1.653 Meter Kubik Lumpur Sudah Dikeruk dari Kali Mampang
Rabu, 09 Maret 2022 - 19:53 WIB
Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan (Jaksel) sudah mengeruk 1.653 meter kubik sedimen lumpur dari Kali Mampang. Foto: Antara
JAKARTA - Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan (Jaksel) sudah mengeruk 1.653 meter kubik sedimen lumpur dari Kali Mampang, Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan. Pengerukan sungai yang terbagi dalam tiga segmen itu diharapkan rampung pada awal Juni 2022.
Kasatpel SDA Kecamatan Mampang Supriyanto mengatakan, tahap pertama pengerukan pada awal Januari 2022. Alat berat diturunkan di Jembatan Pabrik Tahu dan mengeruk sampai dengan Jembatan Pondok Jaya 10.
Progres pengerukan di lokasi tersebut sudah 100 persen dengan estimasi sedimen yang dikeruk sebanyak 1.161 meter kubik, dan panjang 303 meter.
"Februari mulai lagi segmen Pondok Jaya X sampai dengan Jembatan Pondok Jaya Raya, segmen ini sudah 43 persen dengan panjang 190 meter. Untuk jumlah kubikasi sementara ini mencapai 492 meter kubik," ujarnya, Rabu (9/3/2022).
Proses pengerukan selanjutnya dilakukan di sekitar Pondok Jaya Raya sampai dengan Rumah Pompa Pondok Jaya. "Kesulitannya, di kanan kiri ada bangunan, untuk loading lumpur dilakukan secara estafet. Karena belum ada jalan inspeksi, jadi sistemnya keruk dan oper," katanya.
Baca Juga
Kasatpel SDA Kecamatan Mampang Supriyanto mengatakan, tahap pertama pengerukan pada awal Januari 2022. Alat berat diturunkan di Jembatan Pabrik Tahu dan mengeruk sampai dengan Jembatan Pondok Jaya 10.
Progres pengerukan di lokasi tersebut sudah 100 persen dengan estimasi sedimen yang dikeruk sebanyak 1.161 meter kubik, dan panjang 303 meter.
"Februari mulai lagi segmen Pondok Jaya X sampai dengan Jembatan Pondok Jaya Raya, segmen ini sudah 43 persen dengan panjang 190 meter. Untuk jumlah kubikasi sementara ini mencapai 492 meter kubik," ujarnya, Rabu (9/3/2022).
Proses pengerukan selanjutnya dilakukan di sekitar Pondok Jaya Raya sampai dengan Rumah Pompa Pondok Jaya. "Kesulitannya, di kanan kiri ada bangunan, untuk loading lumpur dilakukan secara estafet. Karena belum ada jalan inspeksi, jadi sistemnya keruk dan oper," katanya.
(thm)
tulis komentar anda