Soal Sekolah Tatap Muka di Jakarta, Wagub DKI: Ada Banyak Pertimbangan
Selasa, 16 Maret 2021 - 14:20 WIB
JAKARTA - Kegiatan belajar dan mengajar tatap muka di tengah pandemi masih menuai polemik. Ada pihak yang ingin pemerintah segera mengizikan belaar tatap muka, di pihak lain masih bertahan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan, ada beberapa pertimbangan yang tengah dipikirkan untuk dibukanya kembali sekolah tatap muka.
"Kita lihat, pertama, penyebarannya tentu kan ada R-0 nya. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi bagaimana yang sudah disampaikan para epidemiologi, kan begitu. Kemudian juga ketaatan warga seperti apa, komitmen dan kemauan orang tua menjadi penting. Sekalipun kami membolehkan, tapi kalau orang tua tidak berkenan, kan tidak jadi. Jadi tidak bisa sepihak. Kami juga harus perhatikan kekhawatiran orang tua terhadap anak-anaknya. Sudah kita sampaikan," ujar Ariza di Balai Kota, Selasa (16/3/2021).
Kalau pun nanti pada saatnya dimungkinkan dibuka, kata Ariza, tentu itu ada tahapannya. Misalnya, perguruan tinggi dulu, kemudian SMA sederajat. "Jadi tahapan paling tua, paling senior lah, kan begitu. Nanti ada tahapan," tandasnya.
Selain tahapan, pihak sekolah harus menyiapkan sarana prasarana pendukungnya. "Jadi sekali lagi mari kita tunggu sambil kita terus berjuang melawan pandemi dengan disiplin. Tugas kami meningatkan 3T, nanti kita lihat kemungkinan itu. Kita masih melihat apakah unit usaha rekreasi masih bisa kita perluas seperti yg sekarang bisa ditambah, itupun masih kita pelajari dulu," tutup Ariza.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan, ada beberapa pertimbangan yang tengah dipikirkan untuk dibukanya kembali sekolah tatap muka.
"Kita lihat, pertama, penyebarannya tentu kan ada R-0 nya. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi bagaimana yang sudah disampaikan para epidemiologi, kan begitu. Kemudian juga ketaatan warga seperti apa, komitmen dan kemauan orang tua menjadi penting. Sekalipun kami membolehkan, tapi kalau orang tua tidak berkenan, kan tidak jadi. Jadi tidak bisa sepihak. Kami juga harus perhatikan kekhawatiran orang tua terhadap anak-anaknya. Sudah kita sampaikan," ujar Ariza di Balai Kota, Selasa (16/3/2021).
Kalau pun nanti pada saatnya dimungkinkan dibuka, kata Ariza, tentu itu ada tahapannya. Misalnya, perguruan tinggi dulu, kemudian SMA sederajat. "Jadi tahapan paling tua, paling senior lah, kan begitu. Nanti ada tahapan," tandasnya.
Selain tahapan, pihak sekolah harus menyiapkan sarana prasarana pendukungnya. "Jadi sekali lagi mari kita tunggu sambil kita terus berjuang melawan pandemi dengan disiplin. Tugas kami meningatkan 3T, nanti kita lihat kemungkinan itu. Kita masih melihat apakah unit usaha rekreasi masih bisa kita perluas seperti yg sekarang bisa ditambah, itupun masih kita pelajari dulu," tutup Ariza.
(thm)
tulis komentar anda