Pedagang Batu Akik Kuasai Jalan Jatinegara Barat
A
A
A
JAKARTA - Tren batu akik yang melanda masyarakat membuat sejumlah pedagang batu akik dadakan bermunculan. Sayangnya, pedagang batu akik dadakan ini menggunakan fasilitas umum untuk berjualan.
Jakarta Gems Center atau Pusat Batu Mulia dan Batu Aji yang terletak di Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur dengan ribuan pedagang dan 300 pengrajin seolah tak cukup memenuhi permintaan para kolektor batu tersebut.
Permasalahannya, kini di luar JGC banyak pedagang batu yang tidak berizin atau liar berjualan di sepanjang Jalan Raya Bekasi Barat.
Pantauan Sindonews, penjual batu baik bahan maupun batu cincin yang sudah jadi berderet menjajakan dagangannya sepanjang satu kilometer di Jalan Jatinegara Barat.
Mereka ada yang menggunakan mobil bak terbuka untuk membawa bahan. Ada juga yang menggunakan lapak-lapak kecil dengan payung besar warn-warni.
Sadat (22) pengguna jalan mengaku terganggu karena banyaknya pedagang serta muculnya parkiran liar di sepanjang jalan itu.
"Saya terganggu ini kan jalan bukan tempat dagang atau parkir jadinya macet," kata Sadat kepada Sindonews, Selasa (31/3/2015).
Ia menambahkan, sebenarnya posisi tersebut serba salah. Karena mereka juga butuh pekerjaan dan penghidupan yang layak. "Harapannya pemerintah bisa menertibkan dengan memberikan tempat berdagang yang layak kepada mereka," tutupnya.
Jakarta Gems Center atau Pusat Batu Mulia dan Batu Aji yang terletak di Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur dengan ribuan pedagang dan 300 pengrajin seolah tak cukup memenuhi permintaan para kolektor batu tersebut.
Permasalahannya, kini di luar JGC banyak pedagang batu yang tidak berizin atau liar berjualan di sepanjang Jalan Raya Bekasi Barat.
Pantauan Sindonews, penjual batu baik bahan maupun batu cincin yang sudah jadi berderet menjajakan dagangannya sepanjang satu kilometer di Jalan Jatinegara Barat.
Mereka ada yang menggunakan mobil bak terbuka untuk membawa bahan. Ada juga yang menggunakan lapak-lapak kecil dengan payung besar warn-warni.
Sadat (22) pengguna jalan mengaku terganggu karena banyaknya pedagang serta muculnya parkiran liar di sepanjang jalan itu.
"Saya terganggu ini kan jalan bukan tempat dagang atau parkir jadinya macet," kata Sadat kepada Sindonews, Selasa (31/3/2015).
Ia menambahkan, sebenarnya posisi tersebut serba salah. Karena mereka juga butuh pekerjaan dan penghidupan yang layak. "Harapannya pemerintah bisa menertibkan dengan memberikan tempat berdagang yang layak kepada mereka," tutupnya.
(ysw)