Keterisian RS COVID-19 Paling Rendah di Bodebek, Gubernur Jabar Apresiasi Kota Bogor

Jum'at, 05 Maret 2021 - 10:57 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi langkah Pemkot Bogor melalui tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang berhasil menurunkan kasus terkonfirmasi positif. Foto/SINDOnews
BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi langkah Pemkot Bogor melalui tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang berhasil menurunkan kasus terkonfirmasi positif. Turunnya kasus terkonfirmasi positif juga berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur atau ruang perawatan di rumah sakit di Jawa Barat, termasuk kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

“Yang tadinya di awal tahun mendekati 80%, tapi di minggu ini turun menjadi 59%. Sudah level lebih aman dari standar WHO di 60%,” ujar Ridwan Kamil dalam keterangan pers yang diterima Jumat (5/3/2021). (Baca juga; Pusdiklatwas BPKP Ciawi Jadi Pusat Isolasi Pasien COVID-19 OTG Kota Bogor )

Untuk itu, kata Ridwan Kamil, daerah Kota Bogor sebagai daerah di Jawa Barat yang dibanggakan dalam penurunan coronanya. "Yang saya banggakan dari Kota Bogor hari ini adalah tingkat keterisian rumah sakitnya paling rendah di Bodebek. Di angka 44%. Ini sudah keren ya. Dari 80 ke 58, dan turun terus ke 44%. Ini Bogor sendiri paling rendah, berarti yang sakitnya sedikit. Itu saya apresiasi untuk Pak Bima Arya dan jajaran,” terang Emil.



Dia juga memuji apa yang telah dilakukan oleh Pemkot Bogor dalam upaya penanganan COVID-19, salah satunya lewat program ganjil genap. “Saya melihat apa yang diupayakan Pak Bima Arya itu sangat baik. Karena situasi di daerah itu beda-beda. Terbukti kalau saya monitor dari hasil ganjil genap ini pergerakan kan turun. Di mana kalau pergerakan mobilitas turun, maka kasus COVID-19 turun,” katanya.

Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan bahwa hasil cukup baik yang dicapai dalam penanganan COVID-19 ini karena ada sinergi yang baik dari berbagai elemen, yakni TNI/Polri, dinas terkait dan masyarakat. (Baca juga; Ganjil Genap Bogor Ditiadakan karena Berimbas Negatif pada Ekonomi, Ini Kata Dedie A Rachim )

“Ini karena total football. Ini tidak akan terjadi ketika tidak serempak turun ke bawah. Dari hulu ke hilir. Jadi kapolres dan jajaran, Dandim dan jajaran, saya dengan jajaran betul-betul sampai ke bawah di PPKM Mikro. Sehingga semuanya bergerak. Ada RW Siaga, ada Posko Kelurahan, Polisi RW, koordinasi dengan dinas, ada suplai logistik, pembinaan, pengawasan, pencegahan semuanya ada disitu,” jelas Bima Arya.

Terkait program ganjil genap yang direlaksasi sementara dalam dua minggu ke depan, kata Bima, bagian dari strategi ‘gas’ dan ‘rem’ agar bisa menyeimbangkan antara dimensi kesehatan dan ekonomi. “Ekonomi sebetulnya di awal ganjil genap drop. Tapi minggu-minggu berikutnya sudah mulai recover. Kita lihat kemarin hotel membaik, pasar juga membaik,” tukasnya.

Secara keseluruhan, data hingga Kamis (4/3/2021) tercatat total kasus positif mencapai 12.329, selesai isolasi atau sembuh 10.923, masih sakit atau dirawat 1.206 dan meninggal 200 kasus.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More