Rekayasa Jalan Ini Bikin Bingung Pengendara
A
A
A
JAKARTA - Perubahan lalu lintas di simpang Jalan KH Hasyim Ashari-Jalan Biak, Jakarta Pusat, dinilai hanya membingungkan pengendara. Tidak hanya itu, uji coba yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) itu tidak serius.
"Dinas Perhubungan tidak serius, asal coba saja," kata Petrus, salah seorang pengendara kepada SINDO, Rabu 14 Januari 2015.
Menurut dia, rekayasa lalu lintas di Jalan KH Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat, tidak ada informasi sebelumnya. Sehingga, banyak masyarakat yang dibingungkan dengan aturan tersebut.
"Setiap hari kerja saya lewat sini tidak ada informasi tentang rencana pengalihan arus lalu lintas," katanya.
Menurut karyawan swasta ini, tidak ada rambu petunjuk pengalihan lalu lintas di lokasi juga menambah bingung dan repot para pengendara yang melintas.
"Belum lagi putarannya jauh ada di kolong fly over Roxy, malah bikin repot dan memindahkan kemacetan saja," keluhnya.
Petrus menilai, apa yang dilakukan Dishub, dan Polda Metro Jaya merupakan bentuk arogansi terhadap pelayan masyarakat. Dia menuturkan, pemerintah lebih berpihak kepada pemilik kendaraan roda empat.
Sementara, Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Massdes Arouffy mengatakan, rekayasa itu untuk mengurai kemacetan.
"Diberlakukan untuk mengurai kemacetan yang disebabkan di simpang Biak. Beberapa bulan belakangan dampak dari pengguna kendaraan yang ingin ke Jalan Biak cukup menghambat antrean di belakang hingga fly over Roxy, dan Terminal Grogol," bebernya.
Masdes mengatakan, setelah dilakukan rekayasa lalin satu minggu ke depan akan dilakukan evaluasi. Adapun evaluasi tersebut mencakup, efek dari diberlakukannya rekayasa lalin, apakah kemacetan bisa berkurang atau malah bertambah.
"Kami akan evaluasi dalam seminggu ke depan, kami pantau di lapangan dan lihat dampaknya. Jika lebih efektif dari kondisi sebelumnya, maka kami permanenkan," tuturnya.
Untuk mengatur arus lalu lintas, dan menyosialiasikan kepada pengguna kendaraan, kata dia, pihaknya mengerahkan 20 personel gabungan dari Dishub dan Polri.
"Dari dishub 10 personel dan sisanya dari petugas Transjakarta dan Satlantas Polres Jakpus," ujarnya.
"Dinas Perhubungan tidak serius, asal coba saja," kata Petrus, salah seorang pengendara kepada SINDO, Rabu 14 Januari 2015.
Menurut dia, rekayasa lalu lintas di Jalan KH Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat, tidak ada informasi sebelumnya. Sehingga, banyak masyarakat yang dibingungkan dengan aturan tersebut.
"Setiap hari kerja saya lewat sini tidak ada informasi tentang rencana pengalihan arus lalu lintas," katanya.
Menurut karyawan swasta ini, tidak ada rambu petunjuk pengalihan lalu lintas di lokasi juga menambah bingung dan repot para pengendara yang melintas.
"Belum lagi putarannya jauh ada di kolong fly over Roxy, malah bikin repot dan memindahkan kemacetan saja," keluhnya.
Petrus menilai, apa yang dilakukan Dishub, dan Polda Metro Jaya merupakan bentuk arogansi terhadap pelayan masyarakat. Dia menuturkan, pemerintah lebih berpihak kepada pemilik kendaraan roda empat.
Sementara, Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Massdes Arouffy mengatakan, rekayasa itu untuk mengurai kemacetan.
"Diberlakukan untuk mengurai kemacetan yang disebabkan di simpang Biak. Beberapa bulan belakangan dampak dari pengguna kendaraan yang ingin ke Jalan Biak cukup menghambat antrean di belakang hingga fly over Roxy, dan Terminal Grogol," bebernya.
Masdes mengatakan, setelah dilakukan rekayasa lalin satu minggu ke depan akan dilakukan evaluasi. Adapun evaluasi tersebut mencakup, efek dari diberlakukannya rekayasa lalin, apakah kemacetan bisa berkurang atau malah bertambah.
"Kami akan evaluasi dalam seminggu ke depan, kami pantau di lapangan dan lihat dampaknya. Jika lebih efektif dari kondisi sebelumnya, maka kami permanenkan," tuturnya.
Untuk mengatur arus lalu lintas, dan menyosialiasikan kepada pengguna kendaraan, kata dia, pihaknya mengerahkan 20 personel gabungan dari Dishub dan Polri.
"Dari dishub 10 personel dan sisanya dari petugas Transjakarta dan Satlantas Polres Jakpus," ujarnya.
(mhd)