Urban Farming Diyakini Mampu Selamatkan Jakarta dari Inflasi Pangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan urban farming yang digagas Pemprov DKI dipercaya akan menyelamatkan Jakarta dari inflasi pangan. Karena itulah urban farming harus digencarkan.
Hal itu diungkapkan Deputi Perwakilan Bank Indonesia Musni Hardi K.A. Dia menyambut baik gagasan ini untuk mengatasi krisis hingga inflasi pangan yang ada di Jakarta.
"Kita perlu tetap mewaspadai perkembangan inflasi volatile food yang kembali meningkat pada September 2023 menjadi sebesar 4,15% dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,62% (yoy)," kata Musni dalam sambutannya di acara Festival Urban Farming 2023 di Blok G Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2023).
Musni menuturkan, bila saat ini pangsa Jakarta sebesar 26,90% terhadap inflasi nasional. Sementara di bulan September 2023 tercatat mengalami inflasi yang relatif rendah sebesar 0,19% (mtm), meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,01% (mtm).
Selain itu, dengan karakteristik Jakarta yang bukan merupakan daerah produsen sehingga ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain sangat tinggi dan dapat berisiko mendorong tekanan inflasi lebih tinggi pada akhir tahun.
"Berdasarkan data historis sepanjang tahun 2022 – 2023, komoditas yang seringkali menjadi penyumbang inflasi masih didominasi oleh kelompok bahan makanan, salah satu di antaranya adalah aneka cabai," tuturnya.
Data demikian diperburuk dengan adanya faktor risiko El Nino turut berpotensi memunculkan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) virus kuning pada tanaman hortikultura di daerah sentra khususnya cabai. Hal ini menurunkan produksi hingga 75% sehingga dapat menyebabkan penurunan pasokan di tengah tingginya permintaan menjelang HBKN mendatang.
Bahkan berdasarkan data Dinas KPKP, neraca kebutuhan mingguan cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 810 ton/minggu dan 641 ton/minggu.
Sementara itu dari pantauan stok BUMD Pangan, diketahui bahwa stok pada minggu ke-IV Oktober 2023 tercatat sebesar 48,9 ton dan 48,7 ton, masih lebih rendah dibandingkan rata-rata stok pada bulan sebelumnya.
Dengan risiko demikian, sejumlah stake holder di Jakarta harus tertantang menjaga ketahanan pangan adalah sinergi dan koordinasi baik antara Pemerintah Pusat dan Daerah maupun berbagai pihak lainnya.
Karena itulah Bank Indonesia bersama Pemerintah juga telah mendorong akselerasi ketahanan pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang merupakan langkah komitmen bersama untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi.
Termasuk program pemberian bantuan Alsintan dan Saprotan pada budidaya komoditas pangan, serta bantuan implementasi digital farming yang telah diberikan KPwBI Provinsi DKI Jakarta dengan memberikan bantuan berupa bibit cabai unggul dengan target sebesar 100.000 bibit selama tahun 2023.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati mengungkapkan, bila kegiatan Festival Urban Farming yang akan dilaksanakan mulai hari ini sampai hari Rabu tanggal 1 November 2023 mempunyai makna spesial karena bersamaan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Melalui kegiatan ini, kita dapat menggali nilai-nilai Sumpah Pemuda yang dipelopori oleh para pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," ungkapnya.
Menurutnya, tantangan yang kita hadapi tak kalah berat dibandingkan masa perjuangan kemerdekaan baik dalam hal ekonomi, politik, sosial dan lain-lain termasuk pangan.
"Setelah hampir tiga tahun berjuang menghadapi Covid-19 yang dampaknya luar biasa pada sektor ekonomi, kini tantangan kita adalah bagaimana menumbuhkan perekonomian dan memastikan masyarakat terpenuhi kebutuhan pangannya dengan harga yang terjangkau," ujarnya.
"Saya berharap melalui ibu PKK pihaknya akan membantu meningkatkan urban farming. Dengan demikian masalah inflasi pangan dapat terkendali," ucapnya.
Hal itu diungkapkan Deputi Perwakilan Bank Indonesia Musni Hardi K.A. Dia menyambut baik gagasan ini untuk mengatasi krisis hingga inflasi pangan yang ada di Jakarta.
"Kita perlu tetap mewaspadai perkembangan inflasi volatile food yang kembali meningkat pada September 2023 menjadi sebesar 4,15% dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,62% (yoy)," kata Musni dalam sambutannya di acara Festival Urban Farming 2023 di Blok G Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2023).
Musni menuturkan, bila saat ini pangsa Jakarta sebesar 26,90% terhadap inflasi nasional. Sementara di bulan September 2023 tercatat mengalami inflasi yang relatif rendah sebesar 0,19% (mtm), meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,01% (mtm).
Selain itu, dengan karakteristik Jakarta yang bukan merupakan daerah produsen sehingga ketergantungan pasokan pangan dari daerah lain sangat tinggi dan dapat berisiko mendorong tekanan inflasi lebih tinggi pada akhir tahun.
"Berdasarkan data historis sepanjang tahun 2022 – 2023, komoditas yang seringkali menjadi penyumbang inflasi masih didominasi oleh kelompok bahan makanan, salah satu di antaranya adalah aneka cabai," tuturnya.
Data demikian diperburuk dengan adanya faktor risiko El Nino turut berpotensi memunculkan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) virus kuning pada tanaman hortikultura di daerah sentra khususnya cabai. Hal ini menurunkan produksi hingga 75% sehingga dapat menyebabkan penurunan pasokan di tengah tingginya permintaan menjelang HBKN mendatang.
Bahkan berdasarkan data Dinas KPKP, neraca kebutuhan mingguan cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 810 ton/minggu dan 641 ton/minggu.
Sementara itu dari pantauan stok BUMD Pangan, diketahui bahwa stok pada minggu ke-IV Oktober 2023 tercatat sebesar 48,9 ton dan 48,7 ton, masih lebih rendah dibandingkan rata-rata stok pada bulan sebelumnya.
Dengan risiko demikian, sejumlah stake holder di Jakarta harus tertantang menjaga ketahanan pangan adalah sinergi dan koordinasi baik antara Pemerintah Pusat dan Daerah maupun berbagai pihak lainnya.
Karena itulah Bank Indonesia bersama Pemerintah juga telah mendorong akselerasi ketahanan pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang merupakan langkah komitmen bersama untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi.
Termasuk program pemberian bantuan Alsintan dan Saprotan pada budidaya komoditas pangan, serta bantuan implementasi digital farming yang telah diberikan KPwBI Provinsi DKI Jakarta dengan memberikan bantuan berupa bibit cabai unggul dengan target sebesar 100.000 bibit selama tahun 2023.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati mengungkapkan, bila kegiatan Festival Urban Farming yang akan dilaksanakan mulai hari ini sampai hari Rabu tanggal 1 November 2023 mempunyai makna spesial karena bersamaan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Melalui kegiatan ini, kita dapat menggali nilai-nilai Sumpah Pemuda yang dipelopori oleh para pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," ungkapnya.
Menurutnya, tantangan yang kita hadapi tak kalah berat dibandingkan masa perjuangan kemerdekaan baik dalam hal ekonomi, politik, sosial dan lain-lain termasuk pangan.
"Setelah hampir tiga tahun berjuang menghadapi Covid-19 yang dampaknya luar biasa pada sektor ekonomi, kini tantangan kita adalah bagaimana menumbuhkan perekonomian dan memastikan masyarakat terpenuhi kebutuhan pangannya dengan harga yang terjangkau," ujarnya.
"Saya berharap melalui ibu PKK pihaknya akan membantu meningkatkan urban farming. Dengan demikian masalah inflasi pangan dapat terkendali," ucapnya.
(hab)