Jakarta jadi Kota Termacet Sedunia, Ahok Pasrah
A
A
A
JAKARTA - Predikat kota termacet sedunia di sandang DKI Jakarta. Ahok sendiri tak menampik predikat tersebut karena Jakarta memang belum siap menyediakan sistem transportasi massal yang mumpuni.
"Kami akui jika Jakarta sebagai kota termacet. Kalau kamu tidak punya sistem transportasi massal berbasis rel pasti macet. Jepang yang punya saja masih macet," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) di Balai Kota, Rabu (4/2/2015).
Ahok menjelaskan, untuk membebaskan macet di Jakarta dibutuhkan waktu sekitar 30-40 tahun. Untuk jangka pendek, pihaknya terus berusaha untuk mengatasinya dengan berbagai upaya.
Seperti membatasi kendaraan roda dua, roda empat dengan Elektronik Road Pricing (ERP), pembangunan MRT, LRT, penambahan ruas jalan layang, penambahan tiga koridor bus TransJakarta, dan pengadaan bus.
Predikat Jakarta sebagai kota termacet sedunia merupakan hasil survei yang dilakukan perusahaan pelumas dan navigasi terkemuka di dunia.
Ada 78 kota diseluruh dunia yang dimasukkan dalam indeks ini. Kota-kota tersebut tersebar mulai dari Tiongkok, Asia, Australia, Eropa, Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Dari indeks yang dikeluarkan oleh Castrol dan Tomtom tersebut, Jakarta menempati kota dengan jumlah stop – start terbanyak yaitu 33.240 pertahun. Jumlah ini berada diatas rata-rata yang seharusnya 18.000 stop – start pertahun.
Ada 3 tanda yang diberikan oleh Castrol yaitu merah, hijau dan kuning. Dan Jakarta serta Surabaya masuk pada kategori merah.
Inilah Daftar Kota Termacet versi Castrol Magnetic Stop – Start Index
1. Jakarta, Indonesia – 33,240
2. Istanbul, Turkey – 32,520
3. Mexico City, Mexico – 30,840
4. Surabaya, Indonesia – 29,880
5. St. Petersburg, Russia – 29,040
6. Moscow, Russia – 28,680
7. Rome, Italy – 28,680
8. Bangkok, Thailand – 27,480
9. Guadalajara, Mexico – 24,840
10. Buenos Aires, Argentina – 23,760
"Kami akui jika Jakarta sebagai kota termacet. Kalau kamu tidak punya sistem transportasi massal berbasis rel pasti macet. Jepang yang punya saja masih macet," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) di Balai Kota, Rabu (4/2/2015).
Ahok menjelaskan, untuk membebaskan macet di Jakarta dibutuhkan waktu sekitar 30-40 tahun. Untuk jangka pendek, pihaknya terus berusaha untuk mengatasinya dengan berbagai upaya.
Seperti membatasi kendaraan roda dua, roda empat dengan Elektronik Road Pricing (ERP), pembangunan MRT, LRT, penambahan ruas jalan layang, penambahan tiga koridor bus TransJakarta, dan pengadaan bus.
Predikat Jakarta sebagai kota termacet sedunia merupakan hasil survei yang dilakukan perusahaan pelumas dan navigasi terkemuka di dunia.
Ada 78 kota diseluruh dunia yang dimasukkan dalam indeks ini. Kota-kota tersebut tersebar mulai dari Tiongkok, Asia, Australia, Eropa, Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Dari indeks yang dikeluarkan oleh Castrol dan Tomtom tersebut, Jakarta menempati kota dengan jumlah stop – start terbanyak yaitu 33.240 pertahun. Jumlah ini berada diatas rata-rata yang seharusnya 18.000 stop – start pertahun.
Ada 3 tanda yang diberikan oleh Castrol yaitu merah, hijau dan kuning. Dan Jakarta serta Surabaya masuk pada kategori merah.
Inilah Daftar Kota Termacet versi Castrol Magnetic Stop – Start Index
1. Jakarta, Indonesia – 33,240
2. Istanbul, Turkey – 32,520
3. Mexico City, Mexico – 30,840
4. Surabaya, Indonesia – 29,880
5. St. Petersburg, Russia – 29,040
6. Moscow, Russia – 28,680
7. Rome, Italy – 28,680
8. Bangkok, Thailand – 27,480
9. Guadalajara, Mexico – 24,840
10. Buenos Aires, Argentina – 23,760
(ysw)