GPBSI Desak DKI Peduli Bioskop Tua
A
A
A
JAKARTA - Soal bioskop yang di dalamnya terdapat aktivitas seksual, Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia mendesak agar kegiatan esek-esek tersebut ditertibkan.
Ketua Gabungan Pegusaha Bioskop Indonesia (GPBSI) Djony Syafrudin mendesak Pemprov DKI ambil langkah soal kegiatan seksual di bioskop.
"DKI saja tuh suruh tutup bioskop, susah amat sih. Sudah di depan mata ada permasalahan," jelas Djony ketika dihubungi Sindonews, Rabu (22/4/2015).
Ia melanjutkan, dulu memang GPBSI memiliki peran penting terhadap bioskop dari mulai perizinan hingga pembinaan. Namun setelah reformasi dikembalikan kepada pemerintah dan si pemilik bioskop itu sendiri.
Mengenai aktivitas esek-esek, Djony mengatakan bioskop itu melanggarr izin operasionalnya. Jadi Pemprov DKI bisa menindaknya. (Baca: Bioskop Ini Bebasakan Penontonnya Ngeseks)
"Kalau sudah menyalahgunakan ya tinggal ditindak. DKI jangan tidur aja dong. Jangan taunya nerima pajak hiburan dari bioskop. Giliran ada masalah gak bergerak," jelasnya.
Opsi kedua dari GPBSI, Pemprov memberikan suntikan dana kepada pengelola bioskop. "Ini bioskop tua ada historisnya sama kayak Megaria, ya dikasih subsidilah," terangnya.
Djony menambahkan, teknologi yang digunakan untuk memutar terbilang ketinggalan zaman. "Sampai sekarang dia pake pita seluloid jadi film jadul yang digudang yang diputar ama dia. Adegannya apa penontonya malah bikin adegan lain," jelasnya.
Dua opsi tersebut diharapkan bisa menentukan nasib bioskop tua yang sempat menjadi primadona di tahun 70-an tersebut tinggal bagaimana Pemprov memberikan keputusannya.
Ketua Gabungan Pegusaha Bioskop Indonesia (GPBSI) Djony Syafrudin mendesak Pemprov DKI ambil langkah soal kegiatan seksual di bioskop.
"DKI saja tuh suruh tutup bioskop, susah amat sih. Sudah di depan mata ada permasalahan," jelas Djony ketika dihubungi Sindonews, Rabu (22/4/2015).
Ia melanjutkan, dulu memang GPBSI memiliki peran penting terhadap bioskop dari mulai perizinan hingga pembinaan. Namun setelah reformasi dikembalikan kepada pemerintah dan si pemilik bioskop itu sendiri.
Mengenai aktivitas esek-esek, Djony mengatakan bioskop itu melanggarr izin operasionalnya. Jadi Pemprov DKI bisa menindaknya. (Baca: Bioskop Ini Bebasakan Penontonnya Ngeseks)
"Kalau sudah menyalahgunakan ya tinggal ditindak. DKI jangan tidur aja dong. Jangan taunya nerima pajak hiburan dari bioskop. Giliran ada masalah gak bergerak," jelasnya.
Opsi kedua dari GPBSI, Pemprov memberikan suntikan dana kepada pengelola bioskop. "Ini bioskop tua ada historisnya sama kayak Megaria, ya dikasih subsidilah," terangnya.
Djony menambahkan, teknologi yang digunakan untuk memutar terbilang ketinggalan zaman. "Sampai sekarang dia pake pita seluloid jadi film jadul yang digudang yang diputar ama dia. Adegannya apa penontonya malah bikin adegan lain," jelasnya.
Dua opsi tersebut diharapkan bisa menentukan nasib bioskop tua yang sempat menjadi primadona di tahun 70-an tersebut tinggal bagaimana Pemprov memberikan keputusannya.
(ysw)