Pandemi Covid-19, Momentum untuk Membangun Brand Lokal
Minggu, 28 Juni 2020 - 15:45 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memungkinkan Indonesia menjadi tuan rumah sendiri di sektor ekonominya . Terbatasnya interaksi antarnegara berpotensi mengurangi produk impor beredar di dalam negeri.
Pakar marketing dan branding, Yuswohady mengatakan, masa pandemi merupakan momentum bagi Indonesia untuk membangun brand lokal. "Saya kira brand lokal, termasuk produk UMKM akan booming. Konsumen yang paham akan bahaya Covid-19, juga cenderung memilih produk lokal demi keamanan," kata Yuswohady dalam forum KAGAMA Inkubasi Bisnis XII, bertema Kebangkitan UMKM dan Entrepreneur Milenial di Era New Normal secara daring.
Acara yang digelar Pengurus Pusat (PP) KAGAMA tersebut dihadiri sekitar 500 orang peserta. Yuswohady melanjutkan UMKM merupakan sektor ekonomi yang paling cepat jatuh sekaligus paling cepat bangkit. Hal ini dikarenakan, UMKM memiliki sumber daya yang terbatas. Namun, di saat krisis UMKM memiliki kemampuan untuk cepat merespons.
Dalam upaya menangkap peluang, UMKM harus betul-betul memahami perilaku konsumen. Ada empat perilaku baru muncul yakni, stay at home lifestyle, mengutamakan kebutuhan dasar, go virtual, dan memperbanyak sikap empati.
"Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa, orang akan meninggalkan berbagai kebutuhan yang kurang esensial. Kebutuhan pokok menjadi prioritas, karena masyarakat juga sadar kondisi keuangannya sedang tidak pasti," ujarnya. (Baca: Pandemi Corona, Kadin Nilai RUU Cipta Kerja Bisa Bangkitkan UMKM)
Dia menuturkan, physical distancing membuat masyarakat membiasakan diri berkomunikasi jarak jauh, baik dalam bekerja dan belajar, sehingga pulsa internet kini menjadi kebutuhan utama. Prinsip hidup sehat dijunjung tinggi.
Yuswohady memprediksi jasa asuransi akan banyak dipakai. Selain itu, ada juga produk perbankan yaitu, deposito atau tabungan akan banyak dimanfaatkan, karena masyarakat lebih mengutamakan saving daripada spending. Di saat yang sama, kepedulian antarsesama semakin terpupuk sampai memunculkan lagi nilai-nilai gotong royong. Kegiatan donasi dan penyaluran bantuan akan lebih sering dari biasanya.
"Jadi, perubahan perilaku konsumen itu wajib dilihat. Ini merupakan langkah pertama dan harus lebih dulu dilakukan sebelum masuk langkah selanjutnya,"ujar alumnus Teknik Mesin UGM ini.
Perlu diketahui bagi para pelaku usaha bahwa, konsumen saat ini cenderung mengutamakan aspek keamanan di bidang kesehatan. Misalnya ketika akan membeli makanan, konsumen biasanya akan memperhatikan komposisi, asal bahan makanan, hingga proses pembuatan makanan tersebut, untuk memastikan makanan yang mereka beli bersih dan aman dari virus.
"Selain itu, gunakan kreativitas untuk membuat produk yang ekonomis. Produk sehat dikonsumsi, harga terjangkau, tetapi tetap bisa untung. Sebab, konsumen saat ini sedang saving," tuturnya.
Pendiri Inventure ini menegaskan yang tak kalah penting adalah melakukan transformasi digital. Mulai dari media sosial, e-commerce, harus dimanfaatkan. Akan lebih bagus pelaku UMKM membuat website sendiri untuk memasarkan."Jangan lupa gunakan pendekatan empati kepada konsumen. Niatkan berjualan untuk membantu, tujuan memperoleh keuntungan dilakukan belakangan," ucapnya.
Pakar marketing dan branding, Yuswohady mengatakan, masa pandemi merupakan momentum bagi Indonesia untuk membangun brand lokal. "Saya kira brand lokal, termasuk produk UMKM akan booming. Konsumen yang paham akan bahaya Covid-19, juga cenderung memilih produk lokal demi keamanan," kata Yuswohady dalam forum KAGAMA Inkubasi Bisnis XII, bertema Kebangkitan UMKM dan Entrepreneur Milenial di Era New Normal secara daring.
Acara yang digelar Pengurus Pusat (PP) KAGAMA tersebut dihadiri sekitar 500 orang peserta. Yuswohady melanjutkan UMKM merupakan sektor ekonomi yang paling cepat jatuh sekaligus paling cepat bangkit. Hal ini dikarenakan, UMKM memiliki sumber daya yang terbatas. Namun, di saat krisis UMKM memiliki kemampuan untuk cepat merespons.
Dalam upaya menangkap peluang, UMKM harus betul-betul memahami perilaku konsumen. Ada empat perilaku baru muncul yakni, stay at home lifestyle, mengutamakan kebutuhan dasar, go virtual, dan memperbanyak sikap empati.
"Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa, orang akan meninggalkan berbagai kebutuhan yang kurang esensial. Kebutuhan pokok menjadi prioritas, karena masyarakat juga sadar kondisi keuangannya sedang tidak pasti," ujarnya. (Baca: Pandemi Corona, Kadin Nilai RUU Cipta Kerja Bisa Bangkitkan UMKM)
Dia menuturkan, physical distancing membuat masyarakat membiasakan diri berkomunikasi jarak jauh, baik dalam bekerja dan belajar, sehingga pulsa internet kini menjadi kebutuhan utama. Prinsip hidup sehat dijunjung tinggi.
Yuswohady memprediksi jasa asuransi akan banyak dipakai. Selain itu, ada juga produk perbankan yaitu, deposito atau tabungan akan banyak dimanfaatkan, karena masyarakat lebih mengutamakan saving daripada spending. Di saat yang sama, kepedulian antarsesama semakin terpupuk sampai memunculkan lagi nilai-nilai gotong royong. Kegiatan donasi dan penyaluran bantuan akan lebih sering dari biasanya.
"Jadi, perubahan perilaku konsumen itu wajib dilihat. Ini merupakan langkah pertama dan harus lebih dulu dilakukan sebelum masuk langkah selanjutnya,"ujar alumnus Teknik Mesin UGM ini.
Perlu diketahui bagi para pelaku usaha bahwa, konsumen saat ini cenderung mengutamakan aspek keamanan di bidang kesehatan. Misalnya ketika akan membeli makanan, konsumen biasanya akan memperhatikan komposisi, asal bahan makanan, hingga proses pembuatan makanan tersebut, untuk memastikan makanan yang mereka beli bersih dan aman dari virus.
"Selain itu, gunakan kreativitas untuk membuat produk yang ekonomis. Produk sehat dikonsumsi, harga terjangkau, tetapi tetap bisa untung. Sebab, konsumen saat ini sedang saving," tuturnya.
Pendiri Inventure ini menegaskan yang tak kalah penting adalah melakukan transformasi digital. Mulai dari media sosial, e-commerce, harus dimanfaatkan. Akan lebih bagus pelaku UMKM membuat website sendiri untuk memasarkan."Jangan lupa gunakan pendekatan empati kepada konsumen. Niatkan berjualan untuk membantu, tujuan memperoleh keuntungan dilakukan belakangan," ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda