KRP Jabodetabek Optimis Reog Jadi Warisan Budaya UNESCO
Kamis, 21 April 2022 - 16:00 WIB
JAKARTA - Komunitas Reog Ponorogo (KRP) Jabodetabek optimistis reog segera menjadi warisan budaya tak benda Indonesia dari UNESCO. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua KRP Jabodetabek Suparno Nojeng.
"Saya sangat optimistis reog Ponorogo segera diakui UNESCO," kata Suparno saat pagelaran reog Ponorogo di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Rabu (20/4/2022).
Suparno mengatakan, reog Ponorogo diupayakan menjadi salah satu warisan budaya bernilai tak benda UNESCO sejak tahun 2010. Bahkan, lanjut dia, saat awal pendirian KRP Jabodetabek pada 11 Agustus 2014 lalu, salah satu tujuannya adalah untuk mendukung pengakuan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya bernilai tak benda.
Di sisi lain, Suparno menekankan bahwa KRP Jabodetabek selaku rakyat Indonesia menyatakan sikap dan dukungan atas pengusulan reog Ponorogo memperoleh pengakuan UNESCO."Kami mendukung sepenuhnya pengusulan tersebut dalam upaya melestarikan seni budaya asli Indonesia yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur," kata Suparno.
Menurut Suparno, dukungan pengusulan tersebut juga sebagai bentuk rasa cinta Tanah Air, nasionalisme dalam menjalin persatuan dan kesatuan. "Kami mendukung pengusulan tersebut sekaligus sebagai upaya pembentukan karakter bangsa," kata Suparno.
Pembina KRP Jabodetabek Mohamad Taufik mendukung penuh upaya para pegiat reog Ponorogo dalam mendapat pengakuan UNESCO."Jangan sampai reog Ponorogo dicaplok negara tetangga," kata Taufik.
Taufik berharap seluruh masyarakat di Indonesia, tak hanya di Ponorogo mengenal tentang reog, maka event yang melibatkan reog juga harus lebih sering digelar. "Harusnya lembaga dan paguyuban nonpemerintah getol membuat event dengan menampilkan reog jadi biar masyarakat lain pun tahu soal reog," saran Taufik.
Dokumenpengajuan reog Ponorogo, tenun, tempe dan jamu sebagai intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda (WBTB) dunia sudah dipenuhi Indonesia. Selanjutnya, keputusan berada di tangan UNESCO PBB.
Diketahui, reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang di dalamnya terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelana sewandana, dan barongan.
Tarian tersebut diiringi dengan seperangkat instrumen pengiring reog khas ponoragan yang terdiri atas kendang, kempul (gong), kethuk-kenong, slompret, tipung, dan angklung.
"Saya sangat optimistis reog Ponorogo segera diakui UNESCO," kata Suparno saat pagelaran reog Ponorogo di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Rabu (20/4/2022).
Suparno mengatakan, reog Ponorogo diupayakan menjadi salah satu warisan budaya bernilai tak benda UNESCO sejak tahun 2010. Bahkan, lanjut dia, saat awal pendirian KRP Jabodetabek pada 11 Agustus 2014 lalu, salah satu tujuannya adalah untuk mendukung pengakuan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya bernilai tak benda.
Di sisi lain, Suparno menekankan bahwa KRP Jabodetabek selaku rakyat Indonesia menyatakan sikap dan dukungan atas pengusulan reog Ponorogo memperoleh pengakuan UNESCO."Kami mendukung sepenuhnya pengusulan tersebut dalam upaya melestarikan seni budaya asli Indonesia yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur," kata Suparno.
Menurut Suparno, dukungan pengusulan tersebut juga sebagai bentuk rasa cinta Tanah Air, nasionalisme dalam menjalin persatuan dan kesatuan. "Kami mendukung pengusulan tersebut sekaligus sebagai upaya pembentukan karakter bangsa," kata Suparno.
Pembina KRP Jabodetabek Mohamad Taufik mendukung penuh upaya para pegiat reog Ponorogo dalam mendapat pengakuan UNESCO."Jangan sampai reog Ponorogo dicaplok negara tetangga," kata Taufik.
Baca Juga
Taufik berharap seluruh masyarakat di Indonesia, tak hanya di Ponorogo mengenal tentang reog, maka event yang melibatkan reog juga harus lebih sering digelar. "Harusnya lembaga dan paguyuban nonpemerintah getol membuat event dengan menampilkan reog jadi biar masyarakat lain pun tahu soal reog," saran Taufik.
Dokumenpengajuan reog Ponorogo, tenun, tempe dan jamu sebagai intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda (WBTB) dunia sudah dipenuhi Indonesia. Selanjutnya, keputusan berada di tangan UNESCO PBB.
Diketahui, reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang di dalamnya terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelana sewandana, dan barongan.
Tarian tersebut diiringi dengan seperangkat instrumen pengiring reog khas ponoragan yang terdiri atas kendang, kempul (gong), kethuk-kenong, slompret, tipung, dan angklung.
(hab)
tulis komentar anda