Jika Aman Jalan Tol Dalam Kota Bisa Dijadikan Jalur Sepeda
Selasa, 08 September 2020 - 19:09 WIB
Keinginan Pemprov DKI Jakarta menjadikan satu ruas Jalan Tol Dalam Kota untuk jalur sepeda bisa saja direalisasikan. Terpenting faktor keselamatan dan keamanan harus diperhatikan.
Hal itu diungkapkan oleh pengamat transportasi, Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno. Menurut Djoko, bisa saja Jalan Tol Dalam Kota dijadikan jalur sepeda seperti apa yang diinginkan Pemprov DKI Jakarta. Namun, selain membuat kajian, pemerintah harus memiliki regulasinya terlebih dahulu.
"Faktor keselamatan dan keamanan harus diperhatikan. Tutup seluruh jalur jalan tol arah Cawang-Tanjung Priok. Perlu penyediaan toilet, tempat istirahat dan dilarang berhenti di tepi tol," kata Djoko saat dihubungi, Selasa (8/9/2020).
Djoko menjelaskan, meskipun hanya dilakukan pada akhir pekan dengan jam tertentu, Pemprov DKI Jakarta juga harus mempertimbangkan investasi dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Jangan sampai investasi terganggu karena volume kendaraan berkurang. Termasuk tidak mengganggu kelancaran logistik ke pelabuhan. (Baca: DKI Dapat Tambahan 1.175 Tenaga Medis, Anies Kenang Kisah Tjipto Mangunkusumo)
Selain itu, lanjut Djoko, angka kecelakaan pesepeda meningkat pesat dan memerlukan edukasi bersepeda yang selamat dan sehat di jalan."Jalan layang non tol melarang sepeda motor lewat karena khawatir terpaan angin samping (crosswind). Sementara tol akan digunakan oleh pesepeda, bisa jadi ada keirian. Nah ini harus diperhatikan juga," ucapnya.
Sebelumnya, rencana Pemprov DKI Jakarta menggunakan satu ruas Jalan Tol Dalam Kota untuk jalur sepeda di setiap Minggu tetap dilanjutkan meski banyak menuai kontroversi. Hasil kajian yang dilakukan untuk memuluskan rencana tersebut akan diumumkan Rabu 9 September mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, saat ini pihaknya tengah mematangkan kajian penggunaan jalan tol dalam kota untuk jalur sepeda menggunakan simulasi software transportasi. Sayangnya Syafrin tidak merinci bagaiman kajian menggunakan perangkat lunak tersebut digunakan.
"Mudah-mudahan hari Rabu besok hasil simulasi ini akan kami paparkan kepada stakeholder yang ada," kata Syafrin kepada wartawan, Senin (7/9/2020).
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
Hal itu diungkapkan oleh pengamat transportasi, Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno. Menurut Djoko, bisa saja Jalan Tol Dalam Kota dijadikan jalur sepeda seperti apa yang diinginkan Pemprov DKI Jakarta. Namun, selain membuat kajian, pemerintah harus memiliki regulasinya terlebih dahulu.
"Faktor keselamatan dan keamanan harus diperhatikan. Tutup seluruh jalur jalan tol arah Cawang-Tanjung Priok. Perlu penyediaan toilet, tempat istirahat dan dilarang berhenti di tepi tol," kata Djoko saat dihubungi, Selasa (8/9/2020).
Djoko menjelaskan, meskipun hanya dilakukan pada akhir pekan dengan jam tertentu, Pemprov DKI Jakarta juga harus mempertimbangkan investasi dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Jangan sampai investasi terganggu karena volume kendaraan berkurang. Termasuk tidak mengganggu kelancaran logistik ke pelabuhan. (Baca: DKI Dapat Tambahan 1.175 Tenaga Medis, Anies Kenang Kisah Tjipto Mangunkusumo)
Selain itu, lanjut Djoko, angka kecelakaan pesepeda meningkat pesat dan memerlukan edukasi bersepeda yang selamat dan sehat di jalan."Jalan layang non tol melarang sepeda motor lewat karena khawatir terpaan angin samping (crosswind). Sementara tol akan digunakan oleh pesepeda, bisa jadi ada keirian. Nah ini harus diperhatikan juga," ucapnya.
Sebelumnya, rencana Pemprov DKI Jakarta menggunakan satu ruas Jalan Tol Dalam Kota untuk jalur sepeda di setiap Minggu tetap dilanjutkan meski banyak menuai kontroversi. Hasil kajian yang dilakukan untuk memuluskan rencana tersebut akan diumumkan Rabu 9 September mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, saat ini pihaknya tengah mematangkan kajian penggunaan jalan tol dalam kota untuk jalur sepeda menggunakan simulasi software transportasi. Sayangnya Syafrin tidak merinci bagaiman kajian menggunakan perangkat lunak tersebut digunakan.
"Mudah-mudahan hari Rabu besok hasil simulasi ini akan kami paparkan kepada stakeholder yang ada," kata Syafrin kepada wartawan, Senin (7/9/2020).
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(hab)
tulis komentar anda