Tolak Pengosongan Terminal, Ratusan Sopir Geruduk Kantor Bima Arya
A
A
A
BOGOR - Ratusan sopir dan pedagang Terminal Baranangsiang berunjuk rasa ke kantor Wali Kota Bogor, tadi siang.Mereka menolak rencana Pemkot Bogor yang akan melakukan pengosongan terminal untuk pembangunan mal dan hotel.
"Kami menolak pembangunan mal dan hotel di Terminal Baranangsiang. Kami juga mendesak Pemkot Bogor untuk membatalkan kontrak dengan PT PGI dan gunakan ABPD untuk merenovasi terminal," kata Ketua Komunitas Pengurus Terminal Baranangsiang (KPTB) Tedi Irawan saat ditemui di halaman Balaikota Bogor, Selasa (27/1/2015).
Tedi menuturkan, pembangunan hotel dan mal di terminal akan mengancam keberadaan para pedagang dan pengusaha angkutan yang memiliki hak untuk mencari nafkah.
Tak hanya itu, pembangunan mal dan hotel juga akan menghilangkan Terminal Baranangsiang yang merupakan salah satu ikon Kota Bogor. "Di Terminal Baranangsiang terdapat dua ribu orang bakal kehilangan mata pencaharian jika terminal berubah jadi mal dan hotel," katanya.
Menanggapi tuntutan para pengunjukrasa Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto berjanji siap mengakomodir semua aspirasi warganya. "Rencana pengosongan terminal Baranangsiang, tidak akan dilakukan jika masih ada gejolak, pembangunan terminal akan mengakomodasi semua kepentingan," kata Bima.
Dia menjelaskan, Terminal Baranangsiang merupakan aset Pemkot seluas 2,1 hektare. Terkait tuntutan agar Pemkot membatalkan kontrak dengan PT PGI selaku pengembang yang akan merevitalisasi Terminal Baranangsiang, pihaknya akan berkonsultasi dengan tim ahli.
"Kami menolak pembangunan mal dan hotel di Terminal Baranangsiang. Kami juga mendesak Pemkot Bogor untuk membatalkan kontrak dengan PT PGI dan gunakan ABPD untuk merenovasi terminal," kata Ketua Komunitas Pengurus Terminal Baranangsiang (KPTB) Tedi Irawan saat ditemui di halaman Balaikota Bogor, Selasa (27/1/2015).
Tedi menuturkan, pembangunan hotel dan mal di terminal akan mengancam keberadaan para pedagang dan pengusaha angkutan yang memiliki hak untuk mencari nafkah.
Tak hanya itu, pembangunan mal dan hotel juga akan menghilangkan Terminal Baranangsiang yang merupakan salah satu ikon Kota Bogor. "Di Terminal Baranangsiang terdapat dua ribu orang bakal kehilangan mata pencaharian jika terminal berubah jadi mal dan hotel," katanya.
Menanggapi tuntutan para pengunjukrasa Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto berjanji siap mengakomodir semua aspirasi warganya. "Rencana pengosongan terminal Baranangsiang, tidak akan dilakukan jika masih ada gejolak, pembangunan terminal akan mengakomodasi semua kepentingan," kata Bima.
Dia menjelaskan, Terminal Baranangsiang merupakan aset Pemkot seluas 2,1 hektare. Terkait tuntutan agar Pemkot membatalkan kontrak dengan PT PGI selaku pengembang yang akan merevitalisasi Terminal Baranangsiang, pihaknya akan berkonsultasi dengan tim ahli.
(whb)