September 2023, Inflasi Jakarta Masih Terkendali
Selasa, 03 Oktober 2023 - 20:44 WIB
JAKARTA - Inflasi Jakarta pada September 2023 mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) perwakilan Jakarta menjamin kenaikan ini masih terkendali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jakarta Arlyana Abubakar memaparkan data Badan Pusat Statistik (BPS) September 2023 di mana share inflasinya 26,90 persen terhadap nasional. Jumlah ini mencatatkan inflasi yang relatif rendah yaitu 0,19 persen (mtm) meski lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 0,01 persen mtm.
"Inflasi Jakarta terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi," ujar Arlyana, Selasa (3/10/2023).
Saat ini, perkembangan inflasi Jakarta secara kumulatif dari Januari-September 2023 sebesar 1,34 persen (ytd). Jumlah ini masih tetap terkendali dalam sasaran yaitu 1,89 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,93 persen (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,28 persen (voy).
"Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong kenaikan harga komoditas beras, daging sapi, kangkung, dan minyak goreng," ucapnya.
Kenaikan sejumlah harga, khususnya beras disebabkan kekeringan di sejumlah wilayah sentra produksi sebagai dampak dari EI-Nino sekaligus pembatasan kuota ekspor beras dari negara-negara produsen beras mitra dagang.
Arlyana mencontohkan seperti harga kangkung sebagai salah satu komoditas yang membutuhkan pasokan air cukup besar. Selain itu, ada kenaikan harga daging sapi dan minyak goreng masing-masing dipengaruhi meningkatnya permintaan masyarakat serta meningkatnya harga CPO dunia.
"Sedangkan komoditas pangan strategis lainnya seperti telur ayam ras, cabai rawit dan bawang merah tercatat mengalami penurunan harga sejalan dengan meningkatnya pasokan di wilayah sentra produksi," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jakarta Arlyana Abubakar memaparkan data Badan Pusat Statistik (BPS) September 2023 di mana share inflasinya 26,90 persen terhadap nasional. Jumlah ini mencatatkan inflasi yang relatif rendah yaitu 0,19 persen (mtm) meski lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 0,01 persen mtm.
"Inflasi Jakarta terutama didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi," ujar Arlyana, Selasa (3/10/2023).
Saat ini, perkembangan inflasi Jakarta secara kumulatif dari Januari-September 2023 sebesar 1,34 persen (ytd). Jumlah ini masih tetap terkendali dalam sasaran yaitu 1,89 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,93 persen (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,28 persen (voy).
"Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong kenaikan harga komoditas beras, daging sapi, kangkung, dan minyak goreng," ucapnya.
Kenaikan sejumlah harga, khususnya beras disebabkan kekeringan di sejumlah wilayah sentra produksi sebagai dampak dari EI-Nino sekaligus pembatasan kuota ekspor beras dari negara-negara produsen beras mitra dagang.
Arlyana mencontohkan seperti harga kangkung sebagai salah satu komoditas yang membutuhkan pasokan air cukup besar. Selain itu, ada kenaikan harga daging sapi dan minyak goreng masing-masing dipengaruhi meningkatnya permintaan masyarakat serta meningkatnya harga CPO dunia.
"Sedangkan komoditas pangan strategis lainnya seperti telur ayam ras, cabai rawit dan bawang merah tercatat mengalami penurunan harga sejalan dengan meningkatnya pasokan di wilayah sentra produksi," katanya.
tulis komentar anda