Polisi Akan Buat Animasi Kecelakaan Maut Pondok Indah
A
A
A
JAKARTA - Penyidik kepolisian akan merangkai kecelakaan maut di Pondok Indah dengan membuat animasi. Pembuatan animasi ini tentunya akan sesuai dengan kecocokan keterangan saksi dan pengemudi maut Christopher Daniel Sjarief.
Kasubdit Sidik Laka KorlantasPolri AKBP Guntur Sunoto mengatakan, dalam olah TKP kecelakaan ini penyidik menggunakan alat Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengumpulkan data-data di lapangan, khususnya data kronologi kecelakaan.
Data tersebut diambil dari foto-foto bekas jajakan rem mobil Outlander yang dikendarai oleh Christopher di lokasi.
Guntur menjelaskan, ada tiga kegiatan yang diidentifikasi melalui alat TAA. Pertama melakukan penandaan data bekas jajakan rem di jalan.
"Kedua, melakukan pengukuran kecepatan kendaraan dan berat kendaraannya," ujarnya pada wartawan di Jalan Arteri Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (22/1/2015).
Setelah itu, kata Guntur, keterangan yang didapatkan oleh pihak kepolisian dari saksi-saksi, termasuk tersangka Christopher di rangkum menjadi satu.
"Setelah dimasukan semua datanya, seperti foto hasil olah TKP ini, kita masukan ke program TAA untuk mendapatkan sketsa umum," terangnya.
Setelah itu, tambah Guntur, pihaknya pun segera membuat animasi kronologi terjadinya peristiwa maut di Pondok Indah tersebut.
"Setelah data lengkap, baru kita buat kronologi pada saat sebelum dan sesudah kejadian itu. Satu rangkaian rekonstruksi kecelakaan arus lalu lintas dalam format animasi pun terbentuk.Nantinya, kami akan serahkan ke penyidik," tutupnya.
Kasubdit Sidik Laka KorlantasPolri AKBP Guntur Sunoto mengatakan, dalam olah TKP kecelakaan ini penyidik menggunakan alat Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengumpulkan data-data di lapangan, khususnya data kronologi kecelakaan.
Data tersebut diambil dari foto-foto bekas jajakan rem mobil Outlander yang dikendarai oleh Christopher di lokasi.
Guntur menjelaskan, ada tiga kegiatan yang diidentifikasi melalui alat TAA. Pertama melakukan penandaan data bekas jajakan rem di jalan.
"Kedua, melakukan pengukuran kecepatan kendaraan dan berat kendaraannya," ujarnya pada wartawan di Jalan Arteri Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (22/1/2015).
Setelah itu, kata Guntur, keterangan yang didapatkan oleh pihak kepolisian dari saksi-saksi, termasuk tersangka Christopher di rangkum menjadi satu.
"Setelah dimasukan semua datanya, seperti foto hasil olah TKP ini, kita masukan ke program TAA untuk mendapatkan sketsa umum," terangnya.
Setelah itu, tambah Guntur, pihaknya pun segera membuat animasi kronologi terjadinya peristiwa maut di Pondok Indah tersebut.
"Setelah data lengkap, baru kita buat kronologi pada saat sebelum dan sesudah kejadian itu. Satu rangkaian rekonstruksi kecelakaan arus lalu lintas dalam format animasi pun terbentuk.Nantinya, kami akan serahkan ke penyidik," tutupnya.
(whb)