Rezeki Melimpah Produsen Dodol Betawi di Bulan Ramadan

Rabu, 05 April 2023 - 03:44 WIB
loading...
Rezeki Melimpah Produsen...
produksi dodol betawi di Kampung Ceger RT 02 RW 03, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Foto: MPI/Ade Suhardi
A A A
JAKARTA - Tak salah kalau Ramadan disebut bulan berkah. Memasuki pekan kedua bulan puasa ini, para pengrajin dodol betawi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai kebanjiran pesanan. Permintaan meningkat drastis dari sejumlah kota di Jabodetabek, Karawang, dan sekitarnya.

Lihat saja salah satu tempat produksi dodol betawi di Kampung Ceger RT 02 RW 03, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Di tempat ini, permintaan dodol betawi menembus angka mencapai 800 kilogram hingga 1 ton per hari. Hal itu guna memenuhi tingginya pesanan dari pelanggan jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

"Kalau peningkatan itu sampai 70 persen dari hari biasanya, dan ini sudah ditarget sampai menjelang lebaran itu kita harus produksi sebanyak 30 ton,"ucap Rinto (38) pria pemilik usaha Ncek Dodol di Cibitung, Selasa (4/4/2023).

Rinto mengatakan, pada hari biasa ada sekitar 5 orang yang dipekerjakan di lokasi dapur pengolahan dodol betawi miliknya, namun saat ini guna memenuhi target pesanan dodol dari pelanggan, Ia harus menambah pekerjanya hingga 30 orang dengan 11 lokal tungku pengaduk dodol.



Karena dalam prosesnya itu, Ia masih menggunakan cara tradisional dan harus terus diaduk hingga lebih dari 7 jam agar mendapatkan tekstur dan rasa yang khas.

Pesanan dodol betawi datang dari sejumlah kota di wilayah Jabodetabek dan Karawang. Menurut Rinto, kebanyakan pembeli ditempatnya merupakan para agen distributor yang menjual dodol betawi hasil produksi industri rumahan miliknya itu hingga ke luar pulau Jawa.

"Biasanya, sih yang pesen itu memang kan udah langganan dari Jakarta, Bogor, Karawang, Tangerang ya Jabodetabek sih," ujarnya.

Di tempatnya, diproduksi dodol betawi dengan berbagai varian rasa, seperti rasa original, wijen, ketan hitam, durian, dan keju. Sedangkan untuk harga bervariatif, mulai dari Rp35 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram sesuai dengan varian rasanya.

"Kalau yang original itu Rp35 ribu, yang ketan hitam itu Rp37 ribu, durian Rp50 ribu, keju Rp55 ribu, kalau yang wijen Rp42 ribu per kilo," ungkap Rinto.



Rinto mengatakan usaha dodol betawi yang dijalaninya itu sudah berjalan lebih dari 30 tahun, turun temurun dari mulai sang kakek bernama Haji Munir merintis usaha tersebut.

Saat ini, sudah keturunan ketiga dalam meneruskan usaha pembuatan dodol betawi, dan masih tetap mempertahankan cita rasa yang sama.

"Ada 30 tahun, ini dari engkong ke orang tua, nah baru saya, makanya banyak yang harus diperhatiin dalam pengolahannya biar bisa mempertahankan cita rasa dan tekstur dodolnya ciri khas sini," ungkapnya.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1751 seconds (0.1#10.140)