Suswono Apresiasi Kontribusi Etnis Batak dalam Membangun Keberagaman dan Harmoni Jakarta
Minggu, 10 November 2024 - 15:43 WIB
JAKARTA - Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono mengapresiasi kontribusi etnis Batak dalam memperkaya budaya dan membangun harmoni di Jakarta, saat menghadiri Pesta Gotilon. Suswono menyatakan bahwa etnis Batak telah menjadi bagian integral dari kehidupan perkotaan Jakarta, menghadirkan keragaman budaya yang dinamis di tengah hiruk-pikuk metropolitan.
Amang dan Inang di HKBP Cakung secara simbolis mengalungkan ulos sebagai tanda diterimanya Suswono dalam keluarga Batak. Kain ulos ini menjadi lambang ikatan kasih sayang yang diharapkan bisa menjadi sekuat rotan—dalam bahasa Batak disebut hotang—yang terkenal sebagai pengikat kuat.
Filosofi ini menjadi doa dan dukungan bagi Suswono dalam perjalanannya, mengukuhkan kepercayaan dan harapan masyarakat Batak akan kepemimpinannya. “Etnis Batak tidak hanya membawa kekayaan budaya, tetapi juga menghidupkan semangat perantauan yang kuat, menjadikan mereka elemen penting dalam membangun karakter kota ini,” ungkap Suswono.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bagaimana masyarakat Batak di Jakarta mendominasi berbagai profesi mulai dari pengacara, musisi, hingga pengusaha yang berperan signifikan dalam perkembangan Jakarta sebagai kota metropolitan. Suswono juga menyoroti keberadaan 81 Gereja HKBP di Jakarta, yang menurutnya merupakan simbol kokohnya identitas dan nilai budaya Batak yang tetap terjaga.
Keberadaan gereja-gereja ini mencerminkan bagaimana masyarakat Batak tidak hanya beradaptasi, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai leluhur di tengah dinamika kota besar. Dalam sambutannya, Suswono menekankan pentingnya kerukunan umat beragama sebagai fondasi bagi kota yang multi-etnis dan multi-agama seperti Jakarta. Ia menggarisbawahi peran Jakarta sebagai miniatur Indonesia, tempat beragam etnis dan agama hidup berdampingan dengan harmoni.
“Kerukunan antarumat beragama adalah cerminan persatuan yang perlu dijaga. Jakarta sebagai miniatur Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan bahwa toleransi dan kedamaian dapat diwujudkan di tengah keberagaman,” jelas Suswono.
Untuk memperkuat komitmen ini, Suswono berencana mempererat komunikasi antarumat beragama, termasuk dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Suswono menekankan bahwa komunikasi yang terbuka dan dialog rutin adalah kunci dalam membangun keharmonisan.
“Dengan intensifikasi dialog dan komunikasi yang rutin, kami berharap dapat menciptakan iklim kerukunan yang lebih kokoh serta mencegah terjadinya kesalahpahaman yang dapat mengganggu harmoni,” tambahnya.
Dengan komitmen untuk mendukung kerukunan umat beragama, Suswono optimis bahwa Jakarta dapat terus berkembang sebagai kota yang inklusif dan toleran, mencerminkan semangat persatuan Indonesia.
Amang dan Inang di HKBP Cakung secara simbolis mengalungkan ulos sebagai tanda diterimanya Suswono dalam keluarga Batak. Kain ulos ini menjadi lambang ikatan kasih sayang yang diharapkan bisa menjadi sekuat rotan—dalam bahasa Batak disebut hotang—yang terkenal sebagai pengikat kuat.
Filosofi ini menjadi doa dan dukungan bagi Suswono dalam perjalanannya, mengukuhkan kepercayaan dan harapan masyarakat Batak akan kepemimpinannya. “Etnis Batak tidak hanya membawa kekayaan budaya, tetapi juga menghidupkan semangat perantauan yang kuat, menjadikan mereka elemen penting dalam membangun karakter kota ini,” ungkap Suswono.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bagaimana masyarakat Batak di Jakarta mendominasi berbagai profesi mulai dari pengacara, musisi, hingga pengusaha yang berperan signifikan dalam perkembangan Jakarta sebagai kota metropolitan. Suswono juga menyoroti keberadaan 81 Gereja HKBP di Jakarta, yang menurutnya merupakan simbol kokohnya identitas dan nilai budaya Batak yang tetap terjaga.
Keberadaan gereja-gereja ini mencerminkan bagaimana masyarakat Batak tidak hanya beradaptasi, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai leluhur di tengah dinamika kota besar. Dalam sambutannya, Suswono menekankan pentingnya kerukunan umat beragama sebagai fondasi bagi kota yang multi-etnis dan multi-agama seperti Jakarta. Ia menggarisbawahi peran Jakarta sebagai miniatur Indonesia, tempat beragam etnis dan agama hidup berdampingan dengan harmoni.
“Kerukunan antarumat beragama adalah cerminan persatuan yang perlu dijaga. Jakarta sebagai miniatur Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan bahwa toleransi dan kedamaian dapat diwujudkan di tengah keberagaman,” jelas Suswono.
Untuk memperkuat komitmen ini, Suswono berencana mempererat komunikasi antarumat beragama, termasuk dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Suswono menekankan bahwa komunikasi yang terbuka dan dialog rutin adalah kunci dalam membangun keharmonisan.
“Dengan intensifikasi dialog dan komunikasi yang rutin, kami berharap dapat menciptakan iklim kerukunan yang lebih kokoh serta mencegah terjadinya kesalahpahaman yang dapat mengganggu harmoni,” tambahnya.
Dengan komitmen untuk mendukung kerukunan umat beragama, Suswono optimis bahwa Jakarta dapat terus berkembang sebagai kota yang inklusif dan toleran, mencerminkan semangat persatuan Indonesia.
(rca)
tulis komentar anda