Anies Baswedan Beberkan Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta

Selasa, 24 November 2020 - 19:04 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.Foto/SINDOnews/Dok
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan penanganan Covid-19 di Jakarta. Saat awal pandemi Pemprov DKI membuat laman resmi yang berisi informasi seputar perkembangan kondisi virus corona di Jakarta .

"Satu, kita harus responsif, inovatif, dan Jakarta kita membuka corona.jakarta.go.id, sudah dikunjungi 29,3 juta, ini dalam dua bahasa. Kita harus beritahu international community yang juga pintu gerbang bisnis Indonesia. Jadi, kalau teman-teman datang ke corona.jakarta.go.id, di situ akan menemukan informasi yang akurat, lengkap, dan bisa di-trace sampai awal masa pandemi tentang kondisi di Jakarta," kata Anies dalam webinar yang digelar oleh DPMPTSP DKI Jakarta bertajuk ‘Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Sosial Ekonomi, Selasa (24/11/2020).

Selain itu, Pemprov DKI juga membuat aplikasi Jakarta Kini (Jaki). Warga bisa melaporkan apabila ada pelanggaran protokol kesehatan. "Crisis center sudah kita buat sejak 23 Januari 2020, lalu saya anjurkan bila tinggal di Jakarta gunakan aplikasi Jaki, ini akan sangat berguna sekali. Kalau pakai ini, dari pelaporan pelanggaran sampai kita bisa melakukan self asessment tentang likelihood terpapar Covid," ujarnya.



Anies melanjutkan, pihaknya menggalakan 3T (Tracing, Testing, Treatment) dan saat ini sudah ada puluhan laboratorium guna meningkatkan kapasitas testing. Dalam hal tracing, Pemprov DKI merekrut ribuan pekerja baru untuk melacak paparan Covid-19. (Baca: Belajar Tatap Muka Januari 2021, Sekolah di Depok Terapkan Sistem Shift)

"Kemudian, yang kedua terkait dengan 3T yang sudah saya sampaikan juga. Kapasitas kita pada saat awal krisis, itu sekitar 120 hingga 150 sampel per hari. Sekarang kita sudah sampai 20 ribu spesimen per hari. Jadi, ini lonjakan yang dilakukan sama-sama, tidak dikerjakan oleh Pemprov sendiri. Ada lebih dari 40 lab pada saat awal, sekarang ada lebih dari 60 lab yang kita jaring untuk bekerja bersama meningkatkan kapasitas testing," urainya.

"Lalu tidak cukup testing harus ada kemampuan tracing. Jadi, kita rekrut 1500 orang untuk melakukan tracing. Saat ini rasio kita sudah bisa sampai sekitar 12 mungkin. Setia pada kasus, tracing hampir ke 12 orang. Dan ini tidak mudah dikerjakan. Untuk itu semua, mereka yang ditesting karena hasil tracing dilakukan secara gratis. Kalau ada warga ingin melakukan testing karena ingin tahu untuk dirinya sendiri, yah jangan pakai uang pajak, itu lewat privat sektor, lewat rumah sakit swasta, silakan testing berbayar. Tetapi yang diselenggarakan pemerintah tidak berbayar, semuanya gratis," sambungnya.

Jumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 terus ditambah. Bahkan saat ini 69 persen ruang ICU terpakai untuk memberikan pelayanan medis secara intensif.

"Kepada orang-orang yang ditengarai terpapar. Jadi semua dikerjakan secara cuma-cuma. Di Jakarta ada 190 rumah sakit, kita Alhamdullilah sudah menyiapkan 98 rumah sakit rujukan Covid. Ini bergerak, di awal kita hanya ada 8, lalu tambah menjadi 30-an, 40-an sampai akhirnya sekarang 98 rumah sakit. Per hari ini, ada 69 persen ICU yang terpakai, kamar isolasi di rumah sakit terpakai sekitar 75%, dan tempat isolasi mandiri terpakai 53%," ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More