Disgulkarmat DKI Catat 144 Kasus Kebakaran selama Ramadan, Jaktim Tertinggi
Jum'at, 19 April 2024 - 19:53 WIB
JAKARTA - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta mencatat 144 peristiwa kebakaran terjadi selama Bulan Suci Ramadan 1445 Hijriah/2024 atau periode 12 Maret sampai dengan 9 April. Adapun yang terbanyak merupakan wilayah Jakarta Timur dengan 41 kejadian.
"Berdasarkan jumlah tersebut, kasus kebakaran di Jakarta telah mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan dengan periode Ramadan tahun sebelumnya yang berjumlah 150 kejadian," kata Kepala Disgulkarmat DKI Satriadi Gunawan, Jumat (19/4/2024).
Pada 2024, Jakarta Timur menjadi wilayah dengan frekuensi tertinggi dengan jumlah 41 kejadian, disusul Jakarta Barat 33 kejadian, Jakarta Selatan 32 kejadian, serta 19 kejadian untuk wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.
Menurut Satriadi, terjadi penurunan frekuensi kebakaran di wilayah DKI Jakarta karena sosialisasi cegah kebakaran yang dilakukan secara masif pada bulan Ramadan.
“Untuk itu saya mengapresiasi seluruh Satuan Tugas (Satgas) Gulkarmat Kelurahan dan Kepala Sektor Gulkarmat Kecamatan yang giat melakukan sosialisasi," ujarnya.
Satriadi mengatakan bentuk sosialisasi yang gencar dilakukan Dinas Gulkarmat DKI Jakarta untuk menekan frekuensi kebakaran, seperti kegiatan stikerisasi cegah kebakaran, woro-woro imbauan bahaya kebakaran, edukasi cegah kebakaran di lingkungan rumah tinggal, serta publikasi konten iklan layanan masyarakat 'Cegah Kebakaran di Bulan Ramadan'.
Kemudian, sosialisasi yang giat dilakukan kepada masyarakat ini, menandakan adanya perubahan yang telah dilakukan oleh Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta. “Kini pemadam kebakaran tidak hanya menunggu kebakaran datang, tapi melakukan upaya preventif untuk mencegah kebakaran,” tuturnya.
Satriadi juga mengajak masyarakat untuk bersama meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan diri terhadap bahaya kebakaran. Apabila terjadi kebakaran, diimbau agar masyarakat segera melapor dengan menghubungi layanan Jakarta Siaga 112 atau mendatangi pos pemadam kebakaran terdekat. Layanan ini dapat diakses 24 jam dan gratis
Sebagai informasi, faktor penyebab kebakaran karena listrik masih menjadi yang tertinggi sebesar 90 kejadian, gas 17 kejadian, rokok 6, membakar sampah 3 kejadian, lilin 1 kejadian, dan lainnya 27.
Sementara untuk rincian objek yang terbakar dalam peristiwa kebakaran di periode ini, yaitu bangunan perumahan sejumlah 46 kejadian, instalasi luar gedung 36 kejadian, bangunan umum dan perdagangan 26 kejadian, kendaraan 20 kejadian, lapak 4 kejadian, bangunan industri 2 kejadian, tumbuhan 2 kejadian, sampah 2 kejadian, dan lain-lain 6 kejadian.
"Berdasarkan jumlah tersebut, kasus kebakaran di Jakarta telah mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan dengan periode Ramadan tahun sebelumnya yang berjumlah 150 kejadian," kata Kepala Disgulkarmat DKI Satriadi Gunawan, Jumat (19/4/2024).
Pada 2024, Jakarta Timur menjadi wilayah dengan frekuensi tertinggi dengan jumlah 41 kejadian, disusul Jakarta Barat 33 kejadian, Jakarta Selatan 32 kejadian, serta 19 kejadian untuk wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.
Baca Juga
Menurut Satriadi, terjadi penurunan frekuensi kebakaran di wilayah DKI Jakarta karena sosialisasi cegah kebakaran yang dilakukan secara masif pada bulan Ramadan.
“Untuk itu saya mengapresiasi seluruh Satuan Tugas (Satgas) Gulkarmat Kelurahan dan Kepala Sektor Gulkarmat Kecamatan yang giat melakukan sosialisasi," ujarnya.
Satriadi mengatakan bentuk sosialisasi yang gencar dilakukan Dinas Gulkarmat DKI Jakarta untuk menekan frekuensi kebakaran, seperti kegiatan stikerisasi cegah kebakaran, woro-woro imbauan bahaya kebakaran, edukasi cegah kebakaran di lingkungan rumah tinggal, serta publikasi konten iklan layanan masyarakat 'Cegah Kebakaran di Bulan Ramadan'.
Kemudian, sosialisasi yang giat dilakukan kepada masyarakat ini, menandakan adanya perubahan yang telah dilakukan oleh Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta. “Kini pemadam kebakaran tidak hanya menunggu kebakaran datang, tapi melakukan upaya preventif untuk mencegah kebakaran,” tuturnya.
Satriadi juga mengajak masyarakat untuk bersama meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan diri terhadap bahaya kebakaran. Apabila terjadi kebakaran, diimbau agar masyarakat segera melapor dengan menghubungi layanan Jakarta Siaga 112 atau mendatangi pos pemadam kebakaran terdekat. Layanan ini dapat diakses 24 jam dan gratis
Sebagai informasi, faktor penyebab kebakaran karena listrik masih menjadi yang tertinggi sebesar 90 kejadian, gas 17 kejadian, rokok 6, membakar sampah 3 kejadian, lilin 1 kejadian, dan lainnya 27.
Sementara untuk rincian objek yang terbakar dalam peristiwa kebakaran di periode ini, yaitu bangunan perumahan sejumlah 46 kejadian, instalasi luar gedung 36 kejadian, bangunan umum dan perdagangan 26 kejadian, kendaraan 20 kejadian, lapak 4 kejadian, bangunan industri 2 kejadian, tumbuhan 2 kejadian, sampah 2 kejadian, dan lain-lain 6 kejadian.
(cip)
tulis komentar anda