Banjir, Tarif Angkutan Umum di Jakarta Naik 50%
A
A
A
JAKARTA - Banjir yang melanda Ibu Kota sejak Senin lalu dimanfaatkan sejumlah sopir angkutan umum untuk menaikan tarif. Tak tanggung-tanggung tarif angkutan umum di sekitar lokasi banjir naik 50%.
Salah seorang sopir angkot B 01 jurusan Grogol-Muara Angke, Yusrizal (28) mengakui sejak Selasa 10 Februari hingga Rabu 11 Februari kemarin menaikan tarif sebesar Rp10.000 dari sebelumnya Rp5.000."Hitungannya kan kita jauh lebih murah dibandingkan gerobak dorong, kita terobos banjir di Jalan Latumenten dan Pluit sebandinglah harga segitu mah," kilahnya saat ditemui di persimpangan Grogol, Rabu 11 Februari kemarin .
Hasyim (46) sopir Kopaja 88 jurusan Slipi-Kalideresjuga menaikkan tarif ke penumpang."Biasanya kan Rp5.000, pada Selasa kita tarik Rp8.000, kalau hari ini (Rabu) Rp6.000 saja. Karena Jalan Daan Mogot enggak parah banjirnya," ujar Hasyim.
Salah satu penumpang Rima (35) menuturkan, kenaikan tarif ini tentunya memberatkan pengguna angkutan umum. Semestinya Pemprov DKI tanggap terhadap kebutuhan masyarakatnya. "Keberatan lah naiknya 50%. Mestinya pemerintah perhatikan nasib warganya yang mau kerja, kalau bisa disediakan bus gratis," ujar wanita yang bekerja di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat ini.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan tidak membenarkan kenaikan tarif yang dilakukan awak angkutan umum tersebut. Menurut dia, kenaikan tarif dengan alasan apapun adalah perbuatan ilegal."Kalau memang ada laporan seperti itu, akan kita tindak. Sanksinya bisa pencabutan trayek," tegasnya.
Salah seorang sopir angkot B 01 jurusan Grogol-Muara Angke, Yusrizal (28) mengakui sejak Selasa 10 Februari hingga Rabu 11 Februari kemarin menaikan tarif sebesar Rp10.000 dari sebelumnya Rp5.000."Hitungannya kan kita jauh lebih murah dibandingkan gerobak dorong, kita terobos banjir di Jalan Latumenten dan Pluit sebandinglah harga segitu mah," kilahnya saat ditemui di persimpangan Grogol, Rabu 11 Februari kemarin .
Hasyim (46) sopir Kopaja 88 jurusan Slipi-Kalideresjuga menaikkan tarif ke penumpang."Biasanya kan Rp5.000, pada Selasa kita tarik Rp8.000, kalau hari ini (Rabu) Rp6.000 saja. Karena Jalan Daan Mogot enggak parah banjirnya," ujar Hasyim.
Salah satu penumpang Rima (35) menuturkan, kenaikan tarif ini tentunya memberatkan pengguna angkutan umum. Semestinya Pemprov DKI tanggap terhadap kebutuhan masyarakatnya. "Keberatan lah naiknya 50%. Mestinya pemerintah perhatikan nasib warganya yang mau kerja, kalau bisa disediakan bus gratis," ujar wanita yang bekerja di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat ini.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan tidak membenarkan kenaikan tarif yang dilakukan awak angkutan umum tersebut. Menurut dia, kenaikan tarif dengan alasan apapun adalah perbuatan ilegal."Kalau memang ada laporan seperti itu, akan kita tindak. Sanksinya bisa pencabutan trayek," tegasnya.
(whb)