain musik. Teman-temannya bermusik pun sangat menghargai pilihan Harry. Bahkan, mereka saling mengingatkan kebaikan.
"Teman-temannya selalu mengingatkan dia untuk salat. Harry itu mengaji belajar dari orangtua dan mendalami sendiri. Jadi saat menjadi rocker, dia sudah belajar ilmu agama dan mengaji sendiri," sambungnya.
Hingga akhirnya, pada 1993, Harry mulai mengurangi kegiatan musiknya. Pada 1995, dia menjalankan ibadah haji, hingga akhirnya total meninggalkan dunia rocker.
"Dia selalu cerita kepada saya, teh saya kurang apa sih? Jawabnya, agama. Dia merasa tenang. Saya berangkat haji 1993. Tahun 1995 dia naik haji. Setelah haji itu, dia baru total di agama," ungkapnya.
Saat ini, Harry tidak hanya menjadi dai kondang yang ceramahnya banyak didengar umat. Dia juga menjadi panutan oleh keluarga besarnya setiap pertemuan.
Saat berbincang dengan Koran SINDO, Harry Mukti yang ditemani sang kakak Ety Wijayanti (67), tanpa ragu membongkar masa silam dan kelam saat masih menjadi musisi rocker tersebut.
"Barang kali saya akan bercerita juga tentang kehidupan pribadi saya. Makanya ada kakak saya yang hari ini menemani," kata Harri Mukti, ditemui dalam tablik akbar RCTI, di Curug, Tangerang, Senin 27 Mei 2018.
Diceritakannya, sebelum menjadi seperti sekarang ini, dirinya mengalami banyak pengalaman berharga. Berbagai profesi pun kerap dilakoninya menyambung hidup.
"Dulu, sebelum menjadi artis saya hidup dengan beliau (Ety Wijayanti). Setiap hari, saya cuci mobil 3, bersihin kamar mandi, dan antar anak-anaknya sekolah. Bahkan, saya pernah kerja di hotel," ungkapnya.
Di hotel itu, Harry bekerja sebagai room boy. Dia diterima bekerja oleh suami kakaknya yang menjadi manager di hotel itu. Hingga akhirnya, semua dilepasnya.
"Saya pernah menjadi room boy. Waktu itu zamannya Ebiet G AD. Akhirnya saya meninggalkan dunia itu. Motivasi saya mencari keberkahan, karena hidup menjadi rocker tidak berkah," sambung Harry.
Selama menjadi rocker, Harry mengaku hidupnya tidak pernah merasa tenang. Selalu ada bagian dalam dirinya yang hilang, dan membuatnya menjadi gelisah.
Ety Wijayanti (67), kakak kandung Harry mengatakan, sebagai rocker yang menjadi dai, sebenarnya Harry termasuk orang pendiam. Dia tidak suka banyak berbicara, tetapi tekun dalam setiap tindakannya.
"Kalau dulu, sebenarnya adik saya itu pendiam, tapi tekun beribadah. Jadi gak pernah ketunggalan salat. Meskipun waktu itu berpindah-pindah band," paparnya.
Kecenderungan Harry ke arah relijius, sudah tampak sejak dia masih bermain musik. Teman-temannya bermusik pun sangat menghargai pilihan Harry. Bahkan, mereka saling mengingatkan kebaikan.
"Teman-temannya selalu mengingatkan dia untuk salat. Harry itu mengaji belajar dari orangtua dan mendalami sendiri. Jadi saat menjadi rocker, dia sudah belajar ilmu agama dan mengaji sendiri," sambungnya.
Hingga akhirnya, pada 1993, Harry mulai mengurangi kegiatan musiknya. Pada 1995, dia menjalankan ibadah haji, hingga akhirnya total meninggalkan dunia rocker.
"Dia selalu cerita kepada saya, teh saya kurang apa sih? Jawabnya, agama. Dia merasa tenang. Saya berangkat haji 1993. Tahun 1995 dia naik haji. Setelah haji itu, dia baru total di agama," ungkapnya.
Saat ini, Harry tidak hanya menjadi dai kondang yang ceramahnya banyak didengar umat. Dia juga menjadi panutan oleh keluarga besarnya setiap pertemuan.
(ysw)