Korban Camat Koboi Pastikan Ditodong Pakai Revolver
A
A
A
JAKARTA - Korban todongan pistol Camat Penjaringan, Jakut mengaku dirinya ditodong pistol jenis revolver. Sayangnya, polisi malah mengamankan senjata jenis airsoft gun.
Romli yang tak lain paman Camat Penjaringan Yani Wahyu Purwoko mengaku kalau mereka berdua adalah anggota Perbakin. Jadi mengetahui persis sejumlah jenis senjata dan ledakannya.
"Kami berdua (Romli dan Yani) sama-sama masuk Perbakin, kami tahu kok kalau airsoft gun itu tidak mengeluarkan suara letusan. Tapi malam itu semua warga berkumpul karena mendengar suara tembakan. Saya yakin itu pistol asli," ungkap Romli kepada wartawan, Sabtu (24/1/2015).
Pistol yang ditodongkan Yani itu jenisnya revolver sehingga tidak ada selongsong peluru yang jatuh. Makanya, Romli bingung kenapa yang diamankan hanya senjata airsoft gun.
"Pistol itu jenis Revolver, jadi kalau dicari selongsong pelurunya juga tidak akan ada. Makanya, saya juga bingung, kok yang diamankan polisi malah airsoft gun," ucapnya.
Romli mengaku, Senin (26 Januari 2015) dirinya sudah dipanggil Sekda DKI Jakarta untuk membuat berita acara pemeriksaan (BAP).
BAP tersebut yang nanti akan diperiksa olah Inspektorat untuk menentukan nasib Camat selanjutnya. "Senin besok saya beberkan ke Sekda. Saya juga bawa saksi," terang Romli.
Dihubungi terpisah, Yani Wahyu Purwoko menepis pengakuan Romli. Dia juga enggan berkomentar terkait upaya pamannya yang bakal mendorong Sekda untuk mencopot jabatannya sebagai camat.
"Ini saya lagi Waduk Pluit, lagi penertiban sama anggota kepolisian dan tentara. Kalau soal pencopotan (jabatan) itu, saya tidak berkomentar," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekda DKI, Saefullah mengatakan, kalau pemeriksaan kasus itu sudah dilakukan pasca kejadian. Senin (26/1/2015) nanti menjadi kewenangan Inspektorat untuk merekomendasikan sanksi yang diberikan.
"Kira-kira Senin sore proses pemeriksaannya itu dimulai. Sanksi terberat itu bakal kita staff-kan," kata Saefullah.
Romli yang tak lain paman Camat Penjaringan Yani Wahyu Purwoko mengaku kalau mereka berdua adalah anggota Perbakin. Jadi mengetahui persis sejumlah jenis senjata dan ledakannya.
"Kami berdua (Romli dan Yani) sama-sama masuk Perbakin, kami tahu kok kalau airsoft gun itu tidak mengeluarkan suara letusan. Tapi malam itu semua warga berkumpul karena mendengar suara tembakan. Saya yakin itu pistol asli," ungkap Romli kepada wartawan, Sabtu (24/1/2015).
Pistol yang ditodongkan Yani itu jenisnya revolver sehingga tidak ada selongsong peluru yang jatuh. Makanya, Romli bingung kenapa yang diamankan hanya senjata airsoft gun.
"Pistol itu jenis Revolver, jadi kalau dicari selongsong pelurunya juga tidak akan ada. Makanya, saya juga bingung, kok yang diamankan polisi malah airsoft gun," ucapnya.
Romli mengaku, Senin (26 Januari 2015) dirinya sudah dipanggil Sekda DKI Jakarta untuk membuat berita acara pemeriksaan (BAP).
BAP tersebut yang nanti akan diperiksa olah Inspektorat untuk menentukan nasib Camat selanjutnya. "Senin besok saya beberkan ke Sekda. Saya juga bawa saksi," terang Romli.
Dihubungi terpisah, Yani Wahyu Purwoko menepis pengakuan Romli. Dia juga enggan berkomentar terkait upaya pamannya yang bakal mendorong Sekda untuk mencopot jabatannya sebagai camat.
"Ini saya lagi Waduk Pluit, lagi penertiban sama anggota kepolisian dan tentara. Kalau soal pencopotan (jabatan) itu, saya tidak berkomentar," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekda DKI, Saefullah mengatakan, kalau pemeriksaan kasus itu sudah dilakukan pasca kejadian. Senin (26/1/2015) nanti menjadi kewenangan Inspektorat untuk merekomendasikan sanksi yang diberikan.
"Kira-kira Senin sore proses pemeriksaannya itu dimulai. Sanksi terberat itu bakal kita staff-kan," kata Saefullah.
(ysw)