Korban Kebakaran Pertamina Plumpang Setuju Direlokasi Asalkan Diberi Pekerjaan Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang , Jakarta Utara setuju direlokasi asalkan diberi mata pencaharian baru. Pemerintah memang berencana merelokasi, pilihannya memindahkan Depo Pertamina atau warga sekitar ke lokasi yang aman.
Warga sekitar Depo Pertamina Plumpang, khususnya wilayah Tanah Merah berdekatan dengan objek vital negara itu. Akibat kebakaran Pertamina Plumpang, banyak korban tewas dan luka yang tinggalnya bersebelahan dengan Depo Pertamina.
Karena itu, mereka meminta jaminan pemerintah jika jadi direlokasi. Warga korban kebakaran Pertamina Plumpang, Sutrisno (43) mengaku tidak setuju apabila pemerintah sekadar merelokasi tanpa memberikan substitusi mata pencaharian warga yang hilang di Tanah Merah.
Baca juga: Soal Relokasi Depo Terminal BBM Plumpang, Dirut Pertamina: Kita Sekarang Fokus ke Penanganan Dulu
"Lihat di Pedongkelan (rusun), teman saya banyak di sana. Kita direlokasi di rumah susun nanti ekonominya bagaimana, kecuali pemerintah, kita dipindahkan ke sana diberikan lapangan pekerjaan yang menunjang ekonomi," ujar Sutrisno, Minggu (5/3/2023).
Dia berharap hal tersebut menjadi poin penting perhatian pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk merelokasi rumah warga terdampak kebakaran. Sehingga, warga yang pindah sudah mempunyai penghasilan baru.
"Kalau pindah kita hidup dari nol lagi. Bukannya apa-apa nanti nyari makanannya susah lagi, banyak pikiran akhirnya nanti sakit," katanya.
Warga lain bernama Andi (29) juga berharap kepada pemerintah setidaknya memberikan hunian baru kepada masyarakat. Sebab, saat ini rumah yang ditinggali habis terbakar. Keluarganya masih bermukim di tenda pengungsian.
"Harapan saya harus diberi tempat tinggal soalnya mau tinggal di mana, tidak masalah tidak di sini lagi yang penting ada tempat tinggal," ujarnya.
Kini, barang-barang Andi tidak ada yang tersisa. Pakaian hingga dokumen tidak berhasil diselamatkan. "Saat kejadian sudah tidak memikirkan yang lain, menyelamatkan diri dan keluarga. Alhamdulillah keluarga selamat," ucapnya.
Senada dengan Andi, Sahlan (69) juga terima-terima saja apabila direlokasi karena hingga saat ini dirinya juga belum mempunyai hunian tetap alias mengontrak di Tanah Merah.
"Saya setuju-setuju saja. Kalau di tempat lain setuju yang penting punya tempat tinggal," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan ada dua kemungkinan relokasi sebagai solusi atas terbakarnya permukiman warga di Kampung Tanah Merah Bawah yang diduga akibat kebocoran pipa Depo Pertamina Plumpang.
Dia sudah memerintahkan Menteri BUMN dan Pj Gubernur DKI Jakarta untuk segera memutuskan solusi tepat agar kejadian di Plumpang tidak terulang.
Menanggapi itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono segera memutar otak terkait lokasi penempatan Depo Pertamina Plumpang. Hal ini sebagai bentuk memprioritaskan keamanan masyarakat.
"Presiden berpesan bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Karena itu, evaluasi akan dilakukan untuk meninjau kembali zonasi dan langkah ke depan," ujar Heru.
Warga sekitar Depo Pertamina Plumpang, khususnya wilayah Tanah Merah berdekatan dengan objek vital negara itu. Akibat kebakaran Pertamina Plumpang, banyak korban tewas dan luka yang tinggalnya bersebelahan dengan Depo Pertamina.
Karena itu, mereka meminta jaminan pemerintah jika jadi direlokasi. Warga korban kebakaran Pertamina Plumpang, Sutrisno (43) mengaku tidak setuju apabila pemerintah sekadar merelokasi tanpa memberikan substitusi mata pencaharian warga yang hilang di Tanah Merah.
Baca juga: Soal Relokasi Depo Terminal BBM Plumpang, Dirut Pertamina: Kita Sekarang Fokus ke Penanganan Dulu
"Lihat di Pedongkelan (rusun), teman saya banyak di sana. Kita direlokasi di rumah susun nanti ekonominya bagaimana, kecuali pemerintah, kita dipindahkan ke sana diberikan lapangan pekerjaan yang menunjang ekonomi," ujar Sutrisno, Minggu (5/3/2023).
Dia berharap hal tersebut menjadi poin penting perhatian pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk merelokasi rumah warga terdampak kebakaran. Sehingga, warga yang pindah sudah mempunyai penghasilan baru.
"Kalau pindah kita hidup dari nol lagi. Bukannya apa-apa nanti nyari makanannya susah lagi, banyak pikiran akhirnya nanti sakit," katanya.
Warga lain bernama Andi (29) juga berharap kepada pemerintah setidaknya memberikan hunian baru kepada masyarakat. Sebab, saat ini rumah yang ditinggali habis terbakar. Keluarganya masih bermukim di tenda pengungsian.
"Harapan saya harus diberi tempat tinggal soalnya mau tinggal di mana, tidak masalah tidak di sini lagi yang penting ada tempat tinggal," ujarnya.
Kini, barang-barang Andi tidak ada yang tersisa. Pakaian hingga dokumen tidak berhasil diselamatkan. "Saat kejadian sudah tidak memikirkan yang lain, menyelamatkan diri dan keluarga. Alhamdulillah keluarga selamat," ucapnya.
Senada dengan Andi, Sahlan (69) juga terima-terima saja apabila direlokasi karena hingga saat ini dirinya juga belum mempunyai hunian tetap alias mengontrak di Tanah Merah.
"Saya setuju-setuju saja. Kalau di tempat lain setuju yang penting punya tempat tinggal," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan ada dua kemungkinan relokasi sebagai solusi atas terbakarnya permukiman warga di Kampung Tanah Merah Bawah yang diduga akibat kebocoran pipa Depo Pertamina Plumpang.
Dia sudah memerintahkan Menteri BUMN dan Pj Gubernur DKI Jakarta untuk segera memutuskan solusi tepat agar kejadian di Plumpang tidak terulang.
Menanggapi itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono segera memutar otak terkait lokasi penempatan Depo Pertamina Plumpang. Hal ini sebagai bentuk memprioritaskan keamanan masyarakat.
"Presiden berpesan bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Karena itu, evaluasi akan dilakukan untuk meninjau kembali zonasi dan langkah ke depan," ujar Heru.
(jon)