Hitung-hitungan Jumlah Kursi PKS dan PDIP jika Berkoalisi di Pilkada Jakarta
Rabu, 07 Agustus 2024 - 12:20 WIB
JAKARTA - Hitung-hitungan jumlah kursi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) jika berkoalisi di Pilkada Jakarta akan diulas di artikel ini. Koalisi dua partai politik ini bisa mengajukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024 .
Diketahui, PKS merupakan partai pemenang Pemilu 2024 di Jakarta. Partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu ini berdasarkan perkiraan sementara meraih 18 kursi DPRD Jakarta. Sementara, PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri berada di urutan kedua memperoleh 15 kursi DPRD Jakarta.
Syarat bagi parpol atau gabungan parpol yang mengajukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta sebanyak 22 kursi DPRD. Artinya, PKS masih membutuhkan tambahan empat kursi, sementara PDIP butuh tambahan tujuh kursi.
Jika kedua parpol ini berkoalisi, total jumlah kursinya sebanyak 33 kursi. Artinya, kedua parpol ini memenuhi persyaratan jumlah kursi DPRD jika ingin mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Baca Juga: Wacana KIM Plus di 3 Pilkada, Siapa Jagoannya?
Masalah yang muncul adalah siapa yang akan menjadi calon gubernur dan wakil gubernur dari kedua parpol ini? PKS sejak 25 Juni 2024 sudah memunculkan duet Anies Baswedan-Mohamad Sohibul Iman.
PKS tampak percaya diri duet ini bisa berlayar di Pilkada Jakarta 2024. Di tengah isu munculnya KIM Plus, baliho raksasa bergambar Anies-Sohibul Iman yang terpasang sejak beberapa waktu lalu, hingga Selasa (6/8/2024) malam bahkan masih terlihat di Kantor DPP PKS kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Sementara, PDIP belum memutuskan sikap. Hanya ada beberapa nama kader PDIP yang kerap dimunculkan sebagai bakal calon gubernur. Misal, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rano Karno, Andika Perkasa, Tri Rismaharini, dan Pramono Anung Wibowo.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus terbentuk, PKS dan PDIP bisa dibiarkan berkoalisi, dengan catatan bukan Anies yang dicalonkan. Dalam hal ini, nama Ahok bisa menjadi alternatif.
Menurut Ray, kendati elektabilitas Ahok masih di bawah Anies, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dianggap yang potensial melawan Ridwan Kamil (RK) yang kemungkinan diusung KIM Plus.
Lihat Juga: KPUD Jakarta Cek Kesiapan Logistik Seluruh Wilayah Jelang H-3 Pencoblosan Pilkada Serentak 2024
Diketahui, PKS merupakan partai pemenang Pemilu 2024 di Jakarta. Partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu ini berdasarkan perkiraan sementara meraih 18 kursi DPRD Jakarta. Sementara, PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri berada di urutan kedua memperoleh 15 kursi DPRD Jakarta.
Syarat bagi parpol atau gabungan parpol yang mengajukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta sebanyak 22 kursi DPRD. Artinya, PKS masih membutuhkan tambahan empat kursi, sementara PDIP butuh tambahan tujuh kursi.
Jika kedua parpol ini berkoalisi, total jumlah kursinya sebanyak 33 kursi. Artinya, kedua parpol ini memenuhi persyaratan jumlah kursi DPRD jika ingin mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Baca Juga: Wacana KIM Plus di 3 Pilkada, Siapa Jagoannya?
Masalah yang muncul adalah siapa yang akan menjadi calon gubernur dan wakil gubernur dari kedua parpol ini? PKS sejak 25 Juni 2024 sudah memunculkan duet Anies Baswedan-Mohamad Sohibul Iman.
PKS tampak percaya diri duet ini bisa berlayar di Pilkada Jakarta 2024. Di tengah isu munculnya KIM Plus, baliho raksasa bergambar Anies-Sohibul Iman yang terpasang sejak beberapa waktu lalu, hingga Selasa (6/8/2024) malam bahkan masih terlihat di Kantor DPP PKS kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Sementara, PDIP belum memutuskan sikap. Hanya ada beberapa nama kader PDIP yang kerap dimunculkan sebagai bakal calon gubernur. Misal, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rano Karno, Andika Perkasa, Tri Rismaharini, dan Pramono Anung Wibowo.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus terbentuk, PKS dan PDIP bisa dibiarkan berkoalisi, dengan catatan bukan Anies yang dicalonkan. Dalam hal ini, nama Ahok bisa menjadi alternatif.
Menurut Ray, kendati elektabilitas Ahok masih di bawah Anies, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dianggap yang potensial melawan Ridwan Kamil (RK) yang kemungkinan diusung KIM Plus.
Lihat Juga: KPUD Jakarta Cek Kesiapan Logistik Seluruh Wilayah Jelang H-3 Pencoblosan Pilkada Serentak 2024
(zik)
tulis komentar anda