PMI Siap Bila DKI Hentikan Kupon Dana
A
A
A
JAKARTA - Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta siap jika Pemprov DKI menghapuskan kupon dana penggalangan PMI.
Ketua PMI DKI Jakarta Rini Sutiyoso mengatakan, pihaknya siap jika memang pemerintah akan menghapuskan kupon PMI.
"Kalau sudah memang jadi kebijakan, kita harus siap," katanya kepada wartawan saat acara penghargaan bagi pendonor yang sudah melakukan donor darah sebanyak 75 kali di Kantor PMI DKI Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (14/12/2014).
Rini menturkan, selama ini PMI selalu transparan. Namun jika ada kebocoran di tengah jalan dirinya tidak mengetahui.
"Setiap tahun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selalu mengaudit PMI," ujarnya.
Rini menuturkan, dana dari kupon penggalangan tersebut digunakan untuk operasional anggota yang melakukan pengambilan darah kepada pendonor. Kemudian operasional kegiatan tanggap bencana.
"PMI merupakan organisasi non-pemerintah yang fokus untuk tanggap bencana," tuturnya.
Sementara itu Christian, salah seorang warga mengaku senang jika kupon PMI dihapuskan, dengan demikian masyarakat tidak merasa dipaksa untuk menyumbang.
Seperti selama ini dirinya selalu dimintai uang sumbangan PMI ketika hendak menonton film di bioskop. Jika dalam sebulan dirinya dua kali menonton, dua kali juga dirinya menyumbang.
Intinya bukan masalah mau atau tidak, tapi sukarela atau tidak. Jika PMI bisa inovatif dalam menyosialisasikan programnya tentu masyarakat akan mendukung.
Ketua PMI DKI Jakarta Rini Sutiyoso mengatakan, pihaknya siap jika memang pemerintah akan menghapuskan kupon PMI.
"Kalau sudah memang jadi kebijakan, kita harus siap," katanya kepada wartawan saat acara penghargaan bagi pendonor yang sudah melakukan donor darah sebanyak 75 kali di Kantor PMI DKI Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (14/12/2014).
Rini menturkan, selama ini PMI selalu transparan. Namun jika ada kebocoran di tengah jalan dirinya tidak mengetahui.
"Setiap tahun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selalu mengaudit PMI," ujarnya.
Rini menuturkan, dana dari kupon penggalangan tersebut digunakan untuk operasional anggota yang melakukan pengambilan darah kepada pendonor. Kemudian operasional kegiatan tanggap bencana.
"PMI merupakan organisasi non-pemerintah yang fokus untuk tanggap bencana," tuturnya.
Sementara itu Christian, salah seorang warga mengaku senang jika kupon PMI dihapuskan, dengan demikian masyarakat tidak merasa dipaksa untuk menyumbang.
Seperti selama ini dirinya selalu dimintai uang sumbangan PMI ketika hendak menonton film di bioskop. Jika dalam sebulan dirinya dua kali menonton, dua kali juga dirinya menyumbang.
Intinya bukan masalah mau atau tidak, tapi sukarela atau tidak. Jika PMI bisa inovatif dalam menyosialisasikan programnya tentu masyarakat akan mendukung.
(whb)