Sempat Jadi Kolam Renang Dadakan, Banjir di Tangerang Mulai Surut
Senin, 14 November 2022 - 17:16 WIB
TANGERANG - Banjir yang merendam sebagian wilayah Kota Tangerang sejak Minggu 13 November 2022 malam mulai berangsur surut . Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang telah memaksimalkan penggunaan pompa di beberapa titik yang banjir seperti di Jembatan Alamanda, Periuk.
"Tadi malam ada 10 titik banjir di tiga kecamatan, di Jatiuwung, Cibodas, dan Periuk.Tapi sekarang sudah berangsur surut, hanya tinggal beberapa salah satunya di Periuk," ujar Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah kepada wartawan, Senin (14/11/2022).
Arief mengungkapkan, tingginya intensitas hujan di sebagian wilayah Kota Tangerang dan juga wilayah Kabupaten Tangerang berdampak pada meningkatnya debit air yang masuk di Kali Sabi, Ledug, dan Cirarab yang menjadi penampungan air. Hal ini semakin diperparah dengan banyaknya jumlah sampah yang menghambat laju air di pintu air.
"Surutnya air juga terkendala karena pintu air di Bendung Sarakan hanya terbuka tiga dari tujuh pintu yang bisa dioperasikan. Satu pompa panelnya masih terendam, kalau sudah surut nanti bjsa diopersionalkan juga," jelas Arief.
Sementara itu, wilayah yang masih terendam banjir hingga siang ini yaitu Perumahan Taman Cibodas yang berdampingan dengan aliran Kali Sabi.
Salah seorang warga, Serly (19) menyebut, akibat tinggi banjir yang mencapai satu meter membuat perumahan tempat tinggalnya seperti wahana kolam renang dadakan. Tak hanya itu, aliran banjir yang cukup deras juga membuat warga cemas air tak akan surut dalam satu hari.
"Semalam itu sudah seperti kolam renang dadakan, air masuk rumah justru setelah hujan reda lumayan lama. Aliran air juga deras, warga langsung panik karena takut makin tinggi," ujarnya.
Meski saat ini air sudah berangsur surut, akses masuk ke perumahan tersebut masih tertutup terutama di Jalan Raya Taman Cibodas. Air juga tampak masih menggenang di kawasan Pasar Laris Taman Cibodas, sehingga membuat aktivitas warga di sekitarnya terganggu.
"Kalau sekarang sudah ada yang surut, tapi kalau untuk di Pasar Laris dan Tiptop, air masih lumayan tinggi," pungkasnya.
Lihat Juga: Jokowi Tinjau Program Pompanisasi di Lampung Guna Antisipasi Kekeringan dan Gelombang Panas
"Tadi malam ada 10 titik banjir di tiga kecamatan, di Jatiuwung, Cibodas, dan Periuk.Tapi sekarang sudah berangsur surut, hanya tinggal beberapa salah satunya di Periuk," ujar Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah kepada wartawan, Senin (14/11/2022).
Arief mengungkapkan, tingginya intensitas hujan di sebagian wilayah Kota Tangerang dan juga wilayah Kabupaten Tangerang berdampak pada meningkatnya debit air yang masuk di Kali Sabi, Ledug, dan Cirarab yang menjadi penampungan air. Hal ini semakin diperparah dengan banyaknya jumlah sampah yang menghambat laju air di pintu air.
"Surutnya air juga terkendala karena pintu air di Bendung Sarakan hanya terbuka tiga dari tujuh pintu yang bisa dioperasikan. Satu pompa panelnya masih terendam, kalau sudah surut nanti bjsa diopersionalkan juga," jelas Arief.
Sementara itu, wilayah yang masih terendam banjir hingga siang ini yaitu Perumahan Taman Cibodas yang berdampingan dengan aliran Kali Sabi.
Salah seorang warga, Serly (19) menyebut, akibat tinggi banjir yang mencapai satu meter membuat perumahan tempat tinggalnya seperti wahana kolam renang dadakan. Tak hanya itu, aliran banjir yang cukup deras juga membuat warga cemas air tak akan surut dalam satu hari.
"Semalam itu sudah seperti kolam renang dadakan, air masuk rumah justru setelah hujan reda lumayan lama. Aliran air juga deras, warga langsung panik karena takut makin tinggi," ujarnya.
Meski saat ini air sudah berangsur surut, akses masuk ke perumahan tersebut masih tertutup terutama di Jalan Raya Taman Cibodas. Air juga tampak masih menggenang di kawasan Pasar Laris Taman Cibodas, sehingga membuat aktivitas warga di sekitarnya terganggu.
"Kalau sekarang sudah ada yang surut, tapi kalau untuk di Pasar Laris dan Tiptop, air masih lumayan tinggi," pungkasnya.
Lihat Juga: Jokowi Tinjau Program Pompanisasi di Lampung Guna Antisipasi Kekeringan dan Gelombang Panas
(mhd)
tulis komentar anda