Base Camp WN Tiongkok di Pasar Minggu Jadi Pusat Operasi Penipuan
Base Camp WN Tiongkok di Pasar Minggu Jadi Pusat Operasi Penipuan
A
A
A
JAKARTA - Rumah mewah di Pasar Minggu Jaksel dijadikan sebagai pusat operasi penipuan kartu kredit terhadap warga Tiongkok di negaranya. Rumah tersebut dibuat sedemikian rupa agar operandi mereka tidak lingkungan sekitarnya.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, aktivitas 33 WN Tiongkok ini sehari-hari berkomunikasi dengan target penipuan warga Negara Tiongkok yang berada di Tiongkok.
Ruang kerja mereka ini terdapat di salah satu sudut ruangan berukuran sekiitar 5x6 meter. Setiap jendela di ruangan tersebut ditutup rapat oleh peredam suara.
"Dipasangi peredam suara agar tidak terdengar tetangga. Sebab telepon mereka berdering setiap hari," jelas Herry kepada wartawan, Kamis (7/5/2015).
Tidak hanya di ruang kerja, jendela setinggi dua meter yang terdapat di lantai dua juga ditutup rapat busa peredam suara. Sebagai sarana komunikasi para WNA ini, sang bos menyediakan puluhan telepon PSTN dan juga puluhan telepon selular. Tidak hanya itu, terdapat juga sejumlah handy talky (HT), serta sejumlah kalkulator. "Di atas rumah juga ada sebuah tower satelit komunikasi," ungkapnya.
Rumah mewah tersebut disewa oleh seorang WNI yang diduga menjadi koordinator para WNA, senilai Rp46 juta per tahun. Rumah dua lantai bercat putih memiliki sebuah kolam renang kecil terbuka yang terdapat di bagian belakang rumah. Di setiap kamar dan ruangan tengah, terdapat air conditioner (AC).
Di rumah tersebut, mereka melakukan kejahatan penipuan kartu kredit terhadap para WN Tiongkok yang berada di negaranya. Di lantai bawah, dijadikan mereka sebagai ruang kerja.
Ruang kerja itu berada di salah satu sudut ruangan seluas 5x6 meter. Ada beberapa meja dan kursi serta alat telekomunikasi di ruang kerja tersebut.
Sebagai tempat istirahat, 33 WNA ini ditempatkan di empat ruangan. Di satu ruangan, terdapat setidaknya 5-6 tempat tidur dua tingkat untuk istirahat para WNA.
Di bagian depan, tepatnya di belakang garasi terdapat ruangan dapur dengan luas sekitar 4x5 meter. Belasan galon air mineral masih tampak tersegel rapi disimpan di garasi mobil.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, aktivitas 33 WN Tiongkok ini sehari-hari berkomunikasi dengan target penipuan warga Negara Tiongkok yang berada di Tiongkok.
Ruang kerja mereka ini terdapat di salah satu sudut ruangan berukuran sekiitar 5x6 meter. Setiap jendela di ruangan tersebut ditutup rapat oleh peredam suara.
"Dipasangi peredam suara agar tidak terdengar tetangga. Sebab telepon mereka berdering setiap hari," jelas Herry kepada wartawan, Kamis (7/5/2015).
Tidak hanya di ruang kerja, jendela setinggi dua meter yang terdapat di lantai dua juga ditutup rapat busa peredam suara. Sebagai sarana komunikasi para WNA ini, sang bos menyediakan puluhan telepon PSTN dan juga puluhan telepon selular. Tidak hanya itu, terdapat juga sejumlah handy talky (HT), serta sejumlah kalkulator. "Di atas rumah juga ada sebuah tower satelit komunikasi," ungkapnya.
Rumah mewah tersebut disewa oleh seorang WNI yang diduga menjadi koordinator para WNA, senilai Rp46 juta per tahun. Rumah dua lantai bercat putih memiliki sebuah kolam renang kecil terbuka yang terdapat di bagian belakang rumah. Di setiap kamar dan ruangan tengah, terdapat air conditioner (AC).
Di rumah tersebut, mereka melakukan kejahatan penipuan kartu kredit terhadap para WN Tiongkok yang berada di negaranya. Di lantai bawah, dijadikan mereka sebagai ruang kerja.
Ruang kerja itu berada di salah satu sudut ruangan seluas 5x6 meter. Ada beberapa meja dan kursi serta alat telekomunikasi di ruang kerja tersebut.
Sebagai tempat istirahat, 33 WNA ini ditempatkan di empat ruangan. Di satu ruangan, terdapat setidaknya 5-6 tempat tidur dua tingkat untuk istirahat para WNA.
Di bagian depan, tepatnya di belakang garasi terdapat ruangan dapur dengan luas sekitar 4x5 meter. Belasan galon air mineral masih tampak tersegel rapi disimpan di garasi mobil.
(ysw)
Explore More