Pramono: Fasilitas Penanggulangan Kebakaran di Jakarta Perlu Ditingkatkan
Selasa, 19 November 2024 - 21:34 WIB
JAKARTA - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung menyebut perlu adanya peningkatan fasilitas penanggulangan kebakaran di Jakarta.
Hal itu disampaikan Pramono ketika belanja masalah dengan warga terdampak kebakaran di Posko Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (19/11/2024).
Adapun fasilitas yang dimaksud adalah ketersediaan hidran di titik-titik rawan kebakaran, ruas jalan yang terbatas sehingga tidak memungkinkan masuknya mobil pemadam kebakaran.
"Sehingga proses untuk penanganan kebakarannya selalu terlambat. Karena mobil tidak bisa masuk, pakai damkar juga tidak bisa, pakai hidran-hidrannya tidak jalan, tadi saya tanya. Begitu kejadian, banyak yang terdampak," kata Pramono.
Selain mengenai fasilitas, Sumber Daya Manusia (SDM) juru padam juga dinilai kurang banyak secara kuantitas dan kualitas. Sehingga harus menurunkan pasukan PPSU untuk membantu proses pendinginan pascakebakaran yang terjadi pada Minggu, 17 November 2024 lalu. "Selain kita kekurangan expert, kemampuan orang untuk melakukan itu, fasilitasnya juga sangat kurang," ujarnya.
Sebelumnya, bangunan rumah tinggal di Jalan Assofa I No.47 RT 1/1, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat terbakar. Kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik itu baru selesai dipadamkan pukul 01.40 WIB.
"Objek rumah tinggal. Dugaan penyebab korsleting listrik arus pendek," tulis laporan Command Center Disgulkarmat DKI dikutip, Senin, 18 November 2024.
Puluhan unit damkar dan ratusan personel dikerahkan dalam pemadaman di permukiman padat penduduk itu. "Pengerahan 25 unit dan 125 personil," jelasnya.
Dalam proses pemadaman tersebut, seorang petugas damkar mengalami luka ringan karena terkena paku saat proses pemadaman. "Satu petugas damkar luka ringan," ungkapnya.
Hal itu disampaikan Pramono ketika belanja masalah dengan warga terdampak kebakaran di Posko Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (19/11/2024).
Adapun fasilitas yang dimaksud adalah ketersediaan hidran di titik-titik rawan kebakaran, ruas jalan yang terbatas sehingga tidak memungkinkan masuknya mobil pemadam kebakaran.
"Sehingga proses untuk penanganan kebakarannya selalu terlambat. Karena mobil tidak bisa masuk, pakai damkar juga tidak bisa, pakai hidran-hidrannya tidak jalan, tadi saya tanya. Begitu kejadian, banyak yang terdampak," kata Pramono.
Selain mengenai fasilitas, Sumber Daya Manusia (SDM) juru padam juga dinilai kurang banyak secara kuantitas dan kualitas. Sehingga harus menurunkan pasukan PPSU untuk membantu proses pendinginan pascakebakaran yang terjadi pada Minggu, 17 November 2024 lalu. "Selain kita kekurangan expert, kemampuan orang untuk melakukan itu, fasilitasnya juga sangat kurang," ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, bangunan rumah tinggal di Jalan Assofa I No.47 RT 1/1, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat terbakar. Kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik itu baru selesai dipadamkan pukul 01.40 WIB.
"Objek rumah tinggal. Dugaan penyebab korsleting listrik arus pendek," tulis laporan Command Center Disgulkarmat DKI dikutip, Senin, 18 November 2024.
Puluhan unit damkar dan ratusan personel dikerahkan dalam pemadaman di permukiman padat penduduk itu. "Pengerahan 25 unit dan 125 personil," jelasnya.
Dalam proses pemadaman tersebut, seorang petugas damkar mengalami luka ringan karena terkena paku saat proses pemadaman. "Satu petugas damkar luka ringan," ungkapnya.
(cip)
tulis komentar anda