Tanpa Keahlian, Ratusan Ribu Pendatang Mengadu Nasib di Jakarta
Selasa, 14 Februari 2023 - 16:14 WIB
JAKARTA - Jakarta masih menjadi magnet bagi pendatang untuk mengadu nasib. Akan tetap, banyak di antara pendatang baru itu tidak memiliki keahlian.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) mencatat jumlah pendatang ke Jakarta selama tiga tahun terakhir masih cenderung meningkat. Dalam periode tahun 2020-2022, warga luar yang datang ke Jakarta mencapai 405.306 orang.
"Ada kenaikan (pendatang) dari tahun 2020 ke 2022, karena memang Jakarta ini punya daya tarik tersendiri. Jadi banyak penduduk (luar Jakarta) yang ingin mengadu nasibnya ke Jakarta," ujar Kadisdukcapil DKI Jakarta Budi Awaluddin, Selasa (14/2/2023).
Budi mengungkapkan, dari jumlah itu sekitar 50 persen tidak memiliki keterampilan, dan 75 persen berlatar belakang pendidikan SMA sederajat ke bawah.
"Ini yang perlu kita cermati dan sikapi dengan baik terkait tren pendatang dalam beberapa tahun ke Jakarta. Sehingga kita lihat mereka yang datang ke Jakarta adalah mereka yang pendidikannya SMA ke bawah dan tengahnya enggak punya keterampilan," ucapnya.
Sebagai antisipasi, kata dia, Disdukcapil DKI Jakarta selalu melakukan pembinaan dan juga sosialisasi kepada penduduk DKI Jakarta agar semuanya tertib administrasi kependudukannya.
"Kita ada program Kamsa, Kampung Aadar Adminduk yang kita lakukan ke RW-RW, bagaimana kita memberikan sosialisasi dan layanan jemput bola kepada masyarakat agar mereka tertib administrasi kependudukannya," tutupnya.
Berikut rincian pendatang ke Jakarta periode 2020-2022:
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) mencatat jumlah pendatang ke Jakarta selama tiga tahun terakhir masih cenderung meningkat. Dalam periode tahun 2020-2022, warga luar yang datang ke Jakarta mencapai 405.306 orang.
"Ada kenaikan (pendatang) dari tahun 2020 ke 2022, karena memang Jakarta ini punya daya tarik tersendiri. Jadi banyak penduduk (luar Jakarta) yang ingin mengadu nasibnya ke Jakarta," ujar Kadisdukcapil DKI Jakarta Budi Awaluddin, Selasa (14/2/2023).
Budi mengungkapkan, dari jumlah itu sekitar 50 persen tidak memiliki keterampilan, dan 75 persen berlatar belakang pendidikan SMA sederajat ke bawah.
"Ini yang perlu kita cermati dan sikapi dengan baik terkait tren pendatang dalam beberapa tahun ke Jakarta. Sehingga kita lihat mereka yang datang ke Jakarta adalah mereka yang pendidikannya SMA ke bawah dan tengahnya enggak punya keterampilan," ucapnya.
Sebagai antisipasi, kata dia, Disdukcapil DKI Jakarta selalu melakukan pembinaan dan juga sosialisasi kepada penduduk DKI Jakarta agar semuanya tertib administrasi kependudukannya.
"Kita ada program Kamsa, Kampung Aadar Adminduk yang kita lakukan ke RW-RW, bagaimana kita memberikan sosialisasi dan layanan jemput bola kepada masyarakat agar mereka tertib administrasi kependudukannya," tutupnya.
Berikut rincian pendatang ke Jakarta periode 2020-2022:
tulis komentar anda