Bima Arya Minta DKI Prioritaskan Pekerja Asal Bogor WFH
Selasa, 22 Juni 2021 - 12:19 WIB
BOGOR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta untuk memprioritaskan warga Bogor yang bekerja di Ibu Kota untuk work from home (WFH) . Demikian disampaikan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto .
"Saya kira lebih baik sebetulnya warga Bogor yang bekerja di Jakarta diprioritaskan untuk WFH saja sementara ini. Karena kondisi di transportasi yang sangat tidak kondusif pada hari ini," kata Bima kepada wartawan di Bogor, Selasa (22/6/2021).
Bima menambahkan, penyumbang kasus covid-19 terbanyak di Kota Bogor dari rumah tangga dan luar kota. Dan apabila dibedah lebih jauh, klaster keluarga pun berawal dari luar kota terutama Jakarta.
"Saya kira dari data menunjukkan bahwa ada dua klaster terbesar penyumbang covid-19 di Kota Bogor.Satu klaster keluarga, satulagi klaster luar kotaTapi klaster keluarga kita bedah lagi kebanyakan dari luar kota juga terutama dari Jakarta," terangnya.
Karena itu, pengetatan protokol kesehatan pada transportasi massal terutama Commuter tidaklah cukup. Tetapi harus ada kebijakan lebih jauh khususnya terkait para pekerja yang ada di Jakarta.
"Atensi kami khusus kepada mobilitas Bogor-Jakarta ini terutama bekerja. Tidak cukup hanya pengetatan di gerbong saja, tapi harus ada kebijakan bagi warga Bogor yang bekerja di Jakarta," tutup Bima.
"Saya kira lebih baik sebetulnya warga Bogor yang bekerja di Jakarta diprioritaskan untuk WFH saja sementara ini. Karena kondisi di transportasi yang sangat tidak kondusif pada hari ini," kata Bima kepada wartawan di Bogor, Selasa (22/6/2021).
Bima menambahkan, penyumbang kasus covid-19 terbanyak di Kota Bogor dari rumah tangga dan luar kota. Dan apabila dibedah lebih jauh, klaster keluarga pun berawal dari luar kota terutama Jakarta.
"Saya kira dari data menunjukkan bahwa ada dua klaster terbesar penyumbang covid-19 di Kota Bogor.Satu klaster keluarga, satulagi klaster luar kotaTapi klaster keluarga kita bedah lagi kebanyakan dari luar kota juga terutama dari Jakarta," terangnya.
Karena itu, pengetatan protokol kesehatan pada transportasi massal terutama Commuter tidaklah cukup. Tetapi harus ada kebijakan lebih jauh khususnya terkait para pekerja yang ada di Jakarta.
"Atensi kami khusus kepada mobilitas Bogor-Jakarta ini terutama bekerja. Tidak cukup hanya pengetatan di gerbong saja, tapi harus ada kebijakan bagi warga Bogor yang bekerja di Jakarta," tutup Bima.
(mhd)
tulis komentar anda