Tim Ubhara Jaya Beri Pendampingan Penyusunan Buku Ramah Cerna Bernilai Human Security
Minggu, 18 Agustus 2024 - 18:04 WIB
JAKARTA - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Prof Hamka mengadakan pendampingan pengembangan buku ramah cerna yang mengedepankan nilai-nilai human security kepada 33 orang guru di SDN Harapan Baru III Kota Bekasi. Konsep human security merupakan manifestasi visi misi Universitas Bhayangkara sebagai representasi perguruan tinggi yang menjunjung nilai-nilai keamanan dalam berbagai aspek, terutama dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Ketua PKM Universitas Bhayangkara, Sani Aryanto mengatakan, kegiatan yang mendapat pendanaan hibah kompetitif nasional dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) ini merupakan upaya kongkret dalam mewujudkan proses internalisasi nilai human security.
"Human security (keamanan manusia) adalah upaya untuk mengkonseptualisasikan kembali keamanan secara mendasar, terutama merupakan analisis yang berfokus pada memastikan keamanan bagi individu, sehingga konsep ini sebaiknya diajarkan sejak dini terutama di bangku Sekolah Dasar (SD)," kata Sani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/8/2024).
Menurutnya, proses internalisasi nilai-nilai human security dapat dilakukan dalam konteks pengembangan buku ramah cerna di SD. Apalagi buku ramah cerna adalah salah satu fokus Kemendikbudristek dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi Penduduk Indonesia serta dipandang sebagai media yang tepat dalam proses internalisasi nilai-nilai dan pembentuk karakter kepada peserta didik di berbagai jenjang pendidikan, terutama SD.
Secara eksplisit, karakteristik buku ramah cerna terdapat dalam Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor 30/P/2022 terkait Pedoman Perjejangan Buku Ramah Cerna. Maka dari itu, ketentuan tersebut menjadi landasan utama dalam proses pendampingan PKM.
Tim PKM dari Uhamka, Puri Pramudiani menambahkan, program PKM dukungan nyata untuk menyukseskan program pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi guru SD dalam mengembangkan buku ramah cerna yang adaptif dengan kondisi kontekstual peserta didik. PKM ini menjadi momentum untuk meningkatkan kerja sama antara Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Universitas Muhammadiyah Prof Hamka, dan SDN Harapan Baru III Kota Bekasi.
"Apalagi PKM ini merupakan diseminasi dari hasil riset Tim Ubhara Jaya yang terbukti bahwa buku ramah cerna dianggap sebagai sarana yang tepat dalam menginternalisasi nilai-nilai human security," katanya.
Salah satu anggota tim PKM, Ciwuk menegaskan, dalam praktiknya guru diberikan pemahaman mengenai elemen-elemen human security yang dijadikan dasar dalam menyusun buku ramah cerna di antaranya economic security, food security, health security, environmental security, personal security, community security, dan political security. Setiap elemen disimplifikasi dan menjadi patokan utama dalam proses mengembangkan buku sehingga diharapkan nantinya lebih mudah dipahami oleh siswa SD.
PKM dilakukan selama enam bulan yang dimulai dari bulan Juli dan ditargetkan akan selesai pada Desember 2024. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan antara lain pada tahap pertama, guru sebagai sasaran mitra mendapatkan pemahaman komprehensif mengenai konsep buku ramah cerna berdasarkan pedoman BSKAP Nomor 30/P/2022 dan setiap guru juga diberikan gambaran konseptual mengenai berbagai elemen penting human security yang dapat dijadikan pedoman secara substantif dalam mengembangkan buku ramah cerna yang akan disusun.
"Pada tahap kedua, guru diberikan pendampingan penyusunan storyboard sebagai luaran utama dan dilanjutkan pada proses desain oleh ilustrator. Kini, PKM sudah mampu menghasilkan 6 prototipe buku ramah cerna yang akan ditindaklanjuti pada proses uji kelayakan sebelum diterbitkan," katanya.
Kepala SDN Harapan Baru III Kota Bekasi, Dadan mengapresiasi kepada tim PKM karena kegiatan ini dianggap tepat dalam meningkatkan pengetahuan dan melatih keterampilan guru dalam mengembangkan bahan ajar di SD. Apalagi buku ramah cerna berbasis human security dianggap belum banyak dikembangkan di sekolah sehingga menurutnya, sekolah patut bersyukur karena terpilih sebagai sasaran dalam program ini.
Salah satu peserta PKM Wiyanto menyampaikan program ini memberikan perspektif baru baginya dalam menyusun buku yang beda dari biasanya. Ia menganggap bahwa buku yang dihasilkan dalam pengabdian ini benar-benar dibutuhkan oleh guru-guru saat ini terutama dalam meningkatkan minat baca peserta didik.
Ketua PKM Universitas Bhayangkara, Sani Aryanto mengatakan, kegiatan yang mendapat pendanaan hibah kompetitif nasional dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) ini merupakan upaya kongkret dalam mewujudkan proses internalisasi nilai human security.
"Human security (keamanan manusia) adalah upaya untuk mengkonseptualisasikan kembali keamanan secara mendasar, terutama merupakan analisis yang berfokus pada memastikan keamanan bagi individu, sehingga konsep ini sebaiknya diajarkan sejak dini terutama di bangku Sekolah Dasar (SD)," kata Sani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/8/2024).
Menurutnya, proses internalisasi nilai-nilai human security dapat dilakukan dalam konteks pengembangan buku ramah cerna di SD. Apalagi buku ramah cerna adalah salah satu fokus Kemendikbudristek dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi Penduduk Indonesia serta dipandang sebagai media yang tepat dalam proses internalisasi nilai-nilai dan pembentuk karakter kepada peserta didik di berbagai jenjang pendidikan, terutama SD.
Secara eksplisit, karakteristik buku ramah cerna terdapat dalam Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor 30/P/2022 terkait Pedoman Perjejangan Buku Ramah Cerna. Maka dari itu, ketentuan tersebut menjadi landasan utama dalam proses pendampingan PKM.
Tim PKM dari Uhamka, Puri Pramudiani menambahkan, program PKM dukungan nyata untuk menyukseskan program pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi guru SD dalam mengembangkan buku ramah cerna yang adaptif dengan kondisi kontekstual peserta didik. PKM ini menjadi momentum untuk meningkatkan kerja sama antara Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Universitas Muhammadiyah Prof Hamka, dan SDN Harapan Baru III Kota Bekasi.
"Apalagi PKM ini merupakan diseminasi dari hasil riset Tim Ubhara Jaya yang terbukti bahwa buku ramah cerna dianggap sebagai sarana yang tepat dalam menginternalisasi nilai-nilai human security," katanya.
Salah satu anggota tim PKM, Ciwuk menegaskan, dalam praktiknya guru diberikan pemahaman mengenai elemen-elemen human security yang dijadikan dasar dalam menyusun buku ramah cerna di antaranya economic security, food security, health security, environmental security, personal security, community security, dan political security. Setiap elemen disimplifikasi dan menjadi patokan utama dalam proses mengembangkan buku sehingga diharapkan nantinya lebih mudah dipahami oleh siswa SD.
PKM dilakukan selama enam bulan yang dimulai dari bulan Juli dan ditargetkan akan selesai pada Desember 2024. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan antara lain pada tahap pertama, guru sebagai sasaran mitra mendapatkan pemahaman komprehensif mengenai konsep buku ramah cerna berdasarkan pedoman BSKAP Nomor 30/P/2022 dan setiap guru juga diberikan gambaran konseptual mengenai berbagai elemen penting human security yang dapat dijadikan pedoman secara substantif dalam mengembangkan buku ramah cerna yang akan disusun.
"Pada tahap kedua, guru diberikan pendampingan penyusunan storyboard sebagai luaran utama dan dilanjutkan pada proses desain oleh ilustrator. Kini, PKM sudah mampu menghasilkan 6 prototipe buku ramah cerna yang akan ditindaklanjuti pada proses uji kelayakan sebelum diterbitkan," katanya.
Kepala SDN Harapan Baru III Kota Bekasi, Dadan mengapresiasi kepada tim PKM karena kegiatan ini dianggap tepat dalam meningkatkan pengetahuan dan melatih keterampilan guru dalam mengembangkan bahan ajar di SD. Apalagi buku ramah cerna berbasis human security dianggap belum banyak dikembangkan di sekolah sehingga menurutnya, sekolah patut bersyukur karena terpilih sebagai sasaran dalam program ini.
Salah satu peserta PKM Wiyanto menyampaikan program ini memberikan perspektif baru baginya dalam menyusun buku yang beda dari biasanya. Ia menganggap bahwa buku yang dihasilkan dalam pengabdian ini benar-benar dibutuhkan oleh guru-guru saat ini terutama dalam meningkatkan minat baca peserta didik.
(abd)
tulis komentar anda