Nasib APTB, Hidup Segan Mati Tak Mau
A
A
A
JAKARTA - Nasib bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) di Ibu Kota Jakarta bak di ujung tanduk. Pasalnya, pemerintah akan melarang bus berwarna biru itu masuk ke Jakarta.
"Nasibnya hidup segan mati tak mau. Dahulu kita dielu-elukan sama pemprov buat ngatasin kemacetan. Sekarang begitu sudah mulai banyak peminatnya, malah dikasih aturan yang memberatkan," kata Sapril (54), sopir bus APTB jurusan Pulogadung-Poris Plawad kepada Sindonews, Selasa 5 Mei 2015.
Dia menduga, wacana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu bermuatan politis. Dia juga meminta, agar orang nomor satu di DKI Jakarta itu tidah mengubah aturan yang lama. (Baca juga: Ini Harapan Sopir APTB Terhadap Rencana Ahok)
"Ya tolonglah buat pemerintah bicarakan baik-baik kepada perusahaan (operator) kami, jangan dibawa-bawa dan disangkutpautkan dengan politik. Kami mah enggak mikir untung rugi, perusahaan bisa berjalan saja sudah bersyukur," tuturnya.
Sebelumnya, Ahok meminta, agar operator APTB segera menyosialisasikan kepada para pengemudinya untuk tidak melintas di DKI Jakarta. Karena, APTB menolak tawaran Pemprov DKI dengan pembayaran Rp15.000 per kilometer.
"Kami tidak menghapus APTB. Kalau dia mau melintas di dalam kota lebih baik lebur saja jadi operator Transjakarta," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis 8 Januari 2015 lalu. (Baca juga: Ahok Larang Bus APTB Masuk Jakarta)
"Nasibnya hidup segan mati tak mau. Dahulu kita dielu-elukan sama pemprov buat ngatasin kemacetan. Sekarang begitu sudah mulai banyak peminatnya, malah dikasih aturan yang memberatkan," kata Sapril (54), sopir bus APTB jurusan Pulogadung-Poris Plawad kepada Sindonews, Selasa 5 Mei 2015.
Dia menduga, wacana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu bermuatan politis. Dia juga meminta, agar orang nomor satu di DKI Jakarta itu tidah mengubah aturan yang lama. (Baca juga: Ini Harapan Sopir APTB Terhadap Rencana Ahok)
"Ya tolonglah buat pemerintah bicarakan baik-baik kepada perusahaan (operator) kami, jangan dibawa-bawa dan disangkutpautkan dengan politik. Kami mah enggak mikir untung rugi, perusahaan bisa berjalan saja sudah bersyukur," tuturnya.
Sebelumnya, Ahok meminta, agar operator APTB segera menyosialisasikan kepada para pengemudinya untuk tidak melintas di DKI Jakarta. Karena, APTB menolak tawaran Pemprov DKI dengan pembayaran Rp15.000 per kilometer.
"Kami tidak menghapus APTB. Kalau dia mau melintas di dalam kota lebih baik lebur saja jadi operator Transjakarta," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis 8 Januari 2015 lalu. (Baca juga: Ahok Larang Bus APTB Masuk Jakarta)
(mhd)