Malam Mencekam Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: Hujan Api, Dentuman, Bau Gas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Malam itu menjadi malam mencekam bagi warga sekitar Depo Pertamina Plumpang , Koja, Jakarta Utara. Depo Pertamina Plumpang terbakar hebat, Jumat (3/3/2023). Kengerian dirasakan warga mulai hujan api, dentuman keras, hingga bau gas atau bensin menyeruak.
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang di awal Maret 2023 ini terparah sepanjang sejarah sejak warga menetap dekat Depo Pertamina. Sebelumnya, kebakaran pernah terjadi pada tahun 2009, namun tidak separah kali ini.
Andi (29), warga korban kebakaran Pertamina Plumpang melihat malam itu bak hujan api yang meluluhlantakkan puluhan rumah warga sekitar depo. Andi merupakan pekerja jasa las besi yang berjarak 800 meter dari rumah ke Depo Pertamina.
Baca juga: 226 Warga Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Masih Mengungsi
Saat malam kejadian, dia mendengar dentuman keras di tempat kerjanya. Tak lama berselang Depo Pertamina Plumpang yang di belakang rumahnya mengalami kebocoran.
Andi bergegas pulang ke rumah. Baru saja sampai ujung jalan, dia melihat kobaran api membumbung tinggi.
"Ada bau seperti gas dan bensin. Berselang beberapa lama ada percikan api dan meledak menyambar ke rumah warga. Jadi, minyak sudah buyar ke mana-mana, itu sudah kayak hujan api makanya cepat menyambar rumah warga," tutur Andi di Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).
Warga lain bernama Sahlan (69) juga menceritakan persis yang dialami Andi. Sebelum api menyambar, yang terlihat hanyalah kepulan asap putih yang mengudara diiringi bau semacam gas atau bensin.
Sahlan tinggal persis di belakang tembok Depo Pertamina Plumpang. Dia tahu persis bagaimana bunyi seperti tabung gas mengeluarkan gas. Namun, bunyi itu diabaikan, namun malamnya aroma gas atau bensin kian santer dihirup Sahlan dan keluarganya.
Sampai akhirnya terjadilah kebakaran dahsyat itu. Sahlan dan keluarga berlari meninggalkan hunian. Dia tidak lagi memikirkan harta benda karena yang paling penting adalah nyawa dan keluarga.
Sementara, Hamzah (40), warga Tanah Merah, Plumpang, Koja, rumahnya selamat dari jilatan api. Namun, dentuman dan bau menyengat amat terasa.
Saat kebakaran, Hamzah beserta keluarganya langsung bergegas meninggalkan rumah. Dia menyuruh keluarganya pergi ke tempat yang lebih aman.
Dia kemudian membantu warga lain untuk mengevakuasi korban yang sudah terengah-engah berlari lemas menyelamatkan diri. “Saya sampai pakai masker berlapis tisu. Tapi, aroma menyengat tembus ke rongga hidung,” ucapnya.
"Saya ke luar rumah orang-orang banyak yang pingsan, muntah-muntah. Makanya banyak yang meninggal karena lemas tidak sempat menyelamatkan diri," sambungnya.
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang di awal Maret 2023 ini terparah sepanjang sejarah sejak warga menetap dekat Depo Pertamina. Sebelumnya, kebakaran pernah terjadi pada tahun 2009, namun tidak separah kali ini.
Andi (29), warga korban kebakaran Pertamina Plumpang melihat malam itu bak hujan api yang meluluhlantakkan puluhan rumah warga sekitar depo. Andi merupakan pekerja jasa las besi yang berjarak 800 meter dari rumah ke Depo Pertamina.
Baca juga: 226 Warga Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Masih Mengungsi
Saat malam kejadian, dia mendengar dentuman keras di tempat kerjanya. Tak lama berselang Depo Pertamina Plumpang yang di belakang rumahnya mengalami kebocoran.
Andi bergegas pulang ke rumah. Baru saja sampai ujung jalan, dia melihat kobaran api membumbung tinggi.
"Ada bau seperti gas dan bensin. Berselang beberapa lama ada percikan api dan meledak menyambar ke rumah warga. Jadi, minyak sudah buyar ke mana-mana, itu sudah kayak hujan api makanya cepat menyambar rumah warga," tutur Andi di Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).
Warga lain bernama Sahlan (69) juga menceritakan persis yang dialami Andi. Sebelum api menyambar, yang terlihat hanyalah kepulan asap putih yang mengudara diiringi bau semacam gas atau bensin.
Sahlan tinggal persis di belakang tembok Depo Pertamina Plumpang. Dia tahu persis bagaimana bunyi seperti tabung gas mengeluarkan gas. Namun, bunyi itu diabaikan, namun malamnya aroma gas atau bensin kian santer dihirup Sahlan dan keluarganya.
Sampai akhirnya terjadilah kebakaran dahsyat itu. Sahlan dan keluarga berlari meninggalkan hunian. Dia tidak lagi memikirkan harta benda karena yang paling penting adalah nyawa dan keluarga.
Sementara, Hamzah (40), warga Tanah Merah, Plumpang, Koja, rumahnya selamat dari jilatan api. Namun, dentuman dan bau menyengat amat terasa.
Saat kebakaran, Hamzah beserta keluarganya langsung bergegas meninggalkan rumah. Dia menyuruh keluarganya pergi ke tempat yang lebih aman.
Dia kemudian membantu warga lain untuk mengevakuasi korban yang sudah terengah-engah berlari lemas menyelamatkan diri. “Saya sampai pakai masker berlapis tisu. Tapi, aroma menyengat tembus ke rongga hidung,” ucapnya.
"Saya ke luar rumah orang-orang banyak yang pingsan, muntah-muntah. Makanya banyak yang meninggal karena lemas tidak sempat menyelamatkan diri," sambungnya.
(jon)