Cerita Bacaleg DPRD Kabupaten Bogor Dapil 1 Terjun ke Politik dan Jatuh Cinta pada Partai Perindo
loading...
A
A
A
BOGOR - Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPRD Kabupaten Bogor Dapil 1 Partai Perindo , Kusmiati Umar Syarif menceritakan awal mula terjun ke dunia politik. Dukungan dari masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya menjadi salah satu alasan.
Hal itu diungkapkan Kusmiati dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia melalui siaran YouTube Partai Perindo, Minggu (29/1/2023).
"Awalnya itu saya kan tinggal di perkampungan juga ya, walaupun saya punya rumah di perumahan modern. Ada beberapa orang bilang, ibu itu punya potensi, jadi wakil kita lah," kata Kusmiati dikutip MNC Portal.
Ketika itu, perempuan yang merupakan konsultan pendidikan ini mengaku belum siap untuk terjun ke dunia politik. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan mendengar masukan dari berbagai pihak akhirnya memutuskan maju menjadi calon wakil rakyat.
"Saya belum siap dihajar orang, dihantam orang. Ini tahun ketiga saya memutuskan iya deh saya ikut politik. Saya punya guru spiritual bicara gini kalau politik dikuasai orang tidak benar menurut kamu Ibu Mia? Kalau kamu biarkan ketidakbenaran gimana nasib bangsa kita? dari situ termotivasi," ungkapnya.
Hingga akhirnya Kusmiati jatuh hati dan memutuskan bergabung bersama Partai Perindo. Salah satu yang menjadi alasan Partai Perindo dipilihnya sebagai perahu yakni karena sosok Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo yang menjadi panutan atau contoh.
"Ketemu lah Perindo jatuh cinta sama Perindo, kenapa sama Perindo? Saya lihat pemimpinnya (Hary Tanoesoedibjo) beliau pelaku usaha. Saya juga guru plus pelaku usaha, makanya saya mencintai beliau bukan karena konglomerat atau bagaimana tapi ketika beliau bekerja dari nol menjadi pelaku usaha perlu dicontoh. Menurut saya penokohannya sangat amat gue banget deh," tuturnya.
Kusmiati melanjutkan, apabila terpilih menjadi wakil rakyat ada beberapa yang akan dilakukannya di bidang pendidikan. Seperti terkait kurikulum yang harus menyesuaikan perkembangan zaman dan mengubah mindset negatif terkait pendidikan.
"Contoh enggak usah sekolah juga rezeki gimana Tuhan, anak perempuan enggak usah sekolah tinggi ke dapur-dapur juga. Itu bagaimana menerapkan ke mereka kalau saya tinggal menerapkan bukti nyata. Jadi kita percuma menceramahi yang pola pikirnya seperti itu kita unjuk kerja seperti Perindo ini," ucapnya.
Hal itu diungkapkan Kusmiati dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia melalui siaran YouTube Partai Perindo, Minggu (29/1/2023).
"Awalnya itu saya kan tinggal di perkampungan juga ya, walaupun saya punya rumah di perumahan modern. Ada beberapa orang bilang, ibu itu punya potensi, jadi wakil kita lah," kata Kusmiati dikutip MNC Portal.
Ketika itu, perempuan yang merupakan konsultan pendidikan ini mengaku belum siap untuk terjun ke dunia politik. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan mendengar masukan dari berbagai pihak akhirnya memutuskan maju menjadi calon wakil rakyat.
"Saya belum siap dihajar orang, dihantam orang. Ini tahun ketiga saya memutuskan iya deh saya ikut politik. Saya punya guru spiritual bicara gini kalau politik dikuasai orang tidak benar menurut kamu Ibu Mia? Kalau kamu biarkan ketidakbenaran gimana nasib bangsa kita? dari situ termotivasi," ungkapnya.
Hingga akhirnya Kusmiati jatuh hati dan memutuskan bergabung bersama Partai Perindo. Salah satu yang menjadi alasan Partai Perindo dipilihnya sebagai perahu yakni karena sosok Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo yang menjadi panutan atau contoh.
"Ketemu lah Perindo jatuh cinta sama Perindo, kenapa sama Perindo? Saya lihat pemimpinnya (Hary Tanoesoedibjo) beliau pelaku usaha. Saya juga guru plus pelaku usaha, makanya saya mencintai beliau bukan karena konglomerat atau bagaimana tapi ketika beliau bekerja dari nol menjadi pelaku usaha perlu dicontoh. Menurut saya penokohannya sangat amat gue banget deh," tuturnya.
Kusmiati melanjutkan, apabila terpilih menjadi wakil rakyat ada beberapa yang akan dilakukannya di bidang pendidikan. Seperti terkait kurikulum yang harus menyesuaikan perkembangan zaman dan mengubah mindset negatif terkait pendidikan.
"Contoh enggak usah sekolah juga rezeki gimana Tuhan, anak perempuan enggak usah sekolah tinggi ke dapur-dapur juga. Itu bagaimana menerapkan ke mereka kalau saya tinggal menerapkan bukti nyata. Jadi kita percuma menceramahi yang pola pikirnya seperti itu kita unjuk kerja seperti Perindo ini," ucapnya.
(hab)