Ini Kata Guru Besar IPB Soal Pohon Maut di Kebon Raya Bogor
A
A
A
BOGOR - Tumbangnya pohon di Kebon Raya Bogor yang menewaskan lima pengunjung mendapat sorotan dari sejumlah kalangan akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Pasalnya, kondisi kesehatan tanaman dan tumbuhan pohon koleksi Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebon Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) harus segera melakukan pendeteksian sejak dini.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Kebun Raya Bogor pohon jenis damar agatis yang tumbang tersebut keropos disebabkan oleh rayap.
Padahal jika dilihat secara kasat mata, kulit pohon tersebut tampak baik. Namun ternyata didalam batang sudah rapuh dan keropos.
Guru Besar Entomologi Hutan IPB, Prof. Dr. Dodi Nandika, MS mengatakan deteksi kondisi kesehatan pohon dapat dilakukan dengan cara evaluasi visual dan evaluasi dengan bantuan teknologi.
"Untuk evaluasi visual ya dilakukan secara kasat mata. Seorang pakar bisa melakukannya dengan hanya mengetuk batang pohon. Namun kadang banyak kasus terdapat penyakit didalamnya yang tidak terlihat oleh mata. Untuk itu harus dilakukan evaluasi bantuan teknologi untuk pendeteksi kondisi kesehatan pohon," kata Dodi Andika di Fakultas Kehutanan IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin 12 Januari kemarin.
Namun, lanjut Dodi, tidak semua penyakit pohon ini bisa dilihat secara kasat mata dan ini yang membahayakan kesehatan pohon dan lingkungan sekitar.
Untuk itu ada cara khusus untuk mendeteksi kesehatan pohon. Seperti yang dilakukan di IPB yang mengembangkan teknik pendekteksi kesehatan pohon yakni dengan alat sonic tomography.
"Alat ini bisa mendeteksi kesehatan pohon seperti rontgen pada manusia. Hasilnya berupa pencitraan atau foto. Jadi bisa diketahui keadaan didalam batang pohon tanpa merusak pohon tersebut," ujarnya.
Dodi mengaku alat tersebut hanya satu-satunya di Indonesia. "Ini alat berasal dari Jerman harganya sekitar Rp250 juta," tuturnya
Pasalnya, kondisi kesehatan tanaman dan tumbuhan pohon koleksi Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebon Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) harus segera melakukan pendeteksian sejak dini.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Kebun Raya Bogor pohon jenis damar agatis yang tumbang tersebut keropos disebabkan oleh rayap.
Padahal jika dilihat secara kasat mata, kulit pohon tersebut tampak baik. Namun ternyata didalam batang sudah rapuh dan keropos.
Guru Besar Entomologi Hutan IPB, Prof. Dr. Dodi Nandika, MS mengatakan deteksi kondisi kesehatan pohon dapat dilakukan dengan cara evaluasi visual dan evaluasi dengan bantuan teknologi.
"Untuk evaluasi visual ya dilakukan secara kasat mata. Seorang pakar bisa melakukannya dengan hanya mengetuk batang pohon. Namun kadang banyak kasus terdapat penyakit didalamnya yang tidak terlihat oleh mata. Untuk itu harus dilakukan evaluasi bantuan teknologi untuk pendeteksi kondisi kesehatan pohon," kata Dodi Andika di Fakultas Kehutanan IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin 12 Januari kemarin.
Namun, lanjut Dodi, tidak semua penyakit pohon ini bisa dilihat secara kasat mata dan ini yang membahayakan kesehatan pohon dan lingkungan sekitar.
Untuk itu ada cara khusus untuk mendeteksi kesehatan pohon. Seperti yang dilakukan di IPB yang mengembangkan teknik pendekteksi kesehatan pohon yakni dengan alat sonic tomography.
"Alat ini bisa mendeteksi kesehatan pohon seperti rontgen pada manusia. Hasilnya berupa pencitraan atau foto. Jadi bisa diketahui keadaan didalam batang pohon tanpa merusak pohon tersebut," ujarnya.
Dodi mengaku alat tersebut hanya satu-satunya di Indonesia. "Ini alat berasal dari Jerman harganya sekitar Rp250 juta," tuturnya
(whb)