Mobilitas Warga Ibu Kota Pengaruhi Kualitas Udara Jakarta

Kamis, 30 April 2020 - 15:39 WIB
Penerapan berkegiatan di rumah dan PSBB di Jakarta sedikit banyak berpengaruh terhadap kualitas udara.Foto/SINDOphoto/Ilustrasi.dok
JAKARTA - Penerapan berkegiatan di rumah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sedikit banyak berpengaruh terhadap kualitas udara. Dari berbagai indikator dan perhitungan sejumlah pihak disebutkan hal signifikan yang memengaruhi kualitas udara Jakarta dan sekitarnya, adalah kendaraan umum dan pribadi.

Kepala Sub Bidang Informasi Pencemaran Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Suradi mengatakan, perbaiakan kualitas udara di Jakarta dikarenakan berkurangnya kendaraan bermotor dan berhentinya sejumlah pabrik sejak diberlakukannya PSBB. "Secara umum sejak awal berkegiatan di rumah, hingga dua pekan setelahnya dan awal Ramadhan ini, terlihat ada perbaikan kualitas udara," katanya pada Kamis (30/4/2020).

Sayangnya, geliat masyarakat yang melakukan panic buying dengan mobilitas warga yang kembali tinggi sempat menyebabkan polusi kembali terlihat meningkat di awal PSBB.

Di saat bersamaan, ada juga pengaruh tidak turunnya hujan dalam beberapa waktu akan membuat kualitas udara memburuk.

Menurut Suradi, hingga memasuki pekan pertama Ramadhan, indikator kualitas udara masih menunjukkan angka yang naik turun di kategori Baik (0-50 mikrogram per meter kubik) dan Sedang (51-150 mikrogram per meter kubik). Dia melanjutkan, BMKG juga menganalisa faktor angin. Dari analisa ini, menegaskan tidak adanya pengaruh dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di kawasan Banten atau sisi barat Jakarta.



Seperti diketahui, PLTU tetap beroperasi maksimal saat ini, demi menjamin pasokan listrik di Ibu Kota lancar selama pandemi dan PSBB ini. “PLTU justru enggak pengaruh. Kita perlu lihat juga bandingannya dengan April 2019, jika dibandingkan tahun lalu, kualitas udara Jakarta pada April tahun ini justru membaik,” ujarnya.

Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dasrul Chaniago mengakui, banyak pertanyaan tentang dampak PSBB terhadap kualitas udara ambien Jakarta. Dia menerangkan, untuk menjelaskan hal ini tidak bisa kita membandingkan bulan ke bulan, misalnya dari Januari sampai April ini.

“Karena kualitas udara dipengaruhi oleh banyak hal. Antara lain arah angin, kecepatan angin, bentang alam, dan tentunya yang utama adalah sumber emisi setempat,” katanya. Dia menuturkan, pada April ini sudah masuk musim angin timur. Di mana saat musim angin timur, selain kering juga membawa partikel debu lebih banyak.

Oleh karenanya tren partikel debu udara ambien Jakarta akan terus menaik sampai September. Dasrul mengatakan, , jika ingin membandingkan data bulan April 2020, maka bisa dilihat kualitas udara periode yang sama tahun lalu atau year on year. Dia mewanti-wanti tidak bisa dengan mudahnya sembarang pihak menuding faktor tertentu sebagai pencemar. Dari analisa alat pengukur, KLHK sama dengan BMKG melihat ada perbaikan kualias udara Jakarta dan sekitarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More