Tewas di Mobil Bekas, KPAI Minta Ruang Bermain Terbuka Anak
A
A
A
DEPOK - Meninggalnya tiga bocah saat bermain petak umpet di dalam mobil Muara Karang Timur, Penjaringan, Jakarta Utara sungguh mengenaskan. Bahakan, itu membuktikan pentingnya fasilitas bermain terbuka untuk anak yang aman.
"Penyelenggara negara, pebisnis dan masyarakat dalam proses pembangunan memastikan kepentingan anak harus diakomodasi. Termasuk menyediakan arena bermain yang aman dan nyaman," kata Susanto di Depok, Minggu (29/3/2015).
Terjadinya anak-anak bermain dalam mobil rongsokan itu menandakan tidak adanya fasilitas bermain, bagi anak yang nyaman dan memadai. Sehingga mereka bermain dimana saja mereka, tanpa memikirkan faktor keselamatan.
"Anak bermain di dalam mobil rongsokan, bisa jadi karena tak ada pilihan tempat bermain yang menyenangkan buat mereka," katanya.
Dia menegaskan, untuk bisa bermain di dalam mall tentunya tidak bisa diakses semua kalangan. Sehingga bagi yang memiliki keterbatasan ekonomi hanya bisa bermain di lokasi terdekat walaupn tak ada fasilitas bermain yang layak.
"Tak semua warga punya fasilitas bermain di rumah secara memadai. Faktanya, lahan banyak dialihfungsikan untuk gedung, perkantoran dan lahan bisnis," pungkasnya.
Kondisi itu, sambung dia, menyebabkan anak-anak dari keluarga yang terbatas secara finanasial memilih bermain di lokasi seadanya. Mereka terpaksa memanfaatkan fasilitas seadanya di dekat rumah.
Misalnya bermain di pemakaman, pinggir jalan raya, ruang kosong dekat listrik tegangan tinggi, rel kereta api.
"Oleh karena itu, pastikan pemerintah daerah dalam proses pembangunan menyediakan ruang bermain yang memadai untuk anak, apalagi perlindungan anak menjadi kewenangan wajib daerah. Pastikan, pembangunan daerah tak hanya berorientasi fisik dan pertumbuhan ekonomi, namun harus memikirkan hajat generasi, yang kelak akan menjadi pemimpin negeri ini," tuturnya.
Selain itu, kata dia, Pemda juga harus memastikan alokasi yang diberikan dari pusat bisa digunakan untuk penyediaan ruang bermain anak, rumah baca anak, perbaikan akses transportasi ke sekolah. Kemudian bisa juga dibangun wahana dan akses edukasi masyarakat desa terkait perlindungan anak.
"Jangan ada lagi, jembatan yang roboh, mengakibatkan kecelakaan anak sekolah," imbuhnya.
"Penyelenggara negara, pebisnis dan masyarakat dalam proses pembangunan memastikan kepentingan anak harus diakomodasi. Termasuk menyediakan arena bermain yang aman dan nyaman," kata Susanto di Depok, Minggu (29/3/2015).
Terjadinya anak-anak bermain dalam mobil rongsokan itu menandakan tidak adanya fasilitas bermain, bagi anak yang nyaman dan memadai. Sehingga mereka bermain dimana saja mereka, tanpa memikirkan faktor keselamatan.
"Anak bermain di dalam mobil rongsokan, bisa jadi karena tak ada pilihan tempat bermain yang menyenangkan buat mereka," katanya.
Dia menegaskan, untuk bisa bermain di dalam mall tentunya tidak bisa diakses semua kalangan. Sehingga bagi yang memiliki keterbatasan ekonomi hanya bisa bermain di lokasi terdekat walaupn tak ada fasilitas bermain yang layak.
"Tak semua warga punya fasilitas bermain di rumah secara memadai. Faktanya, lahan banyak dialihfungsikan untuk gedung, perkantoran dan lahan bisnis," pungkasnya.
Kondisi itu, sambung dia, menyebabkan anak-anak dari keluarga yang terbatas secara finanasial memilih bermain di lokasi seadanya. Mereka terpaksa memanfaatkan fasilitas seadanya di dekat rumah.
Misalnya bermain di pemakaman, pinggir jalan raya, ruang kosong dekat listrik tegangan tinggi, rel kereta api.
"Oleh karena itu, pastikan pemerintah daerah dalam proses pembangunan menyediakan ruang bermain yang memadai untuk anak, apalagi perlindungan anak menjadi kewenangan wajib daerah. Pastikan, pembangunan daerah tak hanya berorientasi fisik dan pertumbuhan ekonomi, namun harus memikirkan hajat generasi, yang kelak akan menjadi pemimpin negeri ini," tuturnya.
Selain itu, kata dia, Pemda juga harus memastikan alokasi yang diberikan dari pusat bisa digunakan untuk penyediaan ruang bermain anak, rumah baca anak, perbaikan akses transportasi ke sekolah. Kemudian bisa juga dibangun wahana dan akses edukasi masyarakat desa terkait perlindungan anak.
"Jangan ada lagi, jembatan yang roboh, mengakibatkan kecelakaan anak sekolah," imbuhnya.
(mhd)