Sudah Pakai Jimat, 11 Penjahat Ini Tetap Dibekuk Polisi
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 11 orang anggota komplotan pencurian modus pecah kaca diringkus aparat Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Komplotan yang menamakan diri Api-api ini kerap menyasar mobil di jalanan atau di parkiran umum.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan, kelompok ini sudah dibuntuti sejak satu bulan lalu. "Dari 11 Tersangka ini terdiri dari 3 kelompok yang dipimpin tiga kapten yakni, Tongseng, Chandra dan Agung. Sementara 6 tersangka lainnya berperan sebagai eksekutor atau yang dikenal dengan istilah bebek-bebekan dan dua orang penadah," kata Pranoto, Kamis (9/4/2015).
Heru menjelaskan, kelompok Api-api ini menyasar mobil di jalan menggunakan modusnya dengan berpura-pura memberitahukan korban jika bannya gembos. Pada saat korban membuka pintu mobil untuk mengecek bannya, saat itulah pelaku akan mengambil barang-barang milik korban.
"Sasaran mereka adalah tas. Karena biasanya orang menyimpan barang-barangnya dalam tas," ungkapnya. Selain menggunakan modus ban gembos, para pelaku juga mengincar barang di mobil yang di parkiran umum. Mereka merusak kaca jendela mobil dengan pecahan busi.
Dari para tersangka ini, polisi menyita barang bukti sejumlah tas milik para korban, sejumlah laptop, handphone dan motor yang digunakan para tersangka saat melancarkan aksinya.
Sebelum beraksi komplotan Api-api ini melakukan ritual terlebih dahulu. Mereka bahkan membawa jimat agar lolos dari tangkapan massa atau pun aparat kepolisian. "Mereka memakai baju jiimat. Ini kaptennya, Tongseng," ujar Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Siswo Yuwono.
Selain baju jimat, mereka juga memiliki empat buah jimat bertulisan Arab pada sebuah kain kecil. Menurut Siswo, mereka meyakini jimat itu dapat menyelamatkan mereka dalam melancarkan aksinya.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan, kelompok ini sudah dibuntuti sejak satu bulan lalu. "Dari 11 Tersangka ini terdiri dari 3 kelompok yang dipimpin tiga kapten yakni, Tongseng, Chandra dan Agung. Sementara 6 tersangka lainnya berperan sebagai eksekutor atau yang dikenal dengan istilah bebek-bebekan dan dua orang penadah," kata Pranoto, Kamis (9/4/2015).
Heru menjelaskan, kelompok Api-api ini menyasar mobil di jalan menggunakan modusnya dengan berpura-pura memberitahukan korban jika bannya gembos. Pada saat korban membuka pintu mobil untuk mengecek bannya, saat itulah pelaku akan mengambil barang-barang milik korban.
"Sasaran mereka adalah tas. Karena biasanya orang menyimpan barang-barangnya dalam tas," ungkapnya. Selain menggunakan modus ban gembos, para pelaku juga mengincar barang di mobil yang di parkiran umum. Mereka merusak kaca jendela mobil dengan pecahan busi.
Dari para tersangka ini, polisi menyita barang bukti sejumlah tas milik para korban, sejumlah laptop, handphone dan motor yang digunakan para tersangka saat melancarkan aksinya.
Sebelum beraksi komplotan Api-api ini melakukan ritual terlebih dahulu. Mereka bahkan membawa jimat agar lolos dari tangkapan massa atau pun aparat kepolisian. "Mereka memakai baju jiimat. Ini kaptennya, Tongseng," ujar Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Siswo Yuwono.
Selain baju jimat, mereka juga memiliki empat buah jimat bertulisan Arab pada sebuah kain kecil. Menurut Siswo, mereka meyakini jimat itu dapat menyelamatkan mereka dalam melancarkan aksinya.
(whb)