Sejarah Haji Entong Gendut, Pendekar Dari Condet Timur yang Hilang dan Timbul Kembali di Era Anies
Selasa, 05 Juli 2022 - 18:59 WIB
JAKARTA - Haji Entong Gendut, nama jalan di kawasan Jakarta Timur yang cukup terkenal. Namun tahukah kamu, bila nama jalan tersebut rupanya memiliki sejarah yang cukup membekas di masa lalu.
Ya, Haji Entong Gendut merupakan seorang pendekar jawara atau jagoan dari Condet Timur yang terkenal tangguh dan teguh dalam memegang prinsip. Dia bahkan sempat mendapat tawaran dari Belanda untuk menjadi raja muda di Condet. Namun dengan prinsip membela yang benar, tawaran itu pun ditolaknya.
Baca juga : Kisah Entong Gendut, Pendekar Betawi yang Melawan Penjajah dengan Kelewang
Dilansir dari berbagai sumber, Peristiwa itu berawal dari penjajahan Belanda terhadap warga Condet. Pada masa itu hampir seluruh tanah di wilayah Kampung Gedang di Condet tersebut dikuasai oleh tuan tanah. Pajak juga diterapkan oleh mandor pemilik tanah yang harus dibayar warga setempat.
Pajak sebesar 25% yang harus dibayar setiap minggu tentunya sangat memberatkan warga sekitar lantaran harga beras saat itu hanya berkisar 4 sen per kilogram. Apabila ada warga yang tak sanggup membayar pajak, maka harus melakukan kerja paksa. Kerja ini dilakukan dengan mencangkul sawah dan kebun milik Belanda selama sepekan.
Hukum ini jauh lebih berat bagi pemilik sawah atau kebun. Hukumannya berupa sawah dan kebun miliknya itu tidak boleh dipanen.
Menyaksikan penderitaan di depan matanya sendiri, Haji Entong Gendut sangat marah dan tak terima. Pada 5 April 1916 mulailah dikumpulkan seluruh rakyat Condet untuk berperang melawan penindasan ini.
Villa Nova adalah nama perang tersebut, villa ini ditempati oleh Lady Lollison dengan para pengawalnya. Sekitar 30 pemuda Condet bersama haji Entong Gendut mulai menyerbu tempat tersebut.
Sayangnya bala bantuan Belanda yang datang tidak dapat diredam oleh pasukan Condet ini. Haji Entong Gendut juga harus gugur dalam pertempuran tersebut. Pejuang satu ini harus gugur terkena timah panas Belanda ketika melakukan penyerbuan ke rumah tuan tanah di Kampung Gedong.
Baca juga : Haji Lulung Diusulkan Jadi Nama Jalan di Jakarta
Untuk mengenang pengorbanan dan jasanya namanya sempat menjadi nama sebuah jalan, namun seiring berjalannya waktu nama tersebut diubah menjadi Jl. Ayaman yang merupakan tuan tanah di lokasi tersebut.
Senin (20/6/2022) nama Entong Gendut kembali muncul dan diabadikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai nama jalan di kawasan Condet, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur tepatnya persimpangan Jalan Batu Ampar I hingga titik akhir persimpangan Jalan Raya Condet.
Ya, Haji Entong Gendut merupakan seorang pendekar jawara atau jagoan dari Condet Timur yang terkenal tangguh dan teguh dalam memegang prinsip. Dia bahkan sempat mendapat tawaran dari Belanda untuk menjadi raja muda di Condet. Namun dengan prinsip membela yang benar, tawaran itu pun ditolaknya.
Baca juga : Kisah Entong Gendut, Pendekar Betawi yang Melawan Penjajah dengan Kelewang
Dilansir dari berbagai sumber, Peristiwa itu berawal dari penjajahan Belanda terhadap warga Condet. Pada masa itu hampir seluruh tanah di wilayah Kampung Gedang di Condet tersebut dikuasai oleh tuan tanah. Pajak juga diterapkan oleh mandor pemilik tanah yang harus dibayar warga setempat.
Pajak sebesar 25% yang harus dibayar setiap minggu tentunya sangat memberatkan warga sekitar lantaran harga beras saat itu hanya berkisar 4 sen per kilogram. Apabila ada warga yang tak sanggup membayar pajak, maka harus melakukan kerja paksa. Kerja ini dilakukan dengan mencangkul sawah dan kebun milik Belanda selama sepekan.
Hukum ini jauh lebih berat bagi pemilik sawah atau kebun. Hukumannya berupa sawah dan kebun miliknya itu tidak boleh dipanen.
Menyaksikan penderitaan di depan matanya sendiri, Haji Entong Gendut sangat marah dan tak terima. Pada 5 April 1916 mulailah dikumpulkan seluruh rakyat Condet untuk berperang melawan penindasan ini.
Villa Nova adalah nama perang tersebut, villa ini ditempati oleh Lady Lollison dengan para pengawalnya. Sekitar 30 pemuda Condet bersama haji Entong Gendut mulai menyerbu tempat tersebut.
Sayangnya bala bantuan Belanda yang datang tidak dapat diredam oleh pasukan Condet ini. Haji Entong Gendut juga harus gugur dalam pertempuran tersebut. Pejuang satu ini harus gugur terkena timah panas Belanda ketika melakukan penyerbuan ke rumah tuan tanah di Kampung Gedong.
Baca juga : Haji Lulung Diusulkan Jadi Nama Jalan di Jakarta
Untuk mengenang pengorbanan dan jasanya namanya sempat menjadi nama sebuah jalan, namun seiring berjalannya waktu nama tersebut diubah menjadi Jl. Ayaman yang merupakan tuan tanah di lokasi tersebut.
Senin (20/6/2022) nama Entong Gendut kembali muncul dan diabadikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai nama jalan di kawasan Condet, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur tepatnya persimpangan Jalan Batu Ampar I hingga titik akhir persimpangan Jalan Raya Condet.
(bim)
Lihat Juga :
tulis komentar anda